“Kalau buat saya, ada satu novel yang sangat penting itu “Bukan Pasar Malam”. Ini cerita mengenai ayahnya ya, ketika orang yang menempa dia sehingga menjadi Pram yang kita kenal sekarang, dengan cara yang sangat tidak lazim," ungkap Hilmar.
Melalui novel tersebut, Hilmar melihat sisi personal Pram yang luar biasa dimana menunjukkan refleksi mendalam Pram sebagai seorang manusia.
Bagi Hilmar Farid, warisan Pramoedya adalah cermin perjalanan seorang manusia yang konsisten dan teguh memegang prinsip, sekaligus pengingat akan kekuatan kata-kata dalam menarasikan sebuah bangsa.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: ANTARA