Minggu, 30 APRIL 2023 • 13:38 WIB

Review The Nurse: Kisah Nyata Perawat Psikopat Christina Aistrup Hansen

Author

Film The Nurse. (Netflix)

'The Nurse' adalah serial drama kriminal terbaru dari Netflix original Denmark, yang diangkat dari kisah nyata seorang perawat rumah sakit bernama Christina Aistrup Hansen. Ia ditangkap karena tuduhan membunuh pasiennya dengan menggunakan obat-obatan yang fatal.

Serial yang didasarkan pada novel karya Kristian Corfixen berjudul “The Nurse: The True Story Behind One of Scandinavia’s Most Notorious Criminal Trials”, mendokumentasikan kisah mengerikan tersebut yang kemudian diangkat menjadi sebuah serial oleh Kasper Barfoed yang juga merupakan sutradaranya. 

Cerita dan plotnya memang mirip dengan film Netflix tahun lalu berjudul The Good Nurse, yang diperankan oleh Eddie Redmayne dan Jessica Chastain. Sang pelaku, Charlie Cullen, dihukum karena telah melakukan pembunuhan 40 pasien, di mana 29 di antaranya yang terkonfirmasi. 

Sama seperti Charlie, Christina dalam serial ini juga merupakan seorang perawat rumah sakit. Sedangkan peran Jessica Chastain saat itu sama dengan tokoh Pernille di serial ini, yang sama-sama mencurigai dan melaporkan koleganya pada polisi karena tuduhan membunuh pasien. 

Baca Juga: Review Angin Timur: Film yang Bikin Terenyuh Melihat Nasib Nelayan di Indonesia

Sinopsis The Nurse

Meski sama-sama menceritakan sadisnya perawat pembunuh berantai, namun true crime story kali ini bukan berasal dari Amerika, melainkan negara Eropa.

Dibintangi oleh Fanny Louise Bernth, Josephine Park, Peter Zandersen, dan Amalie Lindergard menceritakan tentang seorang perawat Denmark yang cakap dan sempurna bernama Christina Aistrup Hansen, yang dituduh melakukan pembunuhan dengan sengaja terhadap pasien-pasien di Rumah Sakit Nykobing Falster.

Cerita bermula dari kejadian di tahun 2012, saat seorang pria tua bernama Arne tiba-tiba ditemukan pingsan di rumahnya dan dilarikan ke rumah sakit terdekat. Setelah diperiksa, kondisinya makin membaik dan diperbolehkan pulang besoknya. 

Tapi saat malam hari, tiba-tiba ada seseorang yang memberinya obat fatal dan berbahaya lewat selang infus. Pasien tersebut pun pada akhirnya meninggal setelah mengalami gagal jantung. 

Sementara itu, Arne yang tidak punya riwayat penyakit jantung pun akhirnya membuat saudara laki-lakinya, Kenny, untuk menyelidiki kasus kematiannya. Awalnya pihak rumah sakit bersedia membantu, namun hasilnya justru menjadi tanda tanya besar. 

Arne dinyatakan meninggal bunuh diri, setelah ditemukan adanya morfin dan diazepam dengan dosis tinggi pada tubuhnya. 

Kasus ini pun akhirnya ditutup dan cerita berlanjut ke tahun 2015, dimana seorang ibu muda tunggal sekaligus bernama Pernille Kurzmann (Fanny Louise Bernth), baru saja pindah ke kota setelah menyelesaikan kursus keperawatannya, untuk mengambil pekerjaan sebagai perawat di Rumah Sakit Nykobing Falster. 

Rumah sakit yang tidak begitu besar dengan fasilitas yang secukupnya. Mereka bahkan tidak mempunyai sistem catatan mengenai stok obat-obatan yang ada maupun yang digunakan oleh perawat dari ruang obat. 

Namun karena Pernille semangat memulai pekerjaannya, ia mengindahkan hal tersebut. Di sana, ia ditugaskan untuk menangani pasien di bangsal darurat. Dan sebagai perawat baru, ia dipasangkan dengan perawat ‘superstar’ yang terampil, pintar, dan terkenal di kalangan para dokter. Ia adalah Christina Aistrup Hansen (Josephine Park) yang telah menyelamatkan banyak pasien dalam kondisi darurat dan tetap tenang.

Selain kedua hal tersebut, Christina punya ciri khas unik dan agak nyentrik yang membuatnya terlihat beda dibanding perawat-perawat lainnya di sana. Eyeliner tebal pada matanya tampak tajam, ia juga mempunyai banyak tindikan di telinga, dan menggunakan gelang kaki. Benar-benar sosok perawat yang nggak biasa.

Terlepas dari itu semua, tentunya hal ini merupakan golden ticket bagi Pernille untuk belajar dari sosok yang sangat terampil dan cerdas. Dan perlahan, keduanya mulai akrab dan mampu bekerja sama dengan baik. Bahkan, mereka memiliki julukan “dream team” berkat kekompakan keduanya. 

Tapi, suatu saat ada yang aneh dengan gelagat Christina yang membuat Pernille merasa aneh dan kurang nyaman. Christina ketahuan berbohong dan mendramatisir keadaan yang seharusnya tidak terjadi, bahkan ambisinya untuk menyelamatkan pasien kritis karena gagal jantung saat itu lebih tampak seperti orang yang sedang bergairah seks. 

Pernille yang saat itu sedang menjalin hubungan dengan dokter kepala UGD, Niels Lunden, berusaha memberitahukan keanehan yang dilakukan Christina saat di rumah sakit. Tapi reaksi Niels berkebalikan dengan cerita-cerita yang ia dengar dari beberapa perawat di rumah sakit tentang Christina. 

Kali ini, tidak ada alasan lain bagi Pernille untuk tidak mencurigai Christina. Terlebih saat banyaknya pasien yang meninggal karena gagal jantung di malam saat Christina bekerja, padahal kondisi pasien-pasien tersebut sangat stabil dan baik-baik saja. Belum lagi, jarum suntik yang beberapa kali ditemukan dalam sampah dan stok obat fatal yang berkurang jumlahnya.

Pernille pun menyimpulkan bahwa Christina yang dengan sengaja menyuntikkan morfin dan diazepam kepada tiap pasien yang selama ini tiba-tiba mengalami gagal jantung dan meninggal. Sadar bahwa ia harus mengumpulkan bukti kuat untuk dilaporkan pada polisi, Pernille menggali lebih banyak informasi termasuk riwayat pasien sakit dan meninggal. Tapi, mampukah ia melawan Christina seorang diri?

Akting jempol dalam empat babak

Mini-seri dalam empat episode dan durasi rata-rata sekitar 40-50 menit berhasil dikemas secara padat, tajam, dan bikin deg-degan. Sutradara sekaligus penulis Kasper Barfoed berhasil menuangkan sudut pandang Pernille terhadap sosok Christina.  

Memainkan tokoh protagonis, Pernille digambarkan sebagai sosok yang cukup berani dibalik kebingungan dan gugup ketika mendapati rekan kerjanya adalah seorang pembunuh. 

Akting Fanny Louise Bernth sangat meyakinkan! Apalagi ketika ia mengalami perubahan emosinal dari rasa kagum terhadap rekan kerjanya, Christina, dan berubah menjadi jijik, takut, dan tidak percaya setelah mengetahui aksi jahatnya.

Begitu juga dengan Josephine sebagai Christine, aktingnya yang manipulatif dan licik demi menutupi kejahatannya, mampu mendoktrin rekan kerjanya bahwa ia adalah orang yang paling serba bisa sekaligus mandiri sebagai ibu tunggal.

Film The Nurse. (Netflix)

Nggak dipungkiri kalau serial The Nurse memang worth to watch untuk pecinta kisah nyata kriminal. Siapa sangka, ambisi Christina untuk terus menjadi ‘superstar’ membuatnya rela melakukan segala sesuatu agar selalu menjadi sosok yang diandalkan.

Kurangnya sisi hukum yang dibahas

Namun fikm ini berbeda dari The Good Nurse yang menceritakan proses hukum yang diterima pelaku setelah aksi jahatnya terbongkar dan berhasil dilaporkan oleh rekan perawatnya ke polisi. Ada tambahan adegan dan footage rekaman mengenai pelaku yang diinterogasi polisi saat itu.

Sementara itu, The Nurse tidak terlalu menyoroti proses hukum yang dijalani Christina selain daripada keterangan berupa tulisan saja. Dan kalau biasanya film-film yang diangkat dari kisah nyata menampilkan sosok asli dari tiap karakter di bagian akhir, kali ini tidak dengan The Nurse.

Namun, setidaknya motif pembunuhan yang dilakukan Christina sedikit terjawab di serial ini. Berbeda dengan The Good Nurse yang sampai sekarang, tidak diketahui motif asli dari pembunuhan yang dilakukan Charlie Cullen.

Baca Juga: Sosok Pembunuh Mutilasi Indonesia yang Dibikin Film Dokumenter, The Smiling Serial Killer

Diketahui, Christina didiagnosis dengan Historic Personality Disorder, yang membuatnya berperilaku mencari perhatian yang berlebihan. Motifnya memberikan obat-obatan adalah untuk “menyelamatkan” pasien gagal jantung, tetapi dia gagal melakukannya pada tiga dari empat kasus pasien meninggal.

Artikel Menarik Lainnya:

Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: