Kategori Berita
Media Network
Kamis, 16 MARET 2023 • 16:33 WIB

Kisah Tunawisma Berjas yang Jadi Miliarder, Pernah Tidur dengan Anaknya di Toilet Stasiun

Kisah hidup Chris Gardner yang terinspirasi dari film The Pursuit of Happyness. (Instagram/ceoofhappyness/Columbia Pictures)

Masih ingat dengan film The Pursuit of Happyness yang diperankan aktor Will Smith pada 2006 silam? Film ini ternyata terinspirasi dari kisah hidup seorang pria bernama Chris Gardner, seorang tuna wisma yang selalu memakai jas dan menjadi sales hingga akhirnya merubah hidupnya.

Film berdurasi 117 menit itu menceritakan Gardner, yang berjuang melawan keras dan pahitnya hidup. Ia bahkan menjadi tunawisma selama setahun di San Francisco sambil membesarkan putra semata wayangnya.

Sinopsis The Pursuit of Happyness

 

Film ini diawali pada tahun 1981 di San Francisco, California. Linda dan Chris Gardner hidup di sebuah apartemen kecil bersama anak mereka yang berusia 5 tahun, Christopher. 

Baca Juga:  5 Film yang Bisa Jadi Inspirasi Merintis Bisnis

Gardner adalah seorang salesman berumur 30-an tahun yang menghabiskan seluruh tabungan keluarga untuk membeli franchise untuk menjual scanner tulang (Bone Density Scanner) portable.

Gardner memiliki target untuk menjual minimal 2 alat scan itu per bulan untuk dapat mencukupi kebutuhannya. Keluarga kecil ini mulai terpecah ketika mereka menyadari bahwa mereka tak mampu membayar sewa rumah dan tagihan-tagihan yang semakin menumpuk.

Semakin hari semakin sulit menjual produk tersebut hingga membuat pasangannya Linda (Thandie Newton) geram.

Tagihan tilang menumpuk, bayaran daycare sang anak sudah telat, pembayaran sewa rumah juga telah jatuh tempo sementara sudah lama tak satupun produknya terjual.

Linda yang bekerja di laundry pun kecewa hingga akhirnya pergi ke New York meninggalkan Chris dan anaknya.

Siapakan Chris Gardner di dunia nyata?

Christopher Paul "Chris" Gardner lahir pada 9 Februari 1954. Ia merupakan seorang wirausahawan, investor, pialang saham, pembicara motivasional, pengarang dan filantropis Amerika yang, pada awal 1980an, berjuang dengan keadaan ketunawismaan sambil membesarkan putranya yang masih balita, Christopher Gardner, Jr.

Ia menulis buku berisi kisah hidupnya yang berjudul 'The Pursuit of Happyness'. Buku itu kemudian diangkat menjadi sebuah film dengan judul yang sama.

Chris Gardner: salesman yang gak laku lalu ditinggal istri dan jadi tunawisma

The Pursuit of Happyness. (Columbia Pictures)

Chris Gardner merupakan seorang salesman yang menjual alat kesehatan. Namun ia tak mampu menjual satu alat pun selama berbulan-bulan.

Kondisi itu membuat ia ditinggalkan istrinya yang bernama Linda. Sampai akhirnya ia menemukan pekerjaan yang menurutnya bisa mengubah nasibnya.

Pada tahun 1980-an, Gardner yang berusia 27 tahun bekerja sebagai karyawan magang bergaji rendah di sebuah perusahaan pialang saham, Dean Witty Reynolds.

Namun bekerja di perusahaan pialang saham malah makin memperburuk keuangannya. Gardner pun diusir dari apartemen dan menjadi tunawisma bersama putranya.

Chris gardner tidur di toilet stasiun kereta dan makan seadanya

The Pursuit of Happyness. (Columbia Pictures)

Gardner dan putranya sering tidur di toilet sebuah stasiun kereta api, di penampungan gereja. Bahkan tak jarang mereka tidur di bawah kolong meja kantor setelah rekan-rekannya pulang.

Gardner dan putranya sering makan di dapur umum dengan uang seadanya. Tak jarang Gardner menitipkan anaknya ke penitipan agar ia tenang bekerja.

Karier Chris Gardner membaik dan buka perusahaan pialang sendiri

Kemiskinan yang menyelimuti hidupnya membuat Gardner termotivasi. Sampai akhirnya kariernya perlahan membaik dengan diangkat menjadi karyawan tetap.

Setelah memiliki uang, Gardner menyewa rumah untuk ia dan anaknya. Pada tahun 1987, Gardner resign dan membuka perusahaan pialang saham sendiri bernama Gardner Rich & Co, di Chicago, Illinois.

Rupanya, bisnis pialang saham miliknya berjalan lancar dengan mayoritas saham dipegang oleh Chris Gardner sendiri.

Perubahan Chris Gardner jadi miliarder 

Di tahun 2006, ia menjual saham Gardner Rich dan mendapat keuntungan jutaan dolar. Dengan modal itu, ia mendirikan perusahaan besar bernama Christopher Gardner International Holdings. Ia bahkan memiliki cabang di San Francisco, New York, dan Chicago.

Demi menciptakan peluang kerja yang signifikan, Chris Gardner berencana untuk memulai bisnis dengan investor Afrika Selatan.

Di usia 62 tahun, Gardner memiliki total kekayaan sebesar 600 juta dolar AS atau sekitar Rp800 miliar. Ia juga sudah keliling dunia dan menjadi motivator untuk membagikan kisah hidupnya.

Chris Gardner tak lupa beramal

Walau sudah kaya raya, Chris Gardner tak pernah lupa dari mana ia berasal. Ia menjadi donatur untuk sejumlah badan amal untuk para tunawisma.

Tak hanya itu, ia juga beramal ke setiap organisasi-organisasi yang menentang kekerasan terhadap perempuan.

Penghargaan Chris Gardner

Kisah hidupnya yang sangat menginspirasi membuat Gardner diganjar banyak penghargaan.

Baca Juga: Will Smith Nyesal Tampar Chris Rock, Hingga Kini Diakui Belum Bisa Tebus Kesalahan

Adapun penghargaan yang ia dapat yakni 'Father of the Year Award’, ’25th Annual Humanitarian Award‘ dan ‘Friends of Africa Award’.
 

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Kisah Tunawisma Berjas yang Jadi Miliarder, Pernah Tidur dengan Anaknya di Toilet Stasiun

Link berhasil disalin!