Kiri: Frank W. Abagnale. Kanan: Poster film Catch Me If You Can. (Wikipedia/DreamWorks Pictures)
Kalau kalian pernah menonton film Catch Me If You Can yang dirilis 2002 silam, tentu masih ingat dengan sosok utamanya yang diperankan Leonardo DiCaprio. Film itu sendiri terinspirasi dari aksi licik yang pernah dilakukan seorang remaja bernama Frank William Abagnale saat masih remaja.
Kemampuannya berkomunikasi dan percaya diri membuat ia pernah menipu dan berperan dengan berbagai profesi seperti pilot, dokter dan sebagainya. Meski kejahatan utamanya adalah bagaimana ia memalsukan cek dan menarik uang dengan cek palsu tersebut, yang membuat akhirnya ia membuat perjanjian dengan FBI.
Namun apakah benar aksi di film tersebut benar-benar terjadi di kehidupan aslinya? Semenjak munculnya seorang wartawan yang menyelidiki kakuratan sejarah, film tersebut jauh melenceng dari kisah aslinya,
Berikut rangkuman yang telah Indozone susun soal Frank Abignale jr. tersebut.
Frank William Abagnale lahir pada 27 April 1948. Ia merupakan seorang mantan penjahat terpidana dan kemudian menjadi penulis. ISaat masih remaja dicap sebagai penipu ulung dan licik lewat sejumlah aksi kejahatannya.
Frank memiliki ibu Aljazair-Amerika yang meninggal pada November 2014, dan seorang ayah Italia-Amerika yang meninggal pada Maret 1972.
Saat berusia 12 tahun, kedua orang tuanya berpisah. Tiga tahun kemudian, kedua orang tua Frank resmi bercerai.
Dalam bukunya yang berjudul 'Catch Me If You Can', Frank mengatakan korban kejahatan pertamanya adalah ayahnya. Frank memanfaatkan kartu kredit ayahnya untuk membeli bensin dan truk dengan tagihan 3.400 dolar AS.
Baca Juga: Gara-gara Ini, Leonardo Dicaprio Dinilai akan Jatuh Jika Tak Segera Berubah
Karena kejahatan itu, ia pun dikirim ke sekolah reformasi di Westchester County, New York yang dijalankan oleh Catholic Charities USA.
Tak hanya memanipulasi kartu kredit ayahnya, Frank pernah memakai delapan identitas berbeda selama bertahun-tahun. Itu dilakukan agar aksi penipuannya berjalan tanpa hambatan.
Frank pernah memalsukan ijazah hukum dari Harvard University. Ijazah itu dipakainya untuk bekerja di sebuah kantor pengacara.
Saat identitasnya akan terkuak, Frank mengganti profesinya dengan menipu maskapai Pan American World Airways. Saat menjadi pilot, ia berhasil terbang ke berbagai 26 negara dengan total penerbangan sebanyak 250 kali. Ia lantas memalsukan cek gajinya dan sukses meraup 2,8 juta dolar AS.
Frank juga pernah menyamar menjadi dokter pengawas dokter anak dengan menyamarkan identitasnya menjadi Frank Connor. Itu dilakukannya saat menjadi buronan FBI.
Setelah dipenjara selama 12 tahun, Frank mendirikan Abagnale & Associates yang bergerak dalam bidang keamanan dokumen.
Uniknya lagi, Frank bekerja untuk FBI dalam bidang keamanan uang, di mana Frank punya keahlian dalam mengidentifikasi keahlian cek.
Film Catch Me If You Can digarap sutradara Steven Spielberg. Film blockbuster Hollywood ini dibintangi Leonardo DiCaprio dan Tom Hanks.
Film ini bercerita tentang kisah hidup seorang remaja bernama Frank Abagnale (Leonardo DiCaprio) di tahun 1963.
Kisah gilanya bermula saat menginjak usia 16 tahun, di mana ia tinggal di New Rochelle, New York, AS, bersama ayahnya Frank Abagnale Sr dan ibunya yang berdarah Prancis, Paula.
Suatu ketika, keluarga itu bangkrut dan kedua orang tuanya bercerai. Frank kemudian kabur dari rumah dan memilih sendiri jalan hidupnya.
Ia memulai aksi penipuan pertamanya dengan memanipulasi kartu kredit ayahnya. Tak cuma itu, ia juga sukses meraup jutaan dolar dari cek kosong. Di usia 17 tahun, ia jadi perampok bank paling sukses dalam sejarah Amerika Serikat.
Aksi penipuannya tak berhenti di situ, ia bahkan pernah mengaku sebagai asisten jaksa agung di negara bagian Louisiana AS, seorang dokter rumah sakit di Georgia, dan menyamar sebagai pilot Pan American World Airways.
Nafsu mengembara Frank meluas ke cakrawala internasional. Dia memalsukan paspor, lalu menjelajahi berbagai bagian Eropa termasuk Prancis, mencoba menghindari penangkapan.
Suatu hari saat berbelanja bahan makanan, Frank mendapati dirinya dikelilingi oleh polisi yang menodongnya dengan senjata. Ia kemudian ditangkap dan dijebloskan ke penjara.
Ia menjalani hukuman yang lama di penjara Perpignan, hampir tidak selamat dari kondisi kehidupan yang tidak manusiawi. Satu-satunya pengunjung simpatiknya adalah penghubung AS yang dengan menyesal memberi tahu dia bahwa ini tipikal narapidana.
Frank kemudian dipindahkan ke Swedia. Dia menghalangi beberapa penyelidikan hukum sampai dia menyadari betapa adilnya sistem mereka. Dengan kerjasamanya, seorang pengacara pembela memperdebatkan teknis tentang tuduhan penipuan dan memberinya pengurangan hukuman. Dia menemukan sistem penjara jauh lebih ramah.
Pada tahun 1978, dua tahun sebelum buku otobigrafinya terbit, pengakuan Frank ini sempat dipertanyakan dan dilakukan penyelidikan. Kecurigaan itu datang dari seorang reporter San Francisco Chronicle.
Ia menghubungi sejumlah institusi yang disebutkan Frank untuk mengkonfirmasi klaim tersebut. Namun, ia tidak menemukan bukti kebenaran klaim Frank.
Dakam buku terbarunya berjudul 'The Greatest Hoax on Earth: Catching Truth, While We Can', reporter bernama C. Alan Logan ittu mengatakan, Frank hanya mencuri sekitar $ 1.200 selama menjalankan aksi penipuannya.
Lebih lanjut katanya, Frank berada di penjara antara usia 17 dan 20 tahun. Ia bahkan berbicara dengan pramugari yang ditemui Frank pada tahun 1969 dalam sebuah pertemuan yang pada akhirnya akan mengarah pada penahanannya.
Menurutnya, kala itu Frank berpakaian sebagai pilot TWA (Trans World Airlines) selama beberapa minggu, dan berteman dengan seorang pramugari bernama Paula Parks. Ia juga disebutkan tak benar-benar naik pesawat, namun hanya berpakaian seperti pilot di bandara tanpa terbang kemana-mana.
Frank sempat membantah tuduhan reporter tersebut. Ia mengatakan bahwa dia ragu ada orang yang akan mengkonfirmasinya karena malu. Dia kemudian mengatakan dia telah mengubah nama.
Barulah di tahun 2002, Frank Abagnale berkata jujur soal kebenaran buku yang ditulisnya. Hal itu diungkapkan Frank dalam laman web perusahaannya.
Dalam pengakuannya, Frank menyebut beberapa fakta telah dilebih-lebihkan atau dilebih-lebihkan, meskipun dia tidak spesifik tentang apa yang dilebih-lebihkan.
Baca Juga: 'What If' James Cameron Garap Spider-Man: Banyak Adegan Dewasa, Aktornya Leonardo Dicaprio
"Saya diwawancarai oleh rekan penulis hanya sekitar empat kali. Saya yakin dia melakukan pekerjaan yang baik untuk memberi tahu cerita, tapi dia juga mendramatisir dan melebih-lebihkan sebagian [itu]. Itulah gayanya dan apa yang diinginkan editor. Dia selalu mengingatkan saya bahwa dia hanya bercerita dan tidak menulis biografi saya," ucapnya.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: