Rabu, 03 JULI 2024 • 07:55 WIB

Ketidakadilan dan Diskriminasi Gender dalam Film 'Yuni'

Author

Film Yuni

INDOZONE.ID - Film adalah suatu alat untuk menyampaikan berbagai pesan kepada khalayak umum melalui media cerita. Atau, film juga dapat diartikan sebagai media ekspresi artistik bagi para seniman dan insan perfilman untuk mengungkapkan gagasan dan ide cerita yang dimilikinya.

Film seringkali dianggap sebagai karya tertinggi, sebab dalam film dapat mencangkup semua cabang seni. Film merupakan karya sastra berbentuk audio visual yang terbentuk dari unsur naratif dan sinematik.

Unsur naratif adalah unsur yang berhubungan dengan cerita film, sedangkan unsur sinematik yakni berhubungan dengan hal-hal teknis.

Film menjadi salah satu media yang seringkali digunakan untuk penyampaian pesan berupa kritik terhadap isu sosial yang ada dan berkembang di masyarakat.

Z Creator mengambil contoh diskriminasi gender yang terdapat pada film Yuni. Film yang disutradarai oleh Kamila Andini ini dirilis pada 9 Desember 2021, yang mengangkat isu sosial berupa ketidakadilan gender di masyarakat, terutama yang dialami oleh perempuan.

Berikut beberapa penjelasan mengenai ketidakadilan dan diskriminasi yang terdapa dalam film Yuni berdasarkan amatan Z Creator.

1. Marginalisasi

Marginalisasi adalah peminggiran terhadap akses sumber daya, misalnya informasi dan teknologi, pendidikan, lapangan pekerjaan. Pada film Yuni terdapat scene di mana wanita termarjinalisasi atau terpinggirkan dan tidak memiliki kuasa penuh dalam pengambilan keputusan atas hidupnya sendiri.

Film Yuni

Scene di kiri memperlihatkan tokoh Sarah yang diabaikan haknya dalam pengambilan keputusan atas pernikahan dirinya dan harus menuruti keputusan keluarganya. Scene di kanan juga diperlihatkan pembatasan keputusan kepada Yuni oleh masyarakat tentang menolak lamaran yang mana ditambah bumbu-bumbu mitos, bahwa jika menolak lamaran lebih dari dua kali akan susah jodoh. Pada lamaran ketiga, Yuni terpaksa menerima lamaran seorang pria sebab banyaknya tekanan dari masyarakat.

Film Yuni

Marginalisasi juga diperlihatkan pada scene di atas. Scene di mana Suci bercerita kepada Yuni mengenai hidupnya. Suci seorang janda yang bercerai dengan suaminya, namun setelah ia bercerai, yang terjadi justru diusir dari rumah oleh keluarganya.

Marginalisasi tersebut terjadi karena janda atau yang tidak memiliki suami dan anak dipandang sebagai aib keluarga serta dipandang rendah dalam masyarakat.

Baca Juga: Arawinda Kirana Disebut Netizen Munafik Jadi Feminis di 'Yuni', Diduga Pelakor

2. Subordinasi

Subordinasi atau penomorduaan merupakan suatu bentuk penilaian bahwa kedudukan, fungsi, dan peran salah satu jenis kelamin seolah lebih rendah daripada jenis kelamin lain. Hal tersebut terjadi pada scene di lingkungan pabrik.

Film Yuni

Scene ini memperlihatkan bahwa subordinasi atau penomorduaan perempuan pada pekerja lapangan di pabrik tersebut, perempuan seringkali ditempatkan di bagian kantor seperti menjadi sekretaris atau bendahara. Subordinasi perempuan pada lingkungan pabrik tersebut disebabkan persepsi bahwa perempuan itu lemah dan tidak cukup kuat untuk bekerja di lapangan.

Subordinasi ini juga tampak pada scene di mana Mang Dodi datang dengan maksud ingin berpoligami dengan Yuni. Hal tersebut memperlihatkan secara implisit bahwa peran perempuan seolah untuk melayani laki-laki dalam ranah seksual.

Film 'Yuni'

Selanjutnya dalam dialog "Saat saya (Mang Dodi) nanti sudah menikah dengan Yuni dan saat malam pertama Yuni masih perawan, akan saya tambah lagi, kontan 25 juta" dapat dimaknai bahwa dialog tersebut melecehkan dan merendahkan posisi perempuan, sebab seakan Mang Dodi membeli keperawanan Yuni dengan harga Rp25 juta.

3. Stereotype

Stereotype merupakan pelabelan negatif yang diberikan kepada seseorang yang membuat seseorang tersebut merasa dirugikan dan munculnya ketidakadilan.

Film Yuni

Film Yuni menampilkan beberapa stereotip gender, salah satunya ada pada scene di atas. Pada dialog "Emang sekolah tinggi-tinggi mau jadi apa Yun? Perempuan yang penting dapur, sumur, kasur".

Stereotype bahwa perempuan hanya bekerja di lingkup domestik dan mengurusi kebutuhan rumah jadi masyarakat menganggap bahwa perempuan tidak perlu bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

Film Yuni

Stereotype juga terdapat pada scene di sekolah, di mana Yuni yang ingin lanjut kuliah mendengar obrolan dua gurunya yang tidak setuju dengan pemikiran kebanyakan orang tua yang lebih memilih menikahkan anak perempuannya setelah lulus SMA dibandingkan dengan melanjutkan kuliah.

Stereotype yang hampir sama dengan kasus sebelumnya bahwa anak perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi yang terpenting menurut mereka adalah menikah dan berkeluarga.

Baca Juga: Nama Aktris Arawinda Kirana dan Film 'Yuni' Jadi Trending di Twitter, Ada Apa?

4. Violence

Violence atau kekerasan merupakan suatu serangan terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang. Kekerasan dalam film Yuni ini dialami oleh Suci, di mana saat bercerita kepada Yuni bahwa ia menikah muda dan mengalami keguguran dua kali.

Film 'Yuni'

Suami Suci murka dan melakukan KDRT kepada Suci. KDRT tersebut contoh perwujudan kekerasan secara fisik yang dialami Suci. Selain itu Suci juga mengalami traumatik kepada laki-laki akibat dari KDRT mantan suaminya dan Suci memilih untuk hidup sendiri.

5. Double Burden

Bentuk lain dari diskriminasi dan ketidakadilan gender adalah beban ganda yang harus dilakukan oleh salah satu jenis kalamin tertentu secara berlebihan. Beban ganda yang terdapat pada Film Yuni ini yakni beban ganda yang dialami oleh kakak dari Tika.

Film 'Yuni'

Suami kakak Tika ini menelantarkan dan tidak mau bertanggung jawab atas pernikahan dengan kakak Tika, bahkan tidak menafkahi istri dan anaknya. Beban ganda yang harus ditanggung oleh kakak Tika yakni terlihat mengurusi anaknya yang masih balita sembari membungkusi kerupuk untuk dijual nantinya demi memenuhi hidup dirinya dan anaknya.

 


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Buku