Film The Architecture of Love.
INDOZONE.ID - Bagi para penggemar novel Ika Natassa, khususnya para pencinta "The Architecture of Love" mungkin ada beberapa bagian yang terasa hilang dan karakter yang tak seharusnya ada dalam film adaptasi tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Teddy Soeriaatmadja, sutradara dari film "The Architecture of Love," dalam sebuah podcast bersama Raditya Dika.
Dalam wawancara tersebut, Teddy menjelaskan bahwa tidak semua elemen dalam novel bisa divisualisasikan dengan baik dalam medium sinematik.
Proses interpretasi dari naskah novel ke naskah film yang ditulis oleh Alim Sudio memerlukan kreativitas, bahkan dengan penambahan karakter untuk memperkuat pondasi cerita.
Sebagian besar adegan dalam film juga diadaptasi secara nonverbal (cukup di wakili dengan ekspresi) dari naskah novelnya.
"The Architecture of Love," yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama, mengisahkan Raia (diperankan oleh Putri Marino), seorang penulis yang mengalami writer's block setelah mengetahui perselingkuhan suaminya. Setelah memutuskan untuk bercerai, Raia pergi ke New York untuk mencari kembali inspirasinya.
Di sana, ia bertemu dengan River (diperankan oleh Nicolas Saputra), seorang pria yang membantunya menemukan kembali hasrat menulisnya.
Sebagian besar adegan dalam film ini mengambil latar di New York, Amerika Serikat. Berbeda dengan kebanyakan film Indonesia yang hanya mengeksploitasi lanskap luar negerinya, film ini menghadirkan nuansa New York yang begitu adem dan nyaman untuk ditonton.
Terlebih lagi, visualnya didukung oleh color grading yang menyenangkan bagi mata penonton.
The Architecture of Love telah tayang pada 30 April 2024 di bioskop Indonesia.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.