INDOZONE.ID - Setelah sebelumnya Majalah Times menobatkan Taylor Swift sebagai Person of The Year 2023, kini stasiun TV CNN juga mengganjar penyanyi itu dengan penghargaan sebagai Businessperson of The Year 2023.
Taylor Swift memang tidak sedang menjalankan perusahaan besar atau memimpin bank sentral, namun pelantun "Cruel Summer" itu pantas mendapat predikat ini karena dampak ekonomi sangat besar yang diciptakannya sebagai penyanyi dan musisi.
Menukil CNN, superstar pop ini meraih kejayaan pada 2023 tidak hanya sebagai penyanyi, namun juga sebagai pebisnis, yakni melalui konser solo bertajuk Taylor Swift: The Eras Tour yang berlangsung sejak 17 Maret - 8 Desember 2023.
Dalam tur degan 151 pertunjukan di lima benua, banyak penggemar yag rela menghabiskan uangnya untuk membeli merchandise.
Tur ini mampu meraup pendapatan sebesar US$1 miliar atau sekitar Rp15,5 triliun, menjadikannya sebagai tur dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa.
Selain itu, keuntungan juga didapat dari penjualan tiket film The Eras Tour. Film yang berhasil menjadi box office ini berhasil mendulang pendapatan sekitar US3,8 triliun, menjadikannya sebagai film konser dengan pendapatan tertinggi sepanjang sejarah.
Taylor Swift memiliki basis penggemar setia yang rela menghabiskan uangnya untuk mendukung sang idola. Dalam perekonomian, basis penggemar setia ini bisa disebut sebagai pengungkit belanja konsumen.
Bagi para pebisnis memiliki basis pasar yang sangat besar merupakan sebuah kesuksesan, terlepas dari apakah dia menyandang posisi sebagai 'CEO' atau tidak.
Baca Juga: Taylor Swift Rayakan Pesta Ulang Tahun ke-34 Tanpa Travis Kelce
"Dia (Taylor Swift) adalah orang yang hebat dalam hal bisnis,” kata profesor manajemen olahraga dan hiburan di Universitas South Carolina Armen Shaomian, dikutip CNN, Kamis (28/12/2023).
Sementara itu, kesuksesan The Eras Tour diperkirakan masih akan berlanjut hingga akhir 2024 nanti. Sebab, menurut perusahaan tiket StubHub, penjualan tiket The Eras Tour menjadi yang terbesar dalam dua dekade terakhir dan telah melampaui kesuksesan penjualan tiket konser artis lain.
"Taylor Swift tidak hanya tampil; dia menulis ulang pedoman tersebut, meninggalkan jejak gemerlap, merangsang ekonomi, dan gelang persahabatan ke mana pun dia pergi," kata laporan akhir tahun perusahaan tersebut.
Taylor Swift memang belum mengungkap berapa besar pendapatan dari penjualan tiket seluruh pertunjukan The Eras Tour, namun Pollstar memperkirakan awal bulan ini, bahwa 60 pertunjukan pertama tur tersebut menghasilkan pendapatan kotor lebih dari $1 miliar.
Kemudian, sebuah analisis yang dibagikan secara eksklusif kepada CNN awal tahun ini memproyeksikan bahwa pertunjukan Swift di Amerika Utara saja dapat menghasilkan pendapatan lebih dari $2 miliar, menjadikannya tur dengan pendapatan kotor tertinggi yang pernah ada.
Tarikan gravitasi Swift begitu kuat, sehingga para penggemar gencar berburu tiket konser tur ke enam ini untuk kemudian menjualnya kembali. SeatGeek sebelumnya mengatakan kepada CNN bahwa harga rata-rata penjualan kembali tiket Eras adalah $1.607, naik 741 persen dari tur Reputation pada tahun 2018, yang harga rata-rata penjualan kembali tiketnya adalah $191.
Dia juga seorang bos yang murah hati, berbagi bonus $100.000 dengan pengemudi truk Eras Tour selama musim panas.
Tur sensasional itu bagaikan roda ekonomi yang terus berputar, melintasi kota-kota besar di Amerika sementara para penggemar turun membawa uang tunai dan melubangi dompet mereka. Kamar-kamar hotel di kota-kota yang menjadi tuan rumah pertunjukan Eras terisi dengan cepat.
Selain itu, para pemilik toko pakaian juga mengungkapkan, bahwa mereka mendapat dorongan dari pengunjung konser yang mencari pakaian yang sesuai dengan tema tur.
Baca Juga: Pertama Kali dalam Sejarah, Taylor Swift jadi Person of the Year Majalah Time 2023
Bank Sentral Amerika Serikat bahkan mencatat bagaimana tur tersebut meningkatkan pendapatan hotel di Philadelphia.
Yang benar-benar menonjolkan ketajaman bisnis Swift adalah bagaimana penyanyi ini memanfaatkan antusiasme yang membara dari para penggemar untuk mendorong lebih banyak penjualan.
Penggemar yang impulsif membuka dompet mereka untuk membeli kemeja, sweater, topi, poster, dan jenis merchandise lainnya untuk memperlihatkan dukungan mereka kepada Swift.
"Aspek merchandising dalam tur ini sangat penting karena memungkinkan para penggemar membawa pulang sebagian dari pengalaman tersebut karena ini semua tentang kenangan,” kata Shaomian dari University of South Carolina.
"Para penggemar mengantri berjam-jam sebelum arena dibuka karena merchandise tersebut dipasang di area yang berbeda dan mereka ingin membeli terlebih dahulu. Sekalipun hanya seperempat dari orang-orang itu yang membeli sesuatu, itu berarti setidaknya (menghasilkan US$1 juta per malam,” imbuhnya.
Itu di luar merchandise yang tersedia secara online. Mulai dari pick gitar hingga permata kuku, Swift memberikan alasan lain kepada penggemar setianya untuk berbelanja lebih banyak, dan mereka pun membelanjakannya.
Strategi bisnis Swift termasuk juga mengusung The Eras Tour ke layar lebar, memanfaatkan hype yang sudah tinggi untuk penyanyi tersebut dan tur khasnya.
“Butuh waktu kurang dari 24 jam bagi film konser Taylor Swift The Eras Tour untuk memecahkan rekor AMC di AS untuk pendapatan penjualan tiket tertinggi dalam satu hari dalam 103 tahun sejarah AMC,” kata AMC saat itu.
Writer: Putri Octavia Saragih
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: CNN