Jumat, 17 MEI 2024 • 08:05 WIB

Aksi Boikot Warnai Perilisan "Vina: Sebelum 7 Hari", Anggy Umbara Angkat Bicara

Author

  Launching film Vina sebelum 7 hari

INDOZONE.ID - Film horor terbaru Anggy Umbara, "Vina: Sebelum 7 Hari", yang diangkat dari kisah nyata pembunuhan Vina di Cirebon, menuai kontroversi.

Di tengah antusiasme penonton, muncul gerakan boikot dari beberapa kalangan yang mengecam eksploitasi kekerasan dan kesedihan dalam film tersebut.

Salah satu kanal YouTube film terkenal, Cine Crib, secara terbuka menyatakan penolakannya untuk membahas "Vina: Sebelum 7 Hari".

Dalam pengumuman resminya, Cine Crib menyatakan bahwa semua host di kanal mereka TIDAK AKAN memberikan panggung untuk film yang mengeksploitasi kekerasan dan kesedihan dengan cara yang tidak etis.

Baca Juga: Soal Isi di Film 'Vina: Sebelum 7 Hari', Ini Respon Pihak Kepolisian

"Sebagai bentuk penghormatan kepada korban, kami memilih untuk tidak membahas film ini dalam bentuk apapun," tulis Cine Crib dalam pengumumannya.

Kontroversi ini juga menjadi perbincangan hangat di podcast Kemal Palevi, yang menghadirkan Anggy Umbara sebagai bintang tamu. Kemal secara blak-blakan mempertanyakan etika Anggy dalam memfilmkan kisah Vina dan potensi eksploitasi terhadap keluarga korban.

Poster film "Vina Sebelum 7 Hari"

Anggy dengan tegas membantah tuduhan tersebut. Ia menunjukkan bukti bahwa keluarga Vina memberikan persetujuan penuh dan berharap film ini dapat membantu menangkap pelaku yang masih berkeliaran. Anggy juga menekankan bahwa keluarga Vina mendapatkan kompensasi yang layak.

Lebih lanjut, Anggy membandingkan "Vina: Sebelum 7 Hari" dengan film-film lain yang mengangkat kisah nyata, termasuk kasus-kasus kekerasan seksual di Amerika Serikat. Ia berpendapat bahwa filmnya tidak seekstrem dan sesadis film-film tersebut.

Baca Juga: Film Tarot Sudah Tayang di Bioskop? Hati-hati dengan Zodiak ini!

Menanggapi kritik di media sosial, Anggy mengakui bahwa ada perbedaan pendapat tentang filmnya. Ia menekankan bahwa semua pihak, termasuk keluarga Vina, telah mendapatkan kompensasi yang layak dan tidak ada pelanggaran hukum dalam pembuatan film ini.

Menanggapi kontroversi yang meluas, Anggy Umbara menegaskan bahwa film "Vina: Sebelum 7 Hari" dibuat dengan persetujuan penuh dari keluarga Vina.

Ia berharap film ini dapat menyuarakan keadilan bagi Vina dan keluarganya, terutama karena masih ada pelaku yang belum tertangkap.

"Ini negara hukum. Jika mereka (tersangka) menyerang atau melakukan hal buruk, ada hukum yang seharusnya melindungi kita. Ada polisi, ada pihak berwenang yang seharusnya melindungi rakyatnya," tegas Anggy dalam sesi wawancara.

Anggy mengaku siap menghadapi konsekuensi hukum jika pihak tersangka merasa dirugikan dengan penggambaran dalam film. Ia yakin bahwa pihak berwenang akan melindunginya dan tim produksi yang telah bekerja sesuai prosedur hukum.

"Saya menyayangkan adanya pihak yang menuntut keadilan atas nama tersangka, yang seharusnya adalah pihak yang bertanggung jawab atas kejahatan yang terjadi," ujar Anggy.

Kontroversi "Vina: Sebelum 7 Hari" memicu perdebatan tentang etika mengangkat kisah nyata ke layar lebar, terutama kasus yang melibatkan kekerasan dan trauma.

Di satu sisi, ada keinginan untuk menyuarakan keadilan bagi korban, namun di sisi lain, muncul kekhawatiran tentang eksploitasi dan sensasionalisme.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Youtube