Kamis, 17 AGUSTUS 2023 • 12:25 WIB

Review "Better Days": Tentang Perundungan, Pengorbanan dan Impian Seorang Gadis

Author

Film Better Days.

INDOZONE.ID - Dewasa ini, banyak drama dan film populer yang mengangkat tema bullying atau perundungan. Fenomena ini berperan dalam meningkatkan awareness publik tentang perundungan yang seringkali terabaikan. Insan kreatif juga tidak segan menggambarkan adegan perundungan dengan ekstrem, menunjukkan betapa kejamnya perbuatan para pelaku bullying.

Salah satu film tentang bully yang patut diperbincangkan adalah Better Days (2019). Film Tiongkok ini selain membahas tentang perundungan, juga memberi lapisan konflik yang sangat menguras emosi dan air mata. Film ini merupakan adaptasi novel karya Jiu Yuexi berjudul ‘In His Youth, In Her Beauty’. Diperankan oleh Zhou Dongyu dan Jackson Yee, film ini menjadi fenomenal di Tiongkok dan dianggap sukses besar.

Sinopsis

Film ini berpusat pada Chen Nian, gadis yang sedang mempersiapkan diri untuk ujian masuk kuliah di Tiongkok. Di tengah suasana hectic semua murid, terjadi keributan akibat aksi bunuh diri seorang murid pendiam bernama Hu Xiaodie. Chen Nian yang secara samar mengetahui tentang alasan kejadian tersebut, merasa bertangung jawab untuk membantu kepolisian mengungkap kasus ini.

Baca Juga: Review Serial 'Moving', Drakor Seru Bertema Manusia Super dengan Budget Next Level!

Namun, kejadian buruk berbalik menimpa Chen Nian. Ia menjadi sasaran perundungan dari sekelompok orang yang sebelumnya mem-bully Xiaodie. Suatu hari takdir mempertemukan Chen Nian dengan Liu Beishan alias Xiao Bei, pemuda ‘berandalan’ yang berhutang budi pada Chen Nian dan menawarkan diri untuk melindunginya. Hal-hal dalam kehidupan Chen Nian seakan membaik, namun timing yang salah memberi celah bagi para pelaku perundungan untuk menyakiti Chen Nian.

Hubungan Chen Nian dan Xiao Bei yang tanpa syarat menggambarkan dua jiwa yang kosong dan tersesat, berjuang mengisi hati satu sama lain dan mencari rumah yang aman. Bagaimanakah akhir dari masa sulit Chen Nian? Dan apakah Xiao Bei berhasil melindunginya?

Dunia idealis Chen Nian

Chen Nian adalah anak yang pintar, terbukti dengan peringkat persiapan ujian masuk kuliahnya yang memuaskan. Ibu Chen Nian di sisi lain, menumpuk banyak masalah di kehidupan mereka dan hidup dalam pelarian. Kontra dengan tabiat itu, ibu Chen Nian selalu menunjukkan dukungannya terhadap Chen Nian.

Chen Nian memiliki gambaran ideal tentang dunia, dan rencana pelarian yang sederhana: Kalau dirinya berhasil masuk kuliah di Beijing dan menjadi orang yang sukses, kehidupannya dan ibunya akan membaik. Saat bertemu Xiao Bei pun, Chen Nian berpendapat bahwa garis hidupnya akan berbeda dengan Xiao Bei yang tidak bersekolah. Hal itu tentu tidak menyentuh Xiao Bei, karena ia hidup dengan aturan main yang berbeda.

Pelaku bully tidak berhenti, bystander tidak berani

Chen Nian berusaha sekooperatif mungkin ketika ditanyai oleh polisi tentang kejadian yang menimpa Hu Xiaodie. Namun dirinya menjadi sasaran berikutnya setelah Hu Xiaodie. Dirinya disakiti secara fisik, dan ditekan secara mental oleh para pem-bully. Ketika dirinya mengalami perundungan tersebut, Chen Nian mengingat kilasan-kilasan balik tentang Hu Xiaodie yang sebenarnya sudah memberi ‘kode’ minta tolong kepada dirinya. Namun Chen Nian, seperti murid yang lain, tidak ingin ikut campur.

Kali ini, ketika ia menghadapi perundungan, tidak seorangpun teman sekelasnya memberi pembelaan meskipun mereka mengetahuinya. Seorang temannya justru memintanya untuk tetap kuat dan tidak terpengaruh, berhubung ujian masuk kuliah semakin dekat.

Pengorbanan Xiao Bei, melindungi secercah harapan dalam hidupnya

Xiao Bei hidup dengan aturan jalanan. Menjadi preman dan pesuruh tidak memberi cukup kebaikan dalam hidupnya. Hingga Chen Nian hadir di hidup Xiao Bei. Melihat Chen Nian yang nyaris sama ‘berantakan’ dengan dirinya, ia melihat harapan yang dipikul Chen Nian dan berniat untuk melindungi harapan itu. Xiao Bei selalu mengikuti Chen Nian, dan mengultimatum para perundung untuk tidak mendekati Chen Nian lagi. Hubungan mereka semakin dekat, namun tetap rahasia dan tersembunyi.

Xiao Bei kemudian dihadapkan dengan kasus pelik yang membutuhkan pengorbanan besar demi melindungi Chen Nian. Ia rela menutupi kebenaran demi terwujudnya impian Chen Nian untuk berkuliah di Beijing. Chen Nian pun harus mempertahankan pendiriannya ketika diinterogasi polisi, meski itu berarti harus menjatuhkan Xiao Bei. Babak menegangkan ini menjadi klimaks dalam film ini.

Mimpi untuk hidup yang lebih baik

Dari masa sulit dalam hidup Chen Nian ini, hal yang membuat dirinya tetap hidup adalah mimpinya. Ia berjuang dalam persiapan masuk kuliah demi kehidupan yang lebih baik, dan menjauh dari semua kejahatan yang dilakukan pem-bully pada dirinya. Chen Nian juga berjuang untuk Xiao Bei, pelindungnya, yang sudah menjadi bagian dirinya.

Layaknya butterfly effect, impian Chen Nian yang semula hanya terbatas pada ibunya dan Xiao Bei, justru memberikan harapan bagi anak remaja lain di masa depan. Kita akan melihat bahwa kebaikan Chen Nian merupakan awal dari kebaikan yang lebih besar. Hal ini jugalah yang menjadi semacam akhir yang bittersweet bagi Chen Nian dan berdampak bagi penonton. Satu petikan yang memorable dari film ini, ketika Chen Nian berkata ingin melindungi dunia, Xiao Bei mendukungnya dengan berkata: “You protect the world. I’ll protect you.”

Akhir kata

Selain penulisan skenario yang baik, film ini sangat memikat dengan adegan yang intens, sinematografi yang intim dan apik, scoring dan sound yang melengkapi adegan dengan baik, dan setting tempat dan susana yang detail dan sinematik. Penggambaran suasana persiapan ujian dieksekusi dengan sangat baik dan believeable. Adegan kekerasan juga seperti tiada ampun, ikut membuat hati kita bergetar dan bersimpati kepada korban perundungan.

Akting Zhou Dongyu dan Jackson Yee juga juara! Zhou Dongyu mendapat penghargaan aktris terbaik di Hong Kong Film Awards ke-39 dengan peran ini. Jackson Yee pun ikut mendapat penghargaan pendatang baru terbaik, dan film ini juga menjadi pemenang kategori film terbaik di ajang yang sama.

Baca Juga: Balas Dendam di 'The Glory' Itu Mahal Harganya, Utopia Korban Bully di Dunia Nyata

Film ini tercatat sebagai nominasi Best International Feature Film pada piala Oscar ke-93.
Bagi yang ingin merasakan betapa dalamnya cerita yang disampaikan film ini, Better Days dapat disaksikan di Netflix dan Viu. Diharapkan kebijaksanaan dalam menonton, Ya. Adegan bully dan kekerasannya mungkin dapat men-trigger kamu.

Z Creators: Milenia Rossa

Writer: Victor Median


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Z Creators