Anak Aa Gym, Muhammad Ghaza Al Ghazali membongkar borok ayahnya. Ternyata, Aa Gym sering memaki-maki Teh Ninih, entah itu saat makan bersama di restoran atau saat sekadar berkumpul bersama.
Aa Gym mencerca Teh Ninih sebagai manusia yang munafik, musyrik dan menuhankan makhluk.
“‘Kamu musyrik. Kamu munafik. Kamu menuhankan makhluk’,” tulis Ghaza pada 3 Juni 2021.
“Inilah kalimat-kalimat pujian yang selalu kami dengar. Ya, selalu. Dikala makan di restoran. Berangkat sekolah. Berkumpul bersama. Bahkan mungkin, di setiap sudut bumi ini, hanya ada pengingat akan kalimat itu semua,” lanjutnya.
Kalimat-kalimat kasar tersebut ternyata sudah dilontarkan oleh Aa Gym selama sekitar 15 tahun kepada Teh Ninih. Namun, Teh Ninih tetap bertahan sebagai istri Aa Gym.
“Berapa lama, ya? Ya, hanya sebentar. Mungkin sekitar 15 tahun. Alunan puji-pujian yang memenuhi relung kami,” ujar Ghaza.
Namun, Ghaza mengatakan bahwa penderitaan ibunya sudah seharusnya berhenti. Sekarang waktunya bagi sang ibu berbahagia lewat perceraiannya dengan Aa Gym.
Ghaza sebenarnya menduga ada permainan di pengadilan saat proses perceraian antara Aa Gym dan Teh Ninih.
“Ya, betul. Nampaknya kemarin ada sedikit permainan di pengadilan. Begitulah, manusia. Barangkali, waktu 15 tahun belum cukup untuk menyiksamu, mungkin beliau masih perlu waktu untuk merasa puas. Namun maaf. Sudah cukup. Sudah cukup sampai sini permainannya,” sambungnya.
Ghaza tak bisa diam saja melihat ibunya yang seakan digantung dan dipermainkan.
“5 Juni 2020, lusa adalah tepat satu tahun setelah engkau dicerai. Dan, sampai detik ini engkau masih digantung, dipermainkan. Maaf saya tak bisa diam,” kata Ghaza.
“Wahai Anda pembaca, bertindaklah! Jika Anda mampu berbicara, berbicaralah! Jika Anda mampu menasihati, nasihatilah! Jika Anda mampu pergi, pergilah!,” tegasnya.
Ghaza juga sempat heran dengan pertanyaan Aa Gym mengenai kepentingan kehadiran Teh Ninih dalam pernikahan sang anak.
"Hampir satu tahun terlewati, tepatnya satu minggu sebelum hari pernikahan kami. Berat tanpa kehadirannya. Namun, apa daya, ketika sebuah kalimat tanya terlontar, 'Buat apa dia hadir?’. Seolah lidahku keluar untuk menjawabnya. Entah apa kalimat yang tepat untuk menjawab pertanyaan demikian,” tulis Ghaza.
“‘Untuk apa seorang ibu hadir di pernikahan putranya?’. Menurut Anda, apakah jawaban yang tepat untuk pertanyaan tersebut? Akankah Anda menjawabnya dengan mudah? Atau Anda akan terdiam membisu, terperanjat karena ayah Anda bertanya demikian kepada Anda?” katanya.
"Seandainya aku bisa menjawab, 'Maaf, untuk apa bapak hadir?' Niscaya akan kujawab dengan demikian," kata Ghaza.
Ghaza memuji kesabaran ibunya yang hanya diam dan hanya mengadu kepada Allah SWT dalam sujudnya di kala anak-anaknya telah tertidur.
"Dengan keagungan akhlakmu, kesabaranmu, untuk menghadapi semuanya. Menyimpan semuanya dengan rapi, memilih untuk diam, kemudian menumpahkannya kepada Sang Pemilik Lagingu dan bumi, di kala kami terlelap dengan mimpi mimpi kami."
"Begitulah Ibuku. Entah di sudut surga sebelah mana ia dilahirkan. Entah dimana ia menyembunyikan kedua sayapnya. Mengalah, mengalah, dan mengalah. Selalu mengalah. Itulah pilihannya. Rasanya, cukup bagiku penderitaanmu. Sudah waktunya bagimu untuk tersenyum. Sudah cukup tangisanmu. Cukup, waktunya bahagia. Meskipun tidak bersama-sama," ujar Ghaza untuk Teh Ninih.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: