Review 'House of the Dragon': Mirip GOT, Masih Menampilkan Adegan Vulgar

House of the Dragon (IMDb)

‘House of the Dragon’ merupakan sekuel dari tv series populer ‘Game of Thrones’ yang berhasil menarik banyak penggemar di seluruh dunia.

‘House of the Dragon’ secara khusus dibuat untuk mengisahkan klan Targaryen sang penguasa naga dan penguasa tahta besi sesungguhnya.

Jika dalam ‘Game of Thrones’ banyak menampilkan adegan inses dan kekerasan seksual, sutradara ‘House of Dragon’ berjanji untuk tidak menampilkan adegan kekerasan seksual di series ini.

Series ‘House of the Dragon’ dibuka dengan latar waktu pada tahun ke-9 pemerintahan Raja Viserys Targaryen atau 172 tahun sebelum kematian Mad King, Aerys Targaryen dan kelahiran putri Daenerys Targaryen.

Raja Viserys enggak punya seorang putra, melainkan seorang putri bernama Rhaenyra Targaryen.

Rhaenyra merupakan penunggang salah satu naga dari klan Targaryen. Enggak seperti putri lainnya, ia adalah putri yang cerdas dan enggak suka diperintah untuk menjalani kehidupan seperti seorang putri pada umumnya.

Rhaenyra lebih suka berkontribusi dalam mengurus kerajaan seperti berperang, bernegosiasi politik, dan banyak hal lainnya.

Ia semakin memberontak ketika sang ibu meninggal saat melahirkan adiknya yang ternyata laki-laki dan didapuk sebagai calon penerus tahta.

Namun ibu dan bayi itu harus meninggal. Para majelis kerajaan mendesak sang raja untuk kembali menikah agar memiliki pewaris.

Namun sang raja memutuskan bahwa Rhaenyra lah yang akan menjadi pewarisnya dan menjadi ratu. tentu saja keputusan raja tersebut menimbulkan polemik, soalnya belum pernah ada penguasa Westeros seorang perempuan.

Ketika sang ayah menikah dengan sahabat Rhaenyra dan memiliki seorang putra, Ia berfikir bahwa statusnya sebagai pewaris akan tergantikan. Sehingga hubungannya dengan sang ayah menjadi semakin jauh.

Sahabat Rhaenyra juga menjadi korban politik ayahnya sehingga ia harus bersedia untuk menikah dengan raja bahkan di umurnya yang masih terbilang anak-anak.

Ia terpaksa melayani raja berhubungan intim walaupun ia tak menyukainya. Hal tersebut disebabkan ia tidak memiliki pilihan lain.

Berbeda dengan Rhaenyra yang enggak mau dipaksa menikah di umurnya yang sudah menginjak 17 tahun. Ia memilih kabur dengan berkuda untuk menegaskan pada ayahnya bahwa ia enggak mau ‘dijual’ untuk kepentingan kerajaan.

Ia enggak mau dipaksa menikah dan hanya akan menjadi penghasil anak untuk suaminya. Ia selalu menegaskan bahwa takdirnya adalah memakai mahkota dan memerintah.

Adik raja yang bernama Daemon sangat ingin berkuasa dan mendapatkan status sebagai pewaris tahta. Ia mencoba berbagai cara termasuk mendekati putri Rhaenyra dan mengajaknya ke lingkungan kumuh, bahkan mereka hampir melakukan inses.

Kabar tersebut tersebar ke lingkungan kerajaan. Namun dengan wajah polos Rhaenyra mereka percaya bahwa Rhaenyra jujur dan difitnah.

Atas kejadian tersebut Rhaenyra akhirnya mengajukan usulan bahwa dirinya setuju untuk menikah namun sang ayah harus mengganti tangan kanan raja.

Putri Rhaenyra tahu bahwa sang tangan kanan raja Otto bisa mempengaruhi ayahnya dan membahayakan posisinya.

Sehingga ia memilih untuk menyingkirkan Otto dari kerajaan. Rhaenyra bukanlah putri polos seperti yang dipercaya orang-orang.

Secara diam-diam ia melakukan hubungan seksual dengan pengawal setianya. Ia memilih menjadi berdaya dalam setiap keputusannya.

Rhaenyra juga telah menyiapkan strategi untuk menjalani pernikahan yang tidak diinginkan. Ia sudah bernegosiasi dengan calon suaminya itu.

Seperti series pendahulunya ‘Game of Thrones’ series ini juga masih menampilkan pemaksaan perkawinan pada anak. Hal tersebutlah yang ditentang Rhaenyra.

Ketika sang ayah mendatangkan berbagai penguasa dari setiap klan untuk menjadi suaminya, ia menolak semua pria di bawah umur dan pria tua.

Ia juga tahu bahwa sahabatnya yang saat ini menjadi istri ayahnya akan menjadi penghalangnya kelak, sehingga ia membuat siasat untuk menghadapi sahabatnya itu.

Adegan-adegan perang yang ditampilkan dalam series ini juga masih vulgar layaknya di ‘Game of Thrones’.

Artikel menarik lainnya:

• Fakta Berat, Kota Seribu Jendela yang Penuh Toleransi, Keindahannya Memikat Abis!

• 5 Alasan Wajib Nonton Drakor 'Narco-Saints', Salah Satunya Endingnya Bikin Geleng Kepala

• Cerita WNI Napak Tilas ke Lokasi Syuting CLOY di Swiss, Terpukau Sama Pemandangannya

• Berawal dari Kedai Kecil 94 Tahun Silam, Restoran Bakso Ini Sekarang Punya 100 Cabang!

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.