Ada banyak film Indonesia terbaik yang jarang diketahui namun berhasil meraih berbagai penghargaan di dalam dan luar negeri.
Genre yang diusung film Indonesia terbaik ini bermacam-macam, seperti drama, romantis, komedi, action, dan horor.
Tak hanya tayang di bioskop, film Indonesia terbaik dapat ditonton melalui streaming di layanan digital platform, seperti Netflix, Prime Video, dan Disney+ Hotstar.
Film Indonesia Terbaik
Lantas, apa saja film Indonesia terbaik yang berhasil meraih banyak penghargaan?
Berikut rekomendasi film Indonesia terbaik genre komedi, action, romantis, horor yang jarang diketahui.
1. Basri and Salma in Never-Ending Comedy
Basri and Salma in Never-Ending Comedy merupakan film pendek yang berhasil masuk nominasi dalam Festival Film Cannes.
Berduraasi 15 menit, film ini terinspirasi dari permainan yang disukai anak-anak, yaitu odong-odong.
Ceritanya, Basri (Arham Rizky Saputra) dan Salma (Rezky Chiki) adalah suami istri yang bekerja sebagai tukang odong-odong.
Meski sudah menikah selama lima tahun, Basri dan Salma belum juga dikaruniai buah hati.
Hal tersebut membuat keduanya sering mendapatkan tekanan dari kerabat dan lingkungan terdekatnya.
Di balik kebahagiaan mereka menghibur anak-anak yang main odong-odong, Basri dan Salma sebenarnya menyimpan kesedihan mendalam.
Baca Juga: 12 Film Indonesia Terbaik Sepanjang Masa, Raih Banyak Penghargaan!
2. Autobiography
Kalau kamu mencari film Indonesia terbaik yang jarang diketahui, tonton saja Autobiography!
Film ini mengisahkan Rakib (Kevin Ardilova), penjaga rumah mantan Jenderal Purnawinata (Arswendy Bening Swara).
Karena telah pensiun, Purnawinata mencalonkan diri sebagai bupati di kampung halamannya.
Suatu hari, spanduk kampanye Purna dirusak oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Mengetahui hal tersebut, Purna murka dan melakukan tindakan kekerasan hingga pembunuhan.
Peristiwa itu membuat Rakib yang awalnya menghormati Purna, kini tak percaya lagi dengannya.
Autobiography meraih banyak penghargaan sebagai Film Terbaik dalam Hainan International Film Festival, Bangkok World Film Festival, dan Tokyo FILMeX.
3. Before, Now & Then
Before, Now & Then alias Nana menjadi film indie yang diadaptasi dari novel Jais Darga Namaku karya Ahda Imran.
Bergenre drama sejarah, film ini mengangkat kisah tentang Nana (Happy Salma), seorang perempuan Sunda di era 1960-an.
Akibat perang yang terjadi di Jawa Barat, Nana kehilangan suami dan anaknya yang tewas terbunuh.
Untuk memulai hidupnya yang baru, Nana menetap di Bandung dan menikah lagi dengan pria kaya raya yang usianya lebih tua.
Namun, karena berasal dari keluarga yang tidak berada, Nana dipandang sebelah mata dan kerap diremehkan oleh keluarga suaminya.
Bukan itu saja, suaminya yang tidak setia juga memiliki wanita simpanan lain bernama Ino (Laura Basuki).
Karena memiliki nasib yang sama, Nana dan Ino sama-sama memperjuangkan hak mereka untuk meraih kemerdekaan.
Before, Now & Then berhasil menjadi Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia dan Asia Pacific Screen Awards.
4. Srimulat: Hil yang Mustahal
Srimulat: Hil yang Mustahal merupakan film Indonesia terbaik komedi yang diangkat berdasarkan kisah grup lawak Srimulat.
Berlatar tahun 1981, Srimulat memulai kariernya melalui Teater Sriwedari yang ada di Solo.
Berkat materi komedinya yang menghibur, grup lawak ini mulai populer dan dikenal banyak orang.
Suatu ketika, mereka mendapatkan telegram yang berisi undangan untuk tampil di Istana Negara.
Sebagai inisiator grup, Teguh (Rukman Rosadi) menyetujui undangan tersebut, dan mengutus Asmuni (Teuku Rifnu) untuk ke Jakarta.
Sesampainya di Ibu Kota, salah satu anggota Srimulat, Gepeng (Bio One) jatuh cinta dengan Royani (Indah Permatasari).
Sayangnya, Royani adalah anak dari Babe Makmur (Rano Karno), pemilik kontrakan yang mereka sewa.
Di sisi lain, para anggota grup lainnya juga mengalami kendala beradaptasi dengan budaya dan bahasa di Jakarta.
Srimulat: Hil yang Mustahal menjadi nominasi dalam Piala Maya, Indonesian Movie Actors Awards, Festival Film Indonesia, dan Festival Film Bandung.
5. Noktah Merah Perkawinan
Noktah Merah Perkawinan merupakan adaptasi dari sinetron berjudul sama yang tayang di televisi tahun 1996-1998.
Film ini menceritakan tentang pernikahan Ambar (Marsha Timothy) dan Gilang (Oka Antara) yang sudah berjalan selama 11 tahun.
Gilang berprofesi sebagai arsitektur, sedangkan Ambar sering mengisi pelatihan membuat keramik.
Suatu ketika, rumah tangga Ambar dan Gilang dilanda masalah akibat campur tangan orang tuanya.
Ambar kemudian menceritakan kekalutan yang dihadapinya kepada Yuli (Sheila Dara), salah satu muridnya dalam pelatihan.
Di sisi lain, Gilang berkenalan dengan Yuli melalui proyek yang sedang dikerjakannya untuk pacar Yuli, Kemal (Roy Sungkono).
Permasalahan rumah tangga yang belum selesai serta hubungan Gilang dan Yuli yang makin akrab, membuat Ambar ragu untuk mempertahankan pernikahannya.
Noktah Merah Perkawinan meraih nominasi dalam Piala Maya, Festival Film Indonesia, dan Festival Film Wartawan Indonesia.
Baca Juga: 7 Film Pendek Indonesia Terbaik yang Raih Banyak Penghargaan
6. Like & Share
Film Indonesia terbaik romantis bertema dewasa yang bisa jadi pilihan kamu selanjutnya, yakni Like & Share.
Menceritakan dua orang remaja bernama Regina Lisa (Aurora Ribero) dan Sarah (Arawinda Kirana) yang masih berusia 17 tahun.
Keduanya memiliki latar belakang yang rumit. Lisa hanya tinggal bersama ibunya, Ninda (Unique Priscilla) yang selalu mengatur.
Sedangkan Sarah tinggal bersama kakak laki-lakinya, Ario (Kevin Julio) sejak mereka jadi yatim piatu.
Hubungan Lisa dan Sarah menjadi renggang, sejak Lisa terobsesi pada wanita bernama Fita (Aulia Sarah).
Sementara itu, Sarah juga terlibat seks bebas dengan pacarnya Devan (Jerome Kurnia).
Like & Share berhasil masuk nominasi Piala Maya, Osaka Asian Film Festival, dan Jogja-NETPAC Asian Film Festival.
7. Ngeri-Ngeri Sedap
Mengusung genre drama komedi, Ngeri-Ngeri Sedap mengambil latar tentang kisah keluarga Suku Batak.
Ceritanya, Pak Domu (Arswendy Bening Swara) dan Mak Domu (Tika Panggabean) tinggal bersama anak perempuannya, Sarma (Gita Bhebhita).
Mak Domu ingin ketiga anak laki-lakinya yang merantau yakni Domu (Boris Bokir), Gabe (Lolox), dan Sahat (Indra Jegel) menghadiri acara adat.
Namun, ketiga anaknya enggan pulang kampung, sehingga Pak Domu dan Mak Domu menyusun rencana untuk pura-pura bertengkar hebat.
Karena pertengkaran tersebut berujung dengan kata cerai, maka Domu, Gabe, dan Sahat pun berubah pikiran dan segera pulang.
Akan tetapi, muncul masalah baru ketika mereka tahu bahwa Pak Domu dan Mak Domu sengaja membohongi mereka.
Ngeri-Ngeri Sedap sukses memenangkan Piala Maya, Indonesian Movie Actors Awards, Festival Film Wartawan Indonesia, dan Festival Film Bandung.
8. Miracle in Cell No. 7
Rekomendasi film Indonesia terbaik yang bisa jadi pilihan untuk kamu tonton, yaitu Miracle in Cell No. 7.
Diadaptasi dari film Korea Selatan, film bergenre drama keluarga ini terinspirasi dari kisah nyata yang dialami Jeong Won Seop.
Bercerita tentang Dodo Rozak (Vino G Bastian), seorang ayah dengan keterbelakangan mental yang memiliki anak perempuan bernama Kartika.
Kehidupan mereka yang bahagia, seketika sirna ketika Dodo dituduh memerkosa dan membunuh gadis kecil.
Dodo kemudian ditangkap dan ditempatkan di dalam sel penjara nomor 7, serta divonis hukuman mati.
Berkat bantuan narapidana lainnya, Dodo berhasil menyelundupkan Kartika kecil (Graciella Abigail) ke dalam jeruji besi, sebelum dieksekusi.
Beberapa tahun kemudian, Kartika dewasa (Mawar de Jongh) menuntut keadilan atas kasus ayahnya yang terjadi akibat fitnah orang lain.
Miracle in Cell No. 7 berhasil menang dalam Festival Film Wartawan Indonesia dan Festival Film Indonesia.
9. Gara-Gara Warisan
Bergenre drama komedi, Gara-Gara Warisan bercerita tentang Adam (Oka Antara), Laras (Indah Permatasari), dan Dicky (Ge Pamungkas).
Ketiga bersaudara tersebut memperebutkan guest house milik ayah mereka, Dahlan (Yayu Unru).
Untuk menentukan siapa yang pantas mengelola guest house, sang ayah menantang ketiganya untuk mengurus penginapan.
Sayangnya, tantangan tersebut justru membuat ketiganya saling sikut demi menunjukkan kinerja yang baik.
Akibatnya, segala perseturuan dan dendam di masa lalu di antara ketiganya mulai terungkap lagi.
Gara-Gara Warisan berhasil masuk nominasi dalam Piala Maya, Indonesian Movie Actors Awards, dan Festival Film Wartawan Indonesia.
10. The Big 4
Film Indonesia terbaik action dengan sentuhan komedi ini, menceritakan empat orang pembunuh bayaran yang sebenarnya sudah pensiun dari aksinya.
Mereka adalah Topan (Abimana Aryasatya), Alpha (Lutesha), Jenggo (Arie Kriting), dan Pelor (Kristo Immanuel).
Suatu hari, mereka kedatangan Dina (Putri Marino), detektif yang sedang menyelidiki kasus kematian ayahnya.
Dina kemudian mendapatkan fakta mengejutkan, karena diam-diam sang ayah adalah pimpinan dari kelompok pembunuh bayaran tersebut.
Akibatnya, Dina turut menjadi sasaran kejaran musuh sang ayah. Mau enggak mau, ia harus bekerja sama dengan keempat pembunuh bayaran untuk meringkus penjahat.
The Big 4 sukses menyabet Aktor Pendatang Baru Terpilih dan Tata Efek Visual Terpilih dalam Piala Maya.
11. Losmen Bu Broto
Losmen Bu Broto diadaptasi dari serial televisi tahun 1980-an yang berjudul Losmen.
Ceritanya, di kota Yogyakarta terdapat Losmen Bu Broto yang dikelola Pak Broto (Mathias Muchus), Bu Broto (Maudy Koesnaedi), dan ketiga anaknya.
Di balik kehangatan yang diberikan kepada para tamu Losmen Bu Broto, ternyata kehidupan anak-anak mereka dipenuhi masalah.
Mbak Pur (Putri Marino) yang berlarut-larut sedih sejak kematian suaminya, Jeng Sri (Maudy Ayunda) yang hobi menyanyinya ditentang orang tuanya, dan Tarjo (Baskara Mahendra) yang malas-malasan kuliah.
Situasi makin rumit ketika terjadi satu konflik besar yang menguji keluarga tersebut.
Losmen Bu Broto mampu bersaing menjadi nominasi dalam Festival Film Indonesia, Indonesian Movie Actors Awards, dan Piala Maya.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Film Indie Indonesia Terbaik Raih Banyak Penghargaan
12. Qodrat
Dibalut genre action, film Indonesia terbaik horor yang satu ini wajib banget kamu tonton, judulnya Qodrat.
Dikisahkan, ustad Qodrat (Vino G. Bastian) telah kehilangan anaknya Alif Al-Fatanah (Jason Bangun) akibat kerasukan setan Assuala.
Karen hidup sendiri setelah kematian istri dan anaknya, ustad Qodrat memutuskan untuk balik ke pesantren tempatnya menuntut ilmu.
Sesampainya di sana, ia malah dikejutkan dengan kasus kerasukan Alif Amri (Keanu Azka Briansyah), anak bungsu Yasmin (Marsha Timothy).
Ternyata, Alif juga dirasuki iblis Assuala yang dahulu menggerogoti tubuh anak ustad Qodrat.
Qodrat berhasil menjadi pemenang kategori Aktris Pendatang Baru Terpilih dalam Piala Maya.
13. Jakarta vs Everybody
Jakarta vs Everybody menceritakan Dominik (Jefri Nichol) yang merantau ke Jakarta, untuk mewujudkan mimpinya menjadi aktor.
Sayangnya, Dom justru mendapat perlakuan semena-mena di dunia perfilman.
Dom kemudian bertemu dengan pasangan Pinkan (Wulan Guritno) dan Radit (Ganindra Bimo).
Setelah tinggal bersebelahan dengan mereka, Dom mengetahui pekerjaan Radit adalah bandar sabu.
Alhasil, demi menghidupi diri di perantauan, Dom bekerja sebagai kurir pengantar sabu.
Jakarta vs Everybody berhasil masuk nominasi dalam Festival Film Indonesia, Festival Film Bandung, dan Festival Film Wartawan Indonesia.
14. Yuni
Mengusung genre drama dan fiksi, Yuni menjadi salah satu film Indonesia terbaik yang meraih banyak penghargaan.
Seperti Festival Film Internasional Toronto, Festival Film Indonesia, Festival Film Bandung, dan Piala Maya.
Menceritakan seorang remaja wanita cerdas bernama Yuni (Arawinda Kirana) yang memiliki harapan besar untuk bisa mengenyam bangku perkuliahan.
Namun, tiba-tiba datang dua pria yang ingin melamarnya. Karena besar tekadnya untuk berkuliah, Yuni pun menolak lamaran tersebut.
Berdasarkan mitos yang ada, jika lamaran perempuan menolak dua lamaran, maka ia akan menikah lama atau tidak menikah sama sekali.
Hal tersebut pun membuat Yuni galau, lantaran tak berapa lama pria ketiga pun datang untuk melamarnya.
Yuni resah apakah harus mempercayai mitos yang ada atau melanjutkan tekadnya yang ingin berkuliah.
15. Ali & Ratu Ratu Queens
Ali & Ratu Ratu Queens mengisahkan seorang anak bernama Ali (Iqbaal Ramadhan) yang mencari keberadaan ibunya.
Sejak ayahnya meninggal, Ali kecil harus melepas kepergian ibunya (Marissa Anita) ke New York.
Beranjak remaja, Ali pun nekat mengunjungi New York dan bertemu dengan sekelompok ibu-ibu rempong asal Indonesia.
Yaitu Party (Nirina Zubir) seorang cleaning lady, Biyah (Asri Welas) bonek yang menyambi paparazzi, Ance (Tika Panggabean) single mom galak, dan Chinta (Happy Salma) sang tukang pijat.
Meski begitu, pertemuannya dengan Eva (Aurora Ribero) anak perempuan Ance, membuat Ali jatuh hati.
Ali & Ratu Ratu Queens menjadi satu-satunya film Indonesia yang mendapatkan 17 nominasi dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2021.
Baca Juga: 8 Film Indonesia Terbaik Adaptasi Novel Best Seller, Sudah Nonton?
16. Penyalin Cahaya
Meraih banyak penghargaan, menjadikan Penyalin Cahaya film Indonesia terbaik sepanjang masa yang wajib kamu tonton.
Kisahnya berputar pada Suryani (Shenina Cinnamon), mahasiswa perancang web di grup teater universitasnya, Mata Har.
Konflik mulai terjadi ketika Sur terbangun di pagi hari setelah menghadiri ajakan pesta dari para seniornya.
Ia juga mendapati swafotonya saat mabuk tersebar luas, sehingga beasiswanya dicabut dan keluarga mengusirnya.
Merasa ada yang janggal, Sur meminta bantuan Amin (Chicco Kurniawan) yang bekerja di fotokopi dekat kampus.
Mereka berusaha menguak kebenaran foto selfie tersebut, dengan cara meretas ponsel para mahasiswa yang terlibat dalam pesta.
Penyalin Cahaya memenangkan Festival Film Indonesia, Festival Film Wartawan Indonesia, dan Piala Maya.
17. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas diadaptasi dari novel berjudul sama karya Eka Kurniawan.
Mengambil latar 1980-an, film ini berkisah tentang Ajo Kawir (Marthino Lio), seorang petarung yang ternyata impoten.
Suatu hari, Ajo bertemu dengan Iteung (Ladya Cheryl), pengawal dari sosok penguasa yang dibenci Ajo.
Setelah babak belur dihajar Iteung, Ajo justru jatuh hati pada Iteung dan berniat menikahinya.
Akan tetapi, rumah tangga mereka terganggu dengan kehadiran Budi Baik (Reza Rahadian), yang kerap menyinggung penyakit Ajo.
Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas sukses meraih penghargaan dalam Festival Film Locarno, Festival Film Indonesia, Indonesian Movie Actors Awards, dan Piala Maya.
Itulah kumpulan film Indonesia terbaik dengan berbagai genre yang wajib masuk list tontonan kamu. Selamat menyaksikan!
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: