Selasa, 07 MARET 2023 • 13:12 WIB

3 Rekomendasi Film Terbaik Non Horor-Thriller Adaptasi Novel Stephen King

Author

Kiri: Penulis Stephen King. Kanan: Poster film The Shawshank Redemption. (REUTERS/Tom Brennerr/IMDb)

Stephen King merupakan seorang penulis yang sudah banyak dikenal dengan karya cerita bergenre horornya. Selain itu, sudah banyak karya Stephen King yang diadaptasi ke layar lebar seperti It (2017), The Mist (2007), Salem’s Lot (1979) terkenal menampilkan sosok makhluk yang sangat mengerikan. 

Film lainnya seperti Misery (1990), The Shining (1980), Secret Window (2004) lebih fokus membuat penonton tegang, greget, dan ikut bertanya-tanya dengan segala misteri di dalam film. 

Namun, di luar dari karya horor dan thriller, penulis berusia 75 tahun itu juga menghasilkan karya bergenre drama yang ketika diadaptasi menjadi film mendapat respon positif baik dari penonton.

Baca Juga: Stephen King Berikan Kritik Pedas ke Twitter, Jawaban Elon Musk Santuy Banget!

Berikut ini 3 film adaptasi cerita Stephen King dengan genre drama yang wajib kamu tonton:

1. The Shawshank Redemption (1994)

Ya, pasti banyak sekali pecinta film yang sudah tidak asing dengan film ini. Film ini memegang posisi film dengan rating tertinggi di platform IMDb. Film ini menceritakan seorang bankir bernama Andy Dufresne (Tim Robbins) yang dihukum seumur hidup atas tuduhan pembunuhan sang istri dan selingkuhannya. Andy yang merasa dirinya tidak bersalah, harus belajar untuk hidup di dalam penjara bersama tahanan lain dengan masa tahanan yang panjang.

Film ini diadaptasi dari novel berjudul Rita Hayworth and Shawshank Redemption dalam buku Different Seasons. Dengan durasi sektar 2,5 jam, film ini mampu menyajikan betapa apiknya pengembangan karakter dari tokoh-tokohnya. Andy dengan kepintaran dan ketenangannya dapat secara perlahan merangkul kepercayaan para sipir dan teman sesama tahanan. 

Penonton akan dibuat simpati dengan para tahanan. Karena diantaranya menunjukkan perasaan seperti ketakutan akan kebebasan, keinginan memulai kembali, penerimaan akan keadaan, kesetiakawanan, dan lainnya. Secercah harapan yang dimiliki Andy, membuat dirinya bisa terus bertahan dan memberi arti pada teman-temannya, terutama bagi Red (Morgan Freeman). 

Film ini sangat recommended untuk ditonton. Tidak hanya plotnya, namun sinematografi serta dialog dan narasi yang ciamik juga menjadikan experience menontonnya sangat worth it. Dan tentunya, ‘penebusan’ yang dilakukan Andy menjadi twist yang epik!

2. Stand By Me (1986)

Masih dari buku yang sama, dengan novel berjudul The Body, film ini menceritakan tentang 4 sahabat kecil yang melakukan perjalanan dua hari satu malam untuk mencari mayat seorang pemuda yang hilang dari kota kecil mereka. Mereka menyusuri rel kereta dengan berjalan kaki untuk mencapai tempat tujuannya. Film ini disutradarai oleh Rob Reiner, dan dibintangi oleh Will Wheaton, Jerry O’Connell, Corey Feldman, dan mendiang River Phoenix (kakak Joaquin Phoenix) yang masih muda pada saat itu.

Meski terdengar sederhana, di sinilah kita mulai berkenalan dengan keempat tokoh dengan karakter dan latar belakang yang berbeda. Gordie, anak bungsu dari orang tua yang berduka. Chris, bocah yang dianggap tidak bermoral hanya karena kesalahan kecil. Teddy, anak yang sering dipukuli ayahnya yang dianggap pahlawan. Dan Vern, bocah polos yang memprakarsai petualangan itu.

Menonton Stand By Me, penonton juga diajak bernostalgia tentang perasaan menjadi anak kecil kembali, menjadi anak berusia 12 tahun. Para aktor cilik di film ini berakting dengan sangat baik. Plot cerita juga berjalan dengan natural dan seru. Dengan diselipkan ketegangan akibat konflik antara anak-anak tersebut dengan remaja nakal yang lebih tua dari mereka.

Dan pada akhirnya, film ini juga menyentil ironi tentang persahabatan masa kecil. Yang terkadang, untuk banyak orang, hanya menjadi lembaran cerita yang disimpan rapat di masa lalu.

Film Stand By Me sekarang sudah bisa dinikmati di Netflix. Jangan lupa untuk jadikan film ini watchlist kalian!

3. The Green Mile (1999)

Bagaimana rasanya menjadi penjaga di penjara, sekaligus menjadi algojo untuk terpidana mati? Dan hal terburuk apa yang bisa terjadi?

The Green Mile, dalam ceritanya, merupakan nama sebuah tempat di mana terpidana mati akan menjalankan akhir sisa hidupnya, sebelum dieksekusi mati dengan kursi listrik. Film yang diangkat dari novel berjudul sama ini juga disutradarai oleh sutradara yang menggarap The Shawshank Redemption, Frank Darabont. 

Paul (Tom Hanks) dan para sipir lainnya pada suatu hari kedatangan terpidana mati bernama John Coffey (Michael Clarke Duncan), pria kulit hitam bertubuh kekar setinggi nyaris dua meter, yang dianggap bersalah atas pembunuhan dua gadis kecil. Namun lambat laun Paul menyadari, bahwa John memiliki ‘karunia’ yang membuatnya memandang John sebagai orang baik yang tidak bersalah.

Film dengan durasi sekitar tiga jam ini juga baik sekali dalam pengembangan karakternya. Tokoh sipir yang baik, sipir yang keji, tahanan yang sopan, tahanan yang sedikit ‘gila’, dan tahanan yang paling dibenci semua orang, semuanya akan meninggalkan kesan membekas pada para penonton. Terutama karakter John, yang bahkan dari awal akan membuat penonton bertanya-tanya, bagaimana mungkin orang sepertinya dianggap pembunuh?

Sentuhan fantasi dalam film ini disajikan dalam porsi yang cukup tanpa membuat jomplang sisa cerita. Penyutradaraan yang baik, dan cerita yang keren sungguh membuat film ini sayang untuk dilewatkan.

Baca Juga: Review 'Firestarter': Wajah Baru Cerita Pyrokinesis Stephen King yang Datar

Itulah 3 rekomendasi film yang diadaptasi dari novel Stephen King. Sudah nonton yang mana guys?

Artikel Menarik Lainnya:

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: