Minggu, 03 SEPTEMBER 2023 • 14:28 WIB

Review Life Is Beautiful (1997), Kebohongan Seorang Ayah demi Menyelamatkan Anaknya dari Kamp Konsentrasi

Author

Life Is Beautiful (1997).

INDOZONE.ID - Perang dunia ke-2 adalah sejarah kelam yang menelan banyak korban jiwa. Jutaan orang dari berbagai golongan tertentu menjadi target kejahatan perang. Banyak film yang mengangkat kisah tentang perang dunia ke-2, salah satunya adalah film Life Is Beautiful yang rilis tahun 1997.

Film berbahasa Italia dengan judul Italia La Vita è Bella ini disutradarai dan diperankan langsung oleh Roberto Benigni. Meski berlatar waktu saat perang dunia ke-2 terjadi, film ini bergenre drama komedi. Film ini memenangkan tiga piala Oscar, yaitu film berbahasa asing terbaik, pemeran utama pria terbaik, dan best original dramatic score. Selain Oscar, film ini mendapatkan Grand Prix pada Cannes Film Festival tahun 1998.

Sinopsis

Dikisahkan seorang pria bernama Guido Orefice (Roberto Benigni), seorang pria cerdik yang penuh semangat. Takdir mempertemukan Guido dengan Dora (Nicoletta Braschi), perempuan cantik yang sudah dijodohkan dengan seseorang. Guido yang langsung jatuh cinta dengan Dora, mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menarik perhatian Dora dan membuat Dora jatuh cinta kepadanya.

 

Seperti sebuah takdir yang digariskan, Guido dan Dora menikah. Mereka membuka sebuah toko buku dan memiliki putra kecil bernama Giosuè. Putranya tumbuh menjadi anak yang cerdas dan ceria.

Baca Juga: Review 'Joy Ride': Komedi Nakal yang Tunjukan Refleksi Budaya Asia, Vulgar Tapi Emosional

Namun, pada tahun 1944, Italia terkena dampak perang dunia ke-2. Guido yang merupakan orang Yahudi beserta putranya yang berumur sekitar 5 tahun harus dipindahkan paksa ke kamp konsentrasi. Dora yang tidak ingin berpisah, secara sukarela ikut ke kamp konsentrasi.

Dengan suasana mencekam, Guido harus mencari cara agar sang anak tidak sedih dan ketakutan mengetahui mereka bisa saja dibunuh dan disiksa di kamp konsentrasi. Guido pun melakukan hal yang menjadi keahliannya, ia mengatakan kepada putranya bahwa mereka akan dibawa untuk bermain permainan dan hadiahnya adalah Tank! Guido harus mendalami karakter sebagai peserta permainan dan terus menjaga putranya agar mereka bisa keluar dari sana. Apakah keluarga cemara itu berhasil selamat?

Review

Film perang bergenre drama komedi mungkin terdengar kontradiktif. Namun film ini sukses menjadi film yang menggugah sisi manusia penonton. Melihat perang dari sisi keluarga kecil yang ceria sungguh memberikan pengalaman menonton yang membuat hati terenyuh.

Roberto Benigni, splendid! Tidak hanya sebagai sutradara yang juga menulis skenario yang begitu apik, akting Benigni benar-benar layak diberikan penghargaan. Kenyataan bahwa Benigni adalah pria pertama yang memenangkan best actor piala Oscar berdasarkan penampilan berbahasa asing (non-Inggris), aktingnya sudah tidak diragukan lagi.

Karakter Guido sempurna! Dibawakan dengan penuh passion dan sangat membekas di ingatan. Karakter Guido yang sering bertingkah konyol, dengan manis dinetralkan oleh karakter Dora yang baik dan elegan.

Life Is Beautiful (1997)

Untuk scoring, piala Oscar sudah berbicara. Latar kota di Italia yang hangat, kamp konsentrasi yang mencekam namun terbilang hidup dengan semangat Guido, sinematografi yang ikut menghidupkan adegan konyol Guido, sungguh menjadi kesatuan yang membuat film ini tanpa cela.

Eksekusi plotnya, sekali lagi, juara! Humor cerdas dan praktikal dari Guido benar-benar membuat kita lupa bahwa film ini berlatar perang. Selama separuh film kita akan dibawa tertawa dan tersentuh oleh kisah Guido dan Dora.

Namun separuhnya lagi kita akan diberi suasana tegang namun tetap sesekali membuat tertawa. Film ini minim menampilkan adegan kekerasan seperti halnya kamp konsentrasi, namun secara implisit film ini tetap menyuguhkannya. Adegan yang tidak perlu diperlihatkan terang-terangan, namun kita tetap paham maksudnya.

Ending yang bittersweet di film ini membuat kita menangis, tertawa, kaget, dan geleng-geleng kepala sekaligus! Dan setelah title credit naik, kita akan lanjut menangis.

Baca Juga: Review Series ‘Harlan Coben’s Shelter’, Kisah Mickey Bolitar yang Mengungkap Rahasia Kelam di Kasselton

Akhir kata, film ini cocok untuk penggemar film drama pada umumnya, dan khususnya penggemar film berlatar perang dunia yang ingin melihat dari sisi dan nuansa yang berbeda.

Z Creators: Milenia Rossa

Writer: Victor Median


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Z Creators