Pemutaran perdana film thriller Winnie the Pooh: Blood and Honey di Hong Kong, dibatalkan setelah perusahaan jaringan bioskop di kota itu menolak untuk menayangkan film tersebut tanpa alasan.
Seperti dilansir Reuters, pihak distributor VII Pillars Entertainment enggak mengetahui dengan pasti alasan pembatalan penayangan film yang dijadwalkan pada 23 Maret 2023 di 32 bioskop di Hong Kong.
"Tentu saja kami merasa sangat kecewa. Sungguh sangat enggak bisa dipercaya, bahwa pihak bioskop membatalkan penayangannya setelah beberapa perjanjian yang telah disepakati," kata juru bicara VII Pillars, Ray Fong.
Baca Juga: Film Horor 'Winnie The Pooh' Dijadwalkan Rilis di Bioskop pada Februari 2023
Muncul meme Presiden Xin Jinping berwajah Pooh
Sebelumnya, pemerintah China mengawasi munculnya meme wajah Xin Jinping yang disangkan dengan karakter beruang Pooh itu.
Meme tersebut muncul ketika Xin Jinping datang ke Amerika Serikat, memenuhi undangan Barack Obama pada 2013 yang digambarkan sebagai karakter Pooh dan Tigger.
Sementara itu, pihak Office for Film, Newspaper and Article Administration (OFNAA), menyatakan bahwa mereka telah mengeluarkan sertifikat persetujuan untuk pemohon. Hanya saja, peraturan bioskop di Hong Kong menyesuaikan dengan pertimbangan komersial dari bioskop yang bersangkutan.
Baca Juga: Winnie the Pooh Karakter Lucu di Masa Kecil, Kini Jadi Pembunuh Berdarah yang Mengerikan
"Kami tidak akan mengomentari mengenai pengaturan tersebut," kata juru bicara OFNAA.
Sedangkan sutradara film Rhys Frake-Waterfield beranggapan, ada hal misterius yang tengah terjadi sekaligus meragukan adanya klaim masalah teknis.
"Pihak bioskop telah setuju untuk menayangkan film. Lalu semua pihak secara mandiri memiliki keputusan yang sama dalam waktu semalam. Ini jelas bukan sebuah kebetulan. Film itu telah tayang di lebih dari 4000 bioskop seluruh dunia, tetapi hanya 30-an bioskop di Hong Kong yang memiliki masalah seperti itu," ujar dia.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: