INDOZONE.ID - Timo Tjahjanto, selaku sutradara The Shadow Strays, mengungkapkan makna perspektif matriarki di balik film tersebut. Hal tersebut dia ungkapkan dalam acara konferensi pers, yang digelar pada Selasa (15/10/2024).
Di sutradarai oleh Timo, film ini menyuguhkan genre drama aksi yang mengedepankan perspektif matriarki, sebuah tema yang jarang sekali diangkat dalam film action Indonesia.
Dalam sesi acara konferensi pers yang berlangsung kemarin di Epicentrum XXI, Jakarta, Timo menjelaskan bahwa ia ingin mencoba hal baru di film ini.
Baca Juga: Review Uprising: Film Action Sejarah Korea Terbaru di Netflix, Dibintangi Kang Dong Won!
Timo mengungkapkan, ini dilakukan dengan menghadirkan pandangan baru tentang kekuatan wanita dalam dunia yang biasanya didominasi oleh maskulinitas.
"Awalnya saya terinspirasi film ini dari dinamika sosial yang terjadi, yakni perspektif maskulinitas dan feminisme, serta ingin menghadirkan pandangan baru tentang bagaimana kekuatan wanita dalam dunia yang biasanya didominasi oleh maskulinitas," ucap Timo Tjahjanto, dalam acara konferensi pers di Epicentrum XXI, Jakarta pada Selasa (15/10/2024).
"Saya juga merasa challenge diri sendiri, ketika saya menceritakan dari sudut pandang dua orang perempuan yang keras dan violent." sambungnya.
Durasi yang ada di film The Shadow Strays mencapai 145 menit. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab Timo ingin menampilkan semua karakter agar terasa hidup, dan bukan hanya sebagai pengisi latar saja.
Lalu, Timo juga menyebutkan dari setiap karakter, mulai dari protagonis hingga tokoh pendukung, diberikan ruang untuk berkembang dan memiliki cerita tersendiri.
"Film ini bukan hanya sekedar bercerita tentang dua karakter utama, namun setiap karakter yang ada di dalamnya, memiliki alur cerita dan punya motivasi tersendiri yang sangat mendalam," ujar Timo.
Hal unik dari film ini juga berupa pemberian senjata pada setiap karakter. Senjatanya itu juga memiliki makna sesuai dengan karakter yang diperankan oleh masing-masing aktor.
Sutradara dan penulis skenario Timo Tjahjanto, juga mengungkapkan bahwa ia dan tim produksi menyesuaikan senjata yang digunakan masing-masing karakter agar sesuai dengan latar belakangnya.
Baca Juga: 3 Film Action Sejarah Kang Dong Won: Terbaru Ada Uprising yang Tayang di Netflix
Hal ini membuat karakternya lebih hidup dan masuk akal.
Seperti, karakter Haga yang menggunakan senjata jarum, karena dia memiliki keterkaitan dengan narkoba.
Kemudian, karakter Prasetyo yang menggunakan pasukan bertopeng, dan memanfaatkan koneksi serta kekuasaannya sebagai polisi.
Lalu pada karakter Soriah, yang memiliki sikap yang meledak-meledak, menggunakan senjata shotgun dalam aksinya tersebut.
Sedangkan karakter 13 atau Nomi yang diperankan oleh Aurora Ribero sebagai pembunuh training, lebih suka menggunakan senjata yang kecil, seperti pisau kecil, dan pedang berukuran kecil.
Lantas, karakter Hana yang merupakan veteran dan ahli, di film ini ia menggunakan senjata katana berwarna hitam.
Penulis: Hilwah Nur Puspitawati
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung