INDOZONE.ID - Musik Electronic Dance Music (EDM) telah mengalami perkembangan yang luar biasa selama beberapa dekade terakhir. Dari awalnya yang terbentuk dalam subkultur underground, EDM kini telah menjadi genre global yang mendominasi festival musik dan tangga lagu di seluruh dunia.
Mari kita menelusuri sejarah dan evolusi EDM, mulai dari awal yang sederhana hingga menjadi kekuatan dominan dalam musik populer saat ini.
1. Awal Mula di Era 1970-an: Lahirnya Musik Elektronik
Awal perkembangan musik elektronik dapat ditelusuri kembali ke tahun 1970-an, ketika synthesizer dan drum machine pertama kali diperkenalkan.
Musisi seperti Kraftwerk dari Jerman memainkan peran penting dalam membentuk suara awal musik elektronik, dengan menggunakan teknologi baru untuk menciptakan musik yang berbeda dari genre tradisional seperti rock atau jazz.
Musik Kraftwerk, yang dipengaruhi oleh futurisme dan teknologi, dianggap sebagai salah satu fondasi utama bagi genre elektronik modern.
Pada waktu yang sama, disko mulai berkembang di Amerika Serikat, khususnya di klub malam seperti Studio 54 di New York.
Disko menggunakan ritme yang repetitif dan beat elektronik yang kuat, menciptakan suasana dansa yang berfokus pada energi dan gerakan. Unsur-unsur disko ini kemudian akan membentuk dasar bagi genre EDM di masa depan.
Baca Juga: Kebangkitan Vinyl, di Balik Kembalinya Pamor Piringan Hitam di Kalangan Penikmat Musik
2. 1980-an: Kelahiran House dan Techno
Periode 1980-an menandai kelahiran dua subgenre penting dalam EDM: house dan techno. House music lahir di Chicago, dengan DJ seperti Frankie Knuckles dan Larry Heard yang memanfaatkan teknologi drum machine Roland TR-808 untuk menciptakan beat yang stabil dan energik.
House music ditandai dengan tempo 4/4 dan bassline yang berat, yang menjadikannya sangat cocok untuk klub malam. Di Detroit, techno muncul sebagai reaksi terhadap industrialisasi dan teknologi modern.
Pionir seperti Juan Atkins, Derrick May, dan Kevin Saunderson, yang dikenal sebagai "The Belleville Three," mengembangkan suara yang lebih futuristik dan dingin dibandingkan dengan house. Techno menjadi genre yang identik dengan perkembangan teknologi digital dalam musik.
3. 1990-an: Penyebaran Musik Rave dan Dance
Pada 1990-an, musik elektronik semakin populer, terutama di Eropa. Budaya rave menjadi fenomena global, dengan pesta-pesta bawah tanah yang menampilkan musik house, techno, trance, dan drum and bass.
Negara-negara seperti Inggris, Jerman, dan Belanda menjadi pusat untuk perkembangan musik ini, dengan festival rave besar seperti Love Parade di Berlin menarik jutaan penggemar.
Trance, salah satu subgenre yang berkembang pesat, menawarkan melodi yang lebih emosional dan atmosferik dibandingkan dengan house atau techno.
DJ seperti Paul van Dyk dan Armin van Buuren membawa trance ke puncak popularitas, mengisi stadion dan menarik basis penggemar yang besar di seluruh dunia.
Baca Juga: AFAID25 Day 2 Pecah! ‘I Love Anisong’ Bikin JCC Meriah Bareng Bintang Jepang dan Pecinta Anime
4. 2000-an: Era Dominasi DJ Superstar
Di awal tahun 2000-an, EDM mulai mengalami perubahan signifikan dalam hal popularitas. DJ-DJ mulai naik menjadi selebritas global, dengan nama-nama seperti Tiësto, David Guetta, dan Calvin Harris yang menjadi pionir dalam membawa musik elektronik ke arus utama.
Album-album mereka tidak hanya sukses di tangga lagu dansa, tetapi juga menembus tangga lagu pop.
David Guetta, khususnya, memainkan peran besar dalam menjembatani EDM dengan musik pop, dengan bekerja sama dengan artis mainstream seperti Rihanna, Sia, dan Nicki Minaj.
Kolaborasi ini membantu memperkenalkan EDM kepada audiens yang lebih luas dan mengubah persepsi musik elektronik dari subkultur underground menjadi bagian dari budaya pop arus utama.
5. 2010-an: Ledakan Global dan Festival EDM
Era 2010-an merupakan puncak dari popularitas EDM di seluruh dunia. Festival musik seperti Tomorrowland di Belgia, Ultra Music Festival di Miami, dan Electric Daisy Carnival di Las Vegas menjadi acara tahunan yang menarik ratusan ribu penggemar.
EDM tidak lagi hanya musik klub; kini ia mendominasi festival besar dan menarik audiens dari berbagai genre.
Subgenre seperti dubstep juga mengalami popularitas besar pada periode ini, dengan DJ seperti Skrillex yang membawa suara bass berat dan glitchy ke pusat perhatian.
Sementara itu, genre seperti progressive house, future bass, dan trap juga mulai mendapatkan pengikut yang signifikan.
Produser seperti Avicii dan Zedd menciptakan hit global yang menggabungkan unsur-unsur pop dengan drop yang energik khas EDM. Lagu seperti “Wake Me Up” oleh Avicii dan “Clarity” oleh Zedd tidak hanya memuncaki tangga lagu, tetapi juga memperkenalkan EDM ke generasi baru pendengar.
Baca Juga: Malam Penuh Keajaiban di AFAID25: Musik Studio Ghibli Bawa Kenangan Sekaligus Fans Generasi Baru
6. 2020-an: Transformasi dan Evolusi Lebih Lanjut
Memasuki dekade 2020-an, EDM terus berkembang dengan berbagai inovasi dan penggabungan genre. Genre-genre seperti melodic house dan techno mendapatkan perhatian baru dengan fokus pada produksi yang lebih halus dan mendalam.
DJ seperti Charlotte de Witte dan ARTBAT membawa pengaruh techno dan underground ke ranah yang lebih populer.
Selama pandemi COVID-19, banyak festival dan klub malam ditutup, memaksa DJ dan produser untuk beradaptasi dengan live streaming dan platform digital. Hal ini mendorong evolusi lebih lanjut dari EDM dalam hal pengalaman virtual dan teknologi interaktif.
EDM juga terus memengaruhi genre musik lainnya, dari hip-hop hingga K-pop, menjadikannya genre yang tidak pernah berhenti berinovasi dan berevolusi.
Evolusi musik EDM telah menunjukkan perjalanan yang luar biasa dari akar underground hingga mendominasi panggung global. Dari house dan techno di klub bawah tanah hingga festival besar yang dihadiri jutaan orang, EDM terus menjadi genre yang penuh inovasi dan pengaruh.
Dengan teknologi yang terus berkembang, masa depan EDM tetap cerah dan penuh potensi, memungkinkan genre ini untuk terus berevolusi dan menjangkau audiens yang lebih luas.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Billboard, Magnetic Magazine