INDOZONE.ID - Tahun ini, Sinners berhasil menjadi sorotan dan disebut menjadi kandidat peraih Oscar pertama di tahun 2025, dengan Ryan Coogler sebagai penulis dan sutradara.
Film horor psikologis ini menandai langkah Coogler ke genre yang jarang disentuh oleh Academy, sekaligus menegaskan posisinya sebagai pembuat film visioner.
Dengan karya-karya sebelumnya seperti Fruitvale Station, Creed, dan Black Panther, Coogler telah membuktikan dirinya sebagai sutradara yang mampu memadukan cerita pribadi dan politik dengan daya tarik luas, menjadikannya salah satu tokoh penting di Hollywood.
Sinners menjadi karya terbaru Ryan Coogler yang dinilai sejumlah kritikus berpotensi mendefinisikan ulang kariernya dan menantang batasan genre film horor di mata Academy.
Kalau film ini mendapatkan pengakuan yang pantas, Coogler berpotensi bergabung dengan daftar eksklusif sutradara kulit hitam yang dinominasikan untuk kategori Sutradara Terbaik, bersama nama-nama seperti Jordan Peele, Spike Lee, dan Barry Jenkins.
Genre horor sering kali kurang dihargai oleh Academy, dengan film-film ikonik seperti Psycho dan Rosemary's Baby yang terabaikan.
Baca Juga: 5 Alasan Film 'Sinners' Karya Ryan Coogler dan Michael B. Jordan Melambung Tinggi di Bioskop
Namun, beberapa film horor seperti The Silence of the Lambs dan Get Out berhasil memecahkan batasan ini.
Dalam konteks saat ini, film Sinners mungkin memiliki kesempatan lebih baik untuk diakui, terutama setelah perubahan pandangan terhadap genre horor di dunia perfilman.
Michael B. Jordan memberikan penampilan ganda yang luar biasa sebagai Smoke dan Stack, dua karakter yang sangat berbeda namun sangat hidup.
Meski kurang diakui dalam proyek-proyek sebelumnya dengan Coogler, Jordan kini berpotensi mendapatkan perhatian Oscar.
Di sampingnya, pendatang baru Miles Caton tampil menonjol sebagai Sammie "Preacher Boy" Moore, memperlihatkan pesonanya yang mengingatkan pada Daniel Kaluuya.
Delroy Lindo memberikan penampilan mengesankan sebagai Slim, yang layak mendapatkan pengakuan tersendiri.
Ia bergabung dengan pemain berbakat lainnya seperti Jack O'Connell, Wunmi Mosaku, dan Hailee Steinfeld.
Kualitas akting mereka berpotensi membawa pengakuan dari SAG Awards dan Oscar, dengan Francine Maisler sebagai sutradara pemilihan pemain yang patut mendapat penghargaan.
Film-film yang diluncurkan di awal tahun seperti Dune: Part Two (2023) dan Past Lives (2022) mengingatkan kita bahwa kehebatan tidak mengenal musim, dan Sinners bisa saja mengikuti tren.
Kemenangan Oscar untuk Black Panther dimulai pada bulan Februari, bukti bahwa kalender tidak lagi menjadi raja, selama kualitasnya bisa mendukungnya.
Kolaborasi antara Ryan Coogler dengan timnya yang terdiri dari Hannah Beachler, Ruth E. Carter, dan Ludwig Goransson kembali terwujud dalam proyek ini.
Carter dan Goransson, yang sudah memiliki pengalaman memenangkan Oscar, berpotensi menambah koleksi penghargaan mereka dengan penampilan luar biasa dalam film ini.
Autumn Durald Arkapaw menunjukkan keahlian sinematografinya yang luar biasa dalam film ini, dengan setiap bingkai dipenuhi kegelisahan dan keindahan tragis.
Dengan latar tahun 1930-an, Arkapaw menciptakan karya yang memukau dan berpotensi membawa pulang penghargaan Sinematografi Terbaik.
Baca Juga: Ryan Coogler Ajak Kamu Nonton Film Sinners di Bioskop – Dan Kamu Memang Harus!
Kalau film ini sukses, Arkapaw bisa menjadi salah satu dari sedikit wanita yang pernah memenangkan kategori ini, mengikuti jejak Rachel Morrison dan Mandy Walker.
Apa yang dicapai Sinners merupakan suatu hal yang radikal. Film ini memperlakukan horor bukan sebagai kejutan, tetapi sebagai jiwa.
Film ini meminta penontonnya untuk tidak sekadar takut, tetapi juga merasakan.
Film ini berada di persimpangan antara bertahan hidup dan memori, sebuah film yang politis sekaligus personal, menghantui sekaligus manusiawi.
Dan semuanya berpadu dengan roh vampir bermata merah yang menghantui para karakter di layar.
Bagi Ryan Coogler, Oscar bukanlah tujuan utama, melainkan hasil dari upaya menciptakan karya yang berdampak dan menantang.
Sinners bukanlah film yang mencari pengakuan semata, tetapi lebih sebagai panggilan untuk refleksi dan perubahan.
Film ini berpotensi menjadi salah satu karya penting tahun ini yang layak dinilai dan dikenang.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Variety.com