Adegan di serial 'The Night Agent'. (IMDB).
Netflix seakan nggak ada habisnya menayangkan serial bergenre thriller politik yang penuh konspirasi. Kali ini, konspirasi politik tersebut diceritakan secara detail dalam serial The Night Agent yang sukses menduduki peringkat teratas Netflix global selama beberapa minggu sejak awal penayangannya.
Serial yang dibintangi oleh Gabriel Basso, Luciane Buchanan, Hong Chau, Fola Evans-Akingbola, DB Woodside, dan sederet pemain lainnya menceritakan tentang konspirasi politik dibalik Gedung Putih yang menumbalkan agen FBI.
Sebelumnya, The Night Agent sudah lebih dulu diterbitkan dalam sebuah novel karya Matthew Quirk tahun 2019 sebelum akhirnya diadaptasi menjadi sebuah serial televisi spy thriller oleh Shawn Ryan dalam sepuluh episode.
Baca Juga: 5 Drama Korea yang Angkat Mitologi dan Cerita Rakyat Korea Selatan, Seru Banget!
The Night Agent menceritakan petualangan Peter Shuterland (Gabriel Basso) yang merupakan agen FBI tingkat rendah sekaligus pahlawan nasional Amerika Serikat setelah berhasil menghentikan aksi peledakan bom di kereta yang menyelamatkan banyak nyawa. Sayangnya, meski berusaha mengejar sang pelaku namun pada akhirnya ia berhasil lolos setelah Peter tertabrak mobil.
Sejak kejadian tersebut, Peter direkrut untuk bekerja di Gedung Putih oleh Diane Farr (Hong Chau) yang merupakan Kepala Staf Presiden. Jadi selain bekerja sebagai agen FBI, Peter juga seorang pegawai di ruang bawah tanah Gedung Putih yang ditugaskan untuk menerima sebuah telepon dari mata-mata yang bahkan hampir tidak pernah berdering. Bisa dibilang, Peter adalah karyawan gabut dengan pekerjaan yang nggak penting, tapi di tempat yang sangat penting.
Tapi siapa sangka, sebuah telepon dari Rose Larkin (Luciane Buchanan) seorang mantan CEO perusahaan teknologi, akan menjadi mimpi buruk sekaligus mengubah hidupnya seratus delapan puluh derajat. Ia berusaha kabur dari seorang pembunuh, setelah paman dan bibinya memberikan nomer telepon night action untuk meminta bantuan. Setelah berhasil diselamatkan, Rose yang masih ketakutan dan tidak percaya bahwa paman dan bibinya adalah seorang mata-mata Presiden, akhirnya diamankan oleh Peter atas perintah Diane Farr.
Benar saja, sejak saat itu Peter dan Rose selalu dikejar oleh dua pembunuh bayaran yang sama. Terjebak oleh situasi yang rumit, Peter dan Rose memutuskan untuk mencari tahu kebenaran dibalik pembunuhan paman dan bibi Rose yang ternyata membawa keduanya pada sebuah konspirasi politik mengejutkan di dalam Gedung Putih.
Meski pemain utamanya jelas pada Peter Sutherland dan Rose Larkin, tapi The Night Agent memiliki beberapa karakter penting lainnya yang nggak bisa terlewatkan.
Selain Diane Farr, karakter kuat lainnya secret service Chelsea Arrington (Fola Evans-Akingbola) yang ditugaskan untuk menjaga puteri Wakil Presiden Redfield (Christopher Shyer) bernama Maddie Redfield (Sarah Desjardins) bersama partner barunya Erik Monks (DB Woodside), yang baru kembali bekerja pasca dirinya tertembak setelah menyelamatkan Presiden AS sebelumnya. Pengalamannya akan membantu kasus penculikan puteri Wakil Presiden AS yang ternyata bersinggungan dengan kasus Peter.
Setelahnya, pengembangan cerita dan benang merah antar karakter makin seru dan menarik. Semua orang dipandang sebagai tersangka yang potensial dalam beberapa skandal.
Konflik kepercayaan pun mulai terjadi, seperti yang dikatakan paman dan bibi Rose sebelum keduanya terbunuh bahwa ada pengkhianat dalam Gedung Putih. Rasanya, penonton juga ikut menebak hampir semua orang yang dianggap berpotensi sebagai traitor.
Kayaknya nggak perlu diragukan lagi chemistry tiap lakon di serial ini. Semuanya aktingnya epik! Mulai dari Peter dan Rose yang nggak perlu banyak adegan mesra, tapi body language dan act of service keduanya untuk saling melindungi berhasil bikin penonton baper.
Chelsea dan Maddie yang membuktikan kalau secret service dan puteri Wakil Presiden bisa jadi bestie yang selalu ada. Kita bisa melihat ikatan emosional dari dua karakter yang berbeda. Terlebih, saat Chelsea mengetahui kalau Maddie diculik, emosi yang ditunjukkannya antara ketakutan dan perasaan bersalah. Jika sesuatu terjadi pada Maddie, karirnya tentu akan berakhir tetapi itu juga berarti ia akan kehilangan teman dekatnya.
Tekanan yang dialami Chelsea benar-benar menunjukkan kekuatan dan dedikasi darinya, bahkan sampai rela melangkahi tugasnya dengan bantuan Erik demi menyelamatkan Maddie.
Ada lagi pasangan pembunuh bayaran Ellen (Eve Harlow) dan Dale (Phoenix Raei) yang selalu kompak saat melancarkan aksi brutal mereka namun sebetulnya punya keinginan untuk hidup normal.
Sayangnya sebelum mewujudkan mimpi mereka, keduanya berhasil dibunuh setelah beberapa kali menaklukkan orang-orang yang membantu Peter dan Rose dalam menyelidiki kasus pembunuhan paman dan bibinya.
Terlepas dari itu, semua pasti setuju kalau karakter di serial ini nggak ada yang lembek. Rose yang selalu berani dan nekad melakukan sesuatu, benar-benar karakter yang dibutuhkan dalam setiap film thriller. Belum lagi, kemampuan khususnya untuk meretas file terlihat badass!
Begitu juga dengan Maddie Redfield, saat diculik ia nggak kehabisan akal untuk mencari bantuan dan membocorkan lokasi penculikannya. She nailed it dengan mengirim pesan khusus untuk Chelsea. Aktingnya juga patut diacungi jempol! Terlebih saat adegan lari ketakutan benar-benar terlihat natural dan nggak berlebihan.
Baca Juga: Review Murder Mystery 2: Kombinasi Komedi yang Absurd dan Whodunnit yang Berantakan
Penikmat adrenaline rush tentu saja akan cukup dimanjakan oleh serial ini. Adegan aksi hampir selalu ada di setiap episodenya yang bikin penonton butuh jeda sejenak untuk bernapas.
Serial ini sangat menarik, meski ada beberapa dialog yang sepertinya terlalu cheesy dan dipaksakan. Misalnya, percakapan dua pembunuh bayaran yang memimpikan kehidupan yang berbeda namun di satu sisi masih mempertahankan ego dan ambisi pada pekerjaan mereka.
Serial yang sudah tayang di Netflix sejak 23 Maret lalu ini, sudah dipastikan akan berlanjut ke musim kedua pada tahun mendatang setelah Peter menerima tugas baru untuk menjadi seorang Night Agent. Apakah lebih berbahaya dengan taruhan nyawa yang lebih tinggi?
Artikel menarik lainnya:
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: