Kasus Burning Sun dibahas di Taxi Driver 2. (IMDB, Youtube/Asian Entertainment and Culture)).
Buat kamu yang ikutin drama Korea (drakor) berjudul 'Taxi Driver' season 2, pasti ngikutin episode 11 dan 12 yang berhubungan dengan skandal kasus sebuah kelab malam bernama 'Black Sun'. Ternyata episode tersebut ratingnya tinggi lantaran penggambaran kasus tersebut seolah terinspirasi dari kasus skandal Burning Sun.
Apa itu skandal Burning Sun? Skandal Burning Sunbisa disebut sebagai skandal di dunia hiburan di Seoul, Korea Selatan pada 2019 lalu yang melibatkan beberapa selebriti, publik figur, pengusaha, aparat, dan industri hiburan di Korea Selatan. Kejahatan yang dilakukan terdiri dari distribusi narkoba, prostitusi, penggelapan pajak, hingga korupsi.
Dalam episode 11 dan 12 di Taxi Driver, dperlihatkan gambaran kasus tersebut secara fiktif, seperti nama kelab malam yang dipakai Black Sun, adegan pemukulan di depan kelab, pesta para orang kaya di kelab malam, wanita yang dibius narkoba, hingga sosok bernama Victor yang dikaitkan dengan sosok idol kpop yang saat itu terlibat kasus serupa di dunia nyata.
Berikut fakta dan skandal Burning Sun dari beberapa sumber yang telah Indozone susun.
Kelab malam Burning Sun terletak di dalam Hotel Le Méridien yang berlokasi di 120 Bongeunsa-ro, Gangnam, Seoul, Korea Selatan yang berdiri pada 23 Fenruari 2018. Belum genap satu tahun, kelab ini sudah memiliki pendapat yang fantastis dan menjadi kelab paling pesat perkembangannya dibanding kelab malam lainnya di kawasan Gangnam, seperti yang dikutip dari penjelasan Jang Hansol, Youtuber asal Korea yang bisa berbahasa Indonesia di Youtube-nya empat tahun lalu.
Bahkan harga menu dan reservasi pesanannya sangat tinggi, khususnya yang kelas VIP. Jang Hansol sempat menerangkan bila salah satu menu dan meja tertinggi bisa mencapai Rp1,2 miliar bila dikonversikan dari mata uang Korea. Menu minuman mencantumkan sampanye Armand de Brignac dan set cognac Louis XIII, dengan harga ribuan dolar.
Burning Sun mengiklankan dirinya sebagai "kelab paling elegan dan terbaik di Korea Selatan". Adal level basement untuk EDM, tingkat kedua untuk hip hop, tiket masuk VIP, 60 meja VIP di dekat kotak dan panggung DJ, lantai dansa yang luas dan akomodasi untuk 1000 tamu.
Baca Juga: Seungri ex BIGBANG Divonis 3 Tahun Penjara atas Kasus Prostitusi dan Perjudian
CEO dari Burning Sun tersebut adalah Lee Moon-ho dan Lee Sung-hyun, mantan anggota dewan perusahaan yang mengoperasikan hotel Le Méridien Seoul. Sementara itu, perusahaan bernama Yuri Holdings turut memiliki saham di Burning Sun. Yuri Holding sendiri didirikan oleh Yoo In-seok dan salah satu member grup Kpop BigBang, Seungri.
Yuri Holdings, sendiri yang pemegang saham Burning Sun Entertainment yang mengoperasikan klub tersebut yang memiliki sebanyak 20 persen saham. Menurut media setempat, Seungri juga menjadi salah satu dari 7 direktur internal di Burning Sun.
Namun beberapa sumber lain mengatakan bila Seungri hanya merupakan wajah untuk mendongkrak popularitas Burning Sun. Ia juga disebut hanya sebagai investor, bukan pemilik dari kelab tersebut.
Dalam wawancara tersebut, Seungri mengatakan perincian saham Burning Sun adalah sebagai berikut: pemilik Le Méridien Seoul sebanyak 42 persen; Lee Sung-hyun (CEO Le Méridien Seoul) 8 persen; Yuri Holdings 20 persen, Nyonya Lin (investor Taiwan) 20 persen; dan Lee Moon-ho sebanyak 10 persen
Semua itu bermula dari kejadian yang dialami salah seorang pengunjung kelab bernama Kim Sang-kyo. Kim berkata bahwa dia berusaha membantu seorang wanita yang dilecehkan secara seksual, namun ia dihajar oleh seorang pria. Menurut kronologi yang disebutkan Jang Hansol, pria yang menyerangnya di dalam kelab yang merupakan seorang pelanggamn VIP.
Sang-kyo pun dibaw keluar dari kelab oleh seorang staf, namun dipukuli lagi oleh staf lagi tersebut. Staf yang memukulnya ini seolah menjadi bantalan, agar sang tamu VIP yang memukulnya tersebut tak terlibat dan bisa pulang dari kelab.
Setalah merasa diserang, Sang-kyo menelpon polisi. Namun saat polisi Yeoksam datang, kedua petugas yang datang tidak mau turun dan mobil, seolah sedang menunggu aba-aba, lalu akhirnya menangkap Sang-kyo yang malah dituduh sebagai pembuat keonaran.
Tal hanya sampai disitu, saat di kantor polisi, Kin Sang-kyo malah dijadikan tersangka lantaran ada tiga orang perempuan yang melaporkannya karena telah melakukan pelecehan. Sang-kyo pun ditahan dan disiksa di kantor polisi.
Kim memposting petisi di situs web Cheong Wa Dae yang merinci penyerangannya oleh staf Burning Sun dan penganiayaan oleh polisi; dan selanjutnya menyatakan bahwa pelanggan wanita dibius oleh staf dan klub memiliki hubungan yang korup dengan polisi distrik.
Petisi lain saat ini di situs menyerukan penyelidikan adegan klub, secara umum, dan druggings terjadi di sana. Cheong Wa Dae adalah situs web petisi berdasarkan We the People milik mantan Presiden Obama, dan diluncurkan pada Agustus 2017, pada hari ke-100 Presiden Moon menjabat. Petisi Kim telah menerima patokan 200.000 tanda tangan yang mendorong tanggapan resmi.
Setelah itu, pada 28 Januari, televisi MBC Newsdesk pun melakukan pelaporan dugaan penganiayaan tersebut. Dari kasus penganiayaan Kim Sang-kyo, mulai terbongkarlah beberapa kejahatan lain yang terjadi di Burning Sun.
MBC Newsdesk menyertakan dua video CCTV dari rekaman keamanan klub yang konon menunjukkan penyerangan Sang-kyo di dalam kelab, dan yang kedua menunjukkan seorang wanita diseret di lorong, dan diduga melakukan telah dibius.
Awalnya pihak Burning Sun membantah bila wanita itu sedang memakai narkoba. Mereka mengatakan bila wanita itu mabuk karena alkohol dan membuat onar sehingga diseret oleh pihak kemanan.
Sebuah laporan KBS segera menambahkan bahwa seorang mantan karyawan yang diduga telah berbicara tentang penggunaan obat-obatan terlarang di ruang VIP klub tersebut. Laporan tambahan oleh MBC, pada 14 Februari, termasuk dugaan klien VIP klub, mengatakan staf memintanya melalui pesan teks, menawarkan wanita yang tersedia untuk berhubungan seks, setelah menyiapkan mereka dengan obat perangsang. Dia mengaku telah menerima klip video dari staf, menunjukkan "seorang wanita mabuk diperkosa".
Dengan semua laporan kejahatan penganiayaan, narkotika, prostitusi, serta adanya dugaan suap dan korupsi, kasus ini diambil alih Badan Kepolisian Metropolitan Seoul (SMPA).
SMPA mengatakan tanggapan cepat dan penyelidikan tindak lanjut mereka lantaran pemberitaan di media telah menyeret anggota grup K-pop BigBang, Seungri, yang berhubungan dengan Burning Sun.
Isu peredaran narkoba di Burning Sun langsung diselidiki oleh pihak kepolisian yang melakukan tes urine kepada para korban maupun tamu VIP yang diduga memakai. Namun saat dites, hasilnya negatif.
Menurut Jang Hansol, ternyata narkoba yang digunakan bukan yang biasa. Narkoba yang disebarkan di kelab itu kabarnya adalah GHB (Gamma-hydroxybutyrate), atau sering dijuluki date-rape drugs (narkoba untuk memperkosa).
Sejatinya, obat GHB biasa digunakan untuk pembiusan dan bagian dari terapi untuk kecanduan alkohol dan opium. Obat GHB kerap disalahgunakan untuk kepentingan tertentu. Salah satunya termasuk tindakan seperti pelecehan seksual, kekerasan seksual, hingga perkosaan.
Penggunanya akan mengalami efurio, gairah seksnya meningkat, namun ia tidak menyadari tindakannya karena GHB itu membuat amnesia. Sehingga beberapa wanita yang dibius menggunakan GHB di Burning Sun tak sadar dirinya sudah diperkosa. Belum lagi narkoba ini akan hilang dari tubuh dalam waktu 1 x 24 jam, sehingga saat pemeriksaan hasil tes urinenya negatif.
Keterlibatan Seungri dan hubungannya dengan Burning Sun sebagai salah satu pemegang saham, wajah dari kelab tersebut, serta kerap bermain DJ segera menjadi isu hangat media. Ia pun mengundurkan diri dari posisi tersebut yang dikonfirmasi pihak YG Entertainment sebagai alasan bahwa ia akan mengikuti wajib militer sehingga harus mengundurkan diri.
Yang Hyun-suk kepala agensinya, YG Entertainment, merilis pernyataan pada 31 Januari, bahwa Seungri berada di klub pada 28 November, tetapi pergi sebelum insiden Kim terjadi.
Seungri juga memberikan pernyataan di Instagramnya pada 2 Februari 2019 yang menyatakan bahwa dia tidak hadir di klub selama dugaan penyerangan Kim, terlambat mendengarnya, dan mengaku tidak memiliki bagian dalam operasi atau manajemen klub. Ia juga meminta maaf bahwa dia tidak bertanggung jawab sejak awal.
Pada 26 Februari 2019, SBS FunE merilis bagian pertama dari rekaman KakaoTalk yang akan menjadi krusial dalam penyelidikan kasus ini, mengatakan bahwa asalnya adalah sumber anonim yang menyerahkannya ke Komisi Anti-Korupsi dan Hak Sipil pada 22 Februari.
Rekaman itu tampaknya melibatkan Seungri yang telah mengarahkan staf Burning Sun untuk mengatur pelacuran bagi investor asing yang datang ke Seoul, di kelab malam Gangnam lainnya.
Sosok yang menyerahkan bukti rekaman tersebut memiliki alasan tidak menyerahkan kepada kepolisian lanaran adanya kemungkina kolusi polisi dengan kelab malam. Polisi mengadakan konferensi pers pada tanggal 4 Maret, mengatakan bahwa mereka belum melihat pesan KakaoTalk tersebut dan meragukan kebenaran isinya yang bisa saja diedit. Namun SBS lalu menjelaskan dari mana sumber itu berasal.
Pada 27 Februari, Seungri diinterogasi oleh SMPA, wawancara panjang yang berlangsung semalaman dan termasuk tes narkoba. Seungri membantah tuduhan mencoba menyediakan jasa seks untuk calon investor asing (atau seks untuk bantuan bisnis) dan menampik tentang pesan KakaoTalk, yang telah diungkapkan oleh media, percakapan yang diduga dia lakukan dengan salah satu pendiri Burning Sun dan salah satu karyawannya.
Pada 10 Maret, Seungri didakwa atas tuduhan suap seks. Keesokan harinya, dia mengundurkan diri dari hiburan di akun Instagram-nya, menyatakan bahwa dia telah menyebabkan "gangguan sosial" dan mengatakan dia akan bekerja sama dalam penyelidikan.
Pada tanggal 1 April, SMPA mengumumkan bahwa mereka telah mendakwa Seungri dan rekan bisnisnya Yoo dari Yuri Holdings atas tuduhan penggelapan dari kelab Monkey Museum (kelab malam lain), yang mereka buka pada tahun 2016. Tuduhan selanjutnya menyatakan bahwa dana dari Yuri Holdings digunakan untuk membayar biaya pengacara untuk kasus kriminal yang melibatkan karyawan kelab.
Pada tanggal 29 April, tajuk utama Chosun Ilbo, "Mitra Bisnis Seung-ri Mengakui Adanya Pelacuran", yang kemudian membuat Seungri dan Yoo diinterogasi oleh SMPA. Seungri terus menyangkal keterlibatannya dengan prostitusi, sementara rekan bisnisnya Yoo akhirnya mengakui bahwa dia memasok pelacur ke enam atau lebih lebih banyak investor Jepang di klub malam Gangnam mereka pada Desember 2015.
SMPA memiliki jejak kertas transaksi uang, pembayaran kartu kredit YG Entertainment oleh Seungri dan transfer kawat oleh Yoo, dan percakapan ruang obrolan keduanya dengan Jung tentang pengaturannya dan telah mendakwa 17 pelacur dan mucikari terkait peristiwa tersebut.
Seungri dipanggil untuk ditanyai tentang dugaan penggelapan dana klub Burning Sun untuk pertama kalinya, pada 2 Mei, setelah enam belas interogasi sebelumnya tentang dugaan pengaturan layanan seksual untuk investor.
Presiden Korea Selatan, Moon Jae In angkat bicara soal kasus yang tengah ramai diperbincangkan di Korea bahkan dunia, yakni kasus klub Burning Sun. Dikutip dari Soompi, Presiden Moon Jae In menerima beberapa laporan tentang kasus tersebut, Salah satunya Burning Sun yang ingin kasus tersebut diselidiki secara menyeluruh.
Presiden Moon juga menyadari ada kecurigaan bahwa organisasi seperti kejaksaan dan kepolisian sengaja melakukan penyelidikan yang lemah untuk melindungi para tersangka serta menyembunyikan kebenaran sesungguhnya di masa lalu.
"Poin utamanya adalah menemukan kebenaran yang nyata di balik kasus-kasus dan kecurigaan perlakuan khusus yang diberikan organisasi investigasi seperti kejaksaan, kepolisian, dan layanan pajak nasional," katanya.
Moon Jae In menyerukan agar kasus-kasus tentang klub yang berada di distrik Gangnam, seperti Burning Sun, dilakukan penyelidikan menyeluruh terhadap tuduhan bahwa pemilik klub menggunakan cara ilegal untuk menjalankan perusahaannya. Di antaranya adalah memberikan obat-obatan terlarang dan bantuan seksual kepada pelangganya, serta menerima perlakuan khusus dari organisasi yang berwenang.
Kasus-kasus seperti itu yang membuat para tersangka dilindungi, katanya, kemungkinan sudah terjadi sejak lama. Namun, mengungkapkan kebenaran dan fakta yang memalukan tentang agen investigasi yang dapat dipercaya merupakan misi yang harus dilakukan dengan tanggung jawab oleh para pimpinan kejaksaan dan kepolisian saat ini.
Menurutnya, kemungkinan kasus-kasus tersebut terjadi di pemerintahan masa lalu. Sebelum Moon Jae In, Presiden Korea yang berkuasa adalah Park Geun Hye yang harus dicopot karena melakukan korupsi besar-besaran.
Oleh karena itu, katanya, ada kemungkinan bahwa kejahatan dengan pola yang sama terjadi selama pemerintahannya saat ini. Dengan demikian, ia pun meminta penyelidikan menyeluruh dan menghukum siapapun yang tersangkut kasus tanpa pandang bulu.
Reporter investigasi SBS yang memeriksa pesan obrolan KakaoTalk yang dikirim oleh pelapor ke stasiun televisi SBS funE adalah Kang Kyung-yoon. Pekerjaan sebelumnya termasuk melaporkan kasus korupsi yang berkaitan dengan mantan Presiden Park Geun-hye.
Ketika dia mulai mewawancarai beberapa korban video tersebut, dia menemukan bahwa mereka tidak mengetahui keberadaan mereka. Dia berkata, “Beberapa dari mereka memohon, 'Tolong selamatkan saya. Bagaimana saya hidup setelah ini?’”Dia berkata bahwa mereka malu dan marah tetapi takut "memakai surat merah sebagai korban kejahatan seks", dan takut diidentifikasi.
Kang berkata bahwa penyelidikan video seks dilihat oleh sebagian orang sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari skandal korupsi yang lebih besar dengan berbagai tuduhannya, tetapi dia menganggapnya sebagai masalah sosial serius yang perlu dilaporkan.
Pada akhir Maret 2019, Seungri mengatakan kepada direktur program investigasi SBS, Unanswered Questions, dalam sebuah pesan teks, bahwa pengacara, pelapor, dan jurnalis bertanggung jawab atas semua tuduhan kriminal terhadapnya, tidak memeriksa fakta dengan benar dan merusak karirnya untuk keuntungan pribadi mereka sendiri".
Pada bulan Juni, tim produksi Unanswered Questions (juga disebut I Want to Know) menerima Hadiah Utama Penghargaan Kesetaraan Gender Kota Seoul, sebagian karena liputan mereka tentang skandal tersebut
Baca Juga: Jadwal Berbenturan dengan Proyek Lain, Esom Tak Akan Hadir di 'Taxi Driver' Season 2
Penangkapan terkait Burning Sun termasuk CEO Lee Moon-ho yang ditahan dan didakwa menggunakan narkoba dan mendistribusikan narkoba kepada pelanggan Burning Sun. Lainnya termasuk anggota dewan Burning Sun Jang, tersangka penyerang pengunjung klub Kim Sang-kyo, anggota grup obrolan bernama Kim yang mendistribusikan video terlarang, dan penjaga keamanan Club Arena Yoon, yang dituduh menyerang tamu pada tahun 2017.
Seorang promotor Cina, bernama Anna, usia 26 tahun, diselidiki atas penggunaan dan distribusi narkoba, tetapi tidak ada penangkapan yang dilakukan. Seorang pemilik Arena, Kang Mo, usia 46, dan "kepala boneka" klub, bermarga Lin, ditangkap atas tuduhan penggelapan pajak, diduga tidak membayar pajak sebesar 16,2 miliar dimenangkan (US$14,31 juta) antara 2014–2017.
Pada tanggal 11 April, SMPA mengatakan 59 orang telah ditangkap terkait dengan tuduhan penggunaan dan distribusi narkoba dalam skandal Burning Sun, dan 11 orang ditahan.
Mantan petugas polisi Gangnam Kang, usia 44, ditangkap karena tuduhan menjadi perantara antara Burning Sun dan petugas polisi lainnya, dan dipesan karena membantu insiden minum di bawah umur di Burning Sun, yang dipimpin oleh co-CEO Lee Sung-hyun mengaku membayarnya.
Pemecatan dan investigasi polisi termasuk pengawas senior Yoon, yang mengenal Yoo, dan membantu insiden minum di bawah umur dan pelanggaran zonasi bisnis Monkey Museum, dan didakwa melanggar Permohonan yang Tidak Benar dan Undang-Undang Graft karena menerima tiket konser dari Seungri. Seungri pun menampik beberapa tuntutan pengadilan kepadanya, namun juga mengakui beberapa dakwaan lainnya.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: