Senin, 21 OKTOBER 2024 • 11:05 WIB

Merasa Rileks saat Nonton Acara Kisah Nyata Kriminal yang Mengerikan? Ternyata Ini Alasannya

Author

Serial true crime (kiri) dan Series Netflix Monster: The Jeffrey Dahmer Story. (The New York Times dan Netflix)

INDOZONE.ID - Apakah anda sering menikmati acara TV tentang kisah nyata kejahatan atau true crime untuk bersantai?

Banyak dari kita merasa tertarik dengan kisah-kisah kriminal yang mengerikan, bahkan merasa nyaman saat menontonnya. 

Berikut alasan merasa rilex saat menonton acara kisah nyata kriminal yang mengerikan.

Mengapa Kita Menyukai Kisah Nyata Kriminal yang Mengerikan?

Film dokumenter kriminal atau true crime drama. (The New York Times)

Menurut sebuah studi global, sekitar 31% orang dewasa secara rutin menonton konten kisah nyata, terutama untuk tindakan kriminal.

Artinya, tiga dari sepuluh orang di sekitar kita mungkin menemukan hiburan dalam misteri pembunuhan atau investigasi kasus kriminal.

Hal ini diperkuat oleh popularitas genre ini di platform seperti Apple Podcast dan Spotify, di mana kejahatan nyata menjadi genre nomor satu.

Baca Juga: Sudah Tayang, Ini Dia Sinopsis Kemah Terlarang, Kisah Nyata di Yogyakarta Tahun 2016

John Shepherd Lim, Kepala Konselor di Singapore Counselling Centre, mengungkapkan bahwa acara kejahatan nyata bisa memberikan sensasi bahaya yang aman.

Orang merasa tertarik dengan ketegangan yang ditawarkan, tetapi tetap dalam lingkungan yang terkendali.

Namun, Lim juga memperingatkan bahwa kecenderungan untuk mengonsumsi konten semacam ini secara berlebihan bisa jadi pertanda adanya masalah kecemasan atau trauma yang belum terselesaikan.

Baca Juga: Kontroversi di Balik Monsters: The Lyle and Erik Menendez Story di Netflix, Kisah Nyata Anak yang Bunuh Ortunya

Antara Kasus Nyata dan Fiksi, Mana yang Lebih Populer?

Film dari kisah nyata 'The Watcher' (IMDb)

Baik versi fiksi maupun kisah nyata dari kejahatan kriminal memiliki penggemarnya sendiri. Menurut Sam Roberts, pendiri Olive Branch Psychology, orang cenderung lebih menyukai kasus nyata karena menawarkan rasa autentisitas dan bobot yang lebih besar.

Ada perasaan bahwa kita terlibat dalam sejarah atau memahami sistem hukum dan kriminal yang kompleks.

Namun, kisah fiksi tetap menarik bagi mereka yang ingin hiburan yang tidak terlalu intens, meskipun tetap memikat.

Serial seperti Monster: The Jeffrey Dahmer Story di Netflix, yang menceritakan kisah pembunuh berantai AS, menjadi salah satu yang paling banyak ditonton di platform tersebut.

Ternyata kisah tersebut nyata membuat penonton merasa lebih terlibat dengan peristiwa yang digambarkan.

Mengapa Wanita Lebih Tertarik pada Kisah Nyata Kejahatan yang Mengerikan?

Ilustrasi wanita yang sedang menonton acara kisah nyata kriminal. (freepik.com)

Sebuah studi tahun 2010 dari University of Illinois menemukan bahwa wanita cenderung lebih tertarik pada cerita kejahatan nyata dibandingkan pria.

Menurut Dr Annabelle Chow, seorang psikolog klinis, hal ini berkaitan dengan tingkat empati yang lebih tinggi pada wanita serta ketertarikan mereka pada analisis psikologis.

Wanita sering kali merasa lebih terhubung dengan korban dalam cerita kejahatan, dan ini dapat meningkatkan rasa empati serta keinginan untuk memahami aspek psikologis dari para pelaku.

Selain itu, Dr Lim menambahkan bahwa banyak wanita tertarik pada kisah-kisah kriminal karena memberikan mereka pengetahuan tentang bagaimana pelaku memanipulasi korban, yang pada akhirnya meningkatkan rasa percaya diri dalam menghadapi situasi berbahaya.

Apakah Ada Dampak Psikologis dari Menyukai True Crime?

Ilustrasi wanita yang sedang menonton serial true crime. (freepik.com)

Menyukai acara kejahatan nyata tidak selalu berarti ada sesuatu yang salah dengan kepribadian seseorang. Banyak orang hanya penasaran dengan perilaku manusia, keadilan, dan kompleksitas dalam pemecahan kasus kejahatan.

Namun, bagi mereka yang memiliki kecenderungan obsesif, ketertarikan ini bisa menjadi mekanisme koping (coping mechanism) yang tidak sehat.

Dalam beberapa kasus, kecenderungan untuk menonton kejahatan nyata mungkin muncul dari rasa takut yang tidak terselesaikan atau keinginan bawah sadar untuk mengendalikan situasi yang tidak dapat diprediksi.

Meski begitu, para ahli belum menemukan hubungan langsung antara kecintaan terhadap kejahatan nyata dengan masalah kesehatan mental.

Tanda-tanda Anda Telah Berlebihan dalam Menonton Acara True Crime

Ilustrasi rasa takut yang berlebihan. (freepik.com)

Meskipun menikmati kejahatan nyata dapat terasa menghibur, ada batasan ketika hal ini mulai mempengaruhi keseharian Anda. Dr Chow menjelaskan beberapa tanda bahwa mengonsumsi konten ini sudah tidak sehat:

1. Mengganggu Kegiatan Sehari-hari

Ketika pekerjaan, hubungan, atau merawat diri menjadi terganggu.

2. Kesulitan Membedakan Antara Fiksi dan Kenyataan

Beberapa orang mungkin mulai kesulitan memisahkan dramatisasi dari kehidupan nyata, yang dapat menyebabkan ketakutan irasional.

3. Ketertarikan Berlebihan pada Kekerasan

Rasa penasaran yang terlalu besar terhadap kejahatan bisa berkembang menjadi pemikiran berbahaya.

4. Bersimpati pada Pelaku Kriminal

Menjadi terbiasa atau bahkan bersimpati pada perilaku kriminal bisa menjadi tanda bahwa anda memiliki hubungan yang tidak sehat dengan konten ini.

5. Rasa Takut yang Berlebihan

Ketakutan yang terus-menerus terhadap keselamatan diri sendiri atau ketidakpercayaan pada orang lain bisa muncul dari konsumsi berlebihan konten kejahatan nyata.

Demikian beberapa penjelasan mengenai merasa rilex saat menonton acara kisah nyata kriminal mengerikan. Menonton acara ini mungkin terasa menyenangkan dan bahkan menenangkan bagi sebagian orang, tetapi penting untuk mengenali batasannya.

Jika konten ini mulai memengaruhi kesehatan mental atau perilaku sehari-hari, saatnya anda mengurangi konsumsi dan mencari cara lain untuk bersantai.

Meski ketertarikan pada kisah nyata kriminal adalah hal yang umum, keseimbangan tetap harus dijaga agar kita tidak terjebak dalam dunia yang penuh kekerasan dan paranoia atau ketakutan yang berlebihan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Channelnewsasia.com