Review Film 'The Ugly Stepsister' Angkat Kisah Saudara Tiri Cinderella Dengan Sentuhan Horor Kecantikan
INDOZONE.ID - Kita semua tahu cerita klasik Cinderella gadis muda yang hidup dalam tekanan ibu tiri, lalu mendapat pertolongan dari peri dan makhluk ajaib hingga berhasil merebut hati sang pangeran. Kisah ini sudah berkali-kali diangkat oleh Grimm, Perrault, dan Disney.
Tapi bagaimana dengan saudara tiri Cinderella? Sosok yang selama ini kita kenal sebagai tokoh jahat, apakah mereka tidak punya kisah sendiri?
Lewat film The Ugly Stepsister, sutradara asal Norwegia Emilie Blichfeldt membalik sudut pandang cerita, mengangkat kisah para saudara tiri yang "jelek" sebagai tragedi tentang obsesi pada kecantikan.
Terinspirasi dari versi Brothers Grimm di mana salah satu saudara tiri nekat melukai kakinya demi muat di sepatu kaca Blichfeldt mengeksplorasi sejauh apa seseorang rela menyakiti diri sendiri demi penerimaan.
Baca Juga: Review Film Lilo & Stitch 2025, Benarkah Jadi Film Live-Action Disney Terbaik Sepanjang Masa?
Dengan nuansa horor yang kuat, The Ugly Stepsister menyajikan tafsir gelap dari dongeng yang sudah familier. Setelah kesuksesan The Substance karya Coralie Fargeat yang mengangkat tema serupa.
The Ugly Stepsister : Dongeng Lama dalam Balutan Kritik Sosial yang Gelap
Sebelum Walt Disney memperkenalkan dongeng ke layar kaca dengan sentuhan yang ramah keluarga, banyak cerita klasik seperti Putri Salju dan Putri Tidur sudah diceritakan berulang kali—dengan versi awal yang jauh lebih kelam.
Lewat film The Ugly Stepsister, sutradara sekaligus penulis asal Norwegia, Emilie Blichfeldt, mencoba mengembalikan sisi gelap dongeng yang terlupakan, kali ini melalui perspektif yang tak biasa: si saudara tiri dalam kisah Cinderella.
Film ini tayang perdana di program Tengah Malam Festival Film Sundance dan menawarkan pendekatan yang jauh dari formula Disney.
Fokus cerita bergeser dari Cinderella ke Elvira (Lea Myren), saudara tiri yang selama ini hanya muncul sebagai karakter pendukung antagonis. Alih-alih digambarkan sebagai tokoh jahat, Elvira justru hadir sebagai sosok yang penuh empati dan percaya diri, meskipun tak sesuai dengan standar kecantikan tradisional.
Baca Juga: Review Film Havoc (2025): Brutal dan Penuh Aksi Garapan Sutradara 'The Raid'
Elvira bukan karakter yang benar-benar "jelek", apalagi jika dilihat dari perspektif seni klasik yang mengagungkan bentuk tubuh berisi. Tapi di dunia The Ugly Stepsister, penampilan luar tetap menjadi tolok ukur, bahkan memaksa Elvira menjalani transformasi fisik ekstrem demi menarik perhatian Pangeran Julian.
Mulai dari operasi plastik yang menyakitkan hingga diet tak masuk akal dengan menelan cacing pita, perjalanan Elvira menantang norma kecantikan dan menyoroti tekanan sosial terhadap perempuan.
Alih-alih mendapat bantuan dari ibu peri, Elvira malah diserahkan ke tangan seorang dokter bedah palsu bernama Dr. Esthétique (Adam Lundgren), yang melakukan prosedur brutal seperti mengukir ulang hidung dan menjahit bulu mata langsung ke kelopak mata. Proses ini digambarkan secara grafis dan mencengangkan.
Tak tanggung-tanggung film ini juga menampilkan adegan dewasa yang cukup berani, sehingga penonton diharap bijak menonton film ini.
Meski penuh kengerian, The Ugly Stepsister juga menyelipkan humor satir yang membuat beberapa adegan terasa ironis. Film ini berhasil menghadirkan kombinasi unik antara estetika dongeng dan komentar sosial yang tajam, terutama dalam mengkritik standar kecantikan yang kejam dan tak realistis.
Penonton dibawa merasakan dilema antara mendukung Elvira yang berjuang untuk diakui, dan merasa ngeri terhadap proses menyakitkan yang harus ia lalui.
Di balik segala transformasi fisik dan fantasi putri kerajaan, film ini menyimpan pesan yang dalam bahwa standar kecantikan bisa jadi bentuk penindasan paling kejam, baik di dunia nyata maupun dalam dunia dongeng.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Variety, The Hollywood Reporter