Shandy Aulia dan anaknya. (Instagram/@shandyaulia)
Shandy Aulia dibuat gerapm dengan komentar seorang netizen yang seenaknya menyebut anaknya, Claire Herbowo kurang gizi.
Shandy dalam akun Instagram-nya memperlihatkan komentar dari netizen @laprilya19, yang terang-terangan mengejek anaknya.
"Mbak Shandy yang always denial. Indikator balita sehat adalah berat badan, lalu tanda-tanda bayi kurang gizi termasuk rambut jagung loh. Claire udah termasuk anak kurang gizi," tulis netizen itu seperti dilihat INDOZONE.
Shandy pun tak tinggal diam dan langsung meminta bantuan untuk mencari sosok netizen tersebut.
Baca juga: Shandy Aulia Naik Pitam Anaknya Diejek Netizen Kurang Gizi: Saya Pastikan Kita Bertemu
Tak butuh waktu lama, Shandy langsung mendapatkan identitas netizen julid tersebut. Dalam unggahannya yang lain, Shandy memperluhatkan sedikit penampakan tubuh netizen tersebut yang mengenakan baju dinas.
Rupanya, netizen yang menyebut anak Shandy kurang gizi itu adalah seseorang yang bergelar S.Kep dan bekerja di pemerintahan. Tampak jelas dalam unggahan itu, netizen tersebut mengenyam pendidikan terakhir di bangku perguruan tinggi.
Melihat identitas netizen itu, Shandy yakin bahwa orang itu bukannya kurang kerjaan menuliskan komentar jahat.
"Saya yakin beliau bukan orang yang kurang kerjaan apa lagi pengangguran atau beliau perlu sensasi dan cari panggung. Karena beliau ini seseorang yang berpendidikan tinggi dengan pekerjaan dan posisi yang baik serta mulia," tulis Shandy.
Shandy tampak menyayangkan aksi netizen tersebut yang memiliki pendidikan tinggi, tapi tidak diimbangi dengan tutur kata yang baik.
"Manusia itu tidak perlu pendidikan tinggi untuk memiliki Nurani. Kalau nurani anda tidak banyak paling tidak sedikit aja dipakai nuraninya dalam berkata-kata," jelasnya.
Istri dari David Herbowo ini mengaku bahwa dirinya bisa saja mempublish wajah dan identitas netizen itu, namun dia masih menggunakan hati nuraninya.
Namun, Shandy mengaku bahwa kehadiran netizen itu menjadi pengingatnya bahwa nanti, anaknya tak hanya dididik soal kemampuan akademis saja, tapi juga karakter yang memiliki empati dan nurani.
"Ada yang lebih penting diatas semua itu yaitu KARAKTER yang memiliki rasa empati dan Nurani supaya dapat menguasai setiap tutur kata dalam merespon kehidupan bersosialnya kelak. Karena pendidikan tinggi bila tidak mememiliki nurani artinya manusia yang paling malang didunia ini," tegasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: