Film Wolf Creek yang terinspirasi dari serial killer Ivan Milat. (IMDb/Wikipedia)
Film Wolf Creek adalah sebuah film horor Australia yang dirilis pada tahun 2005 dan disutradarai oleh Greg McLean. Film ini rupanya terinspirasi dari kisah Ivan Milat, seorang pembunuh berantai yang membunuh korbannya dengan sadis dan kejam.
Film ini menceritakan tiga orang wisatawan, yaitu Ben, Kristy, dan Liz, yang sedang melakukan perjalanan di wilayah sekitar kawah meteor di Australia.
Setelah melewati malam yang menyenangkan, mereka menemukan bahwa mobil mereka tidak dapat dihidupkan dan mereka terjebak di tempat yang terpencil.
Kemudian, seorang pria bernama Mick Taylor menawarkan untuk membantu mereka dan mengajak mereka ke tempat tinggalnya untuk memperbaiki mobil mereka. Namun, di rumah Mick, ketiganya diserang dan disiksa secara brutal.
Baca Juga: Kisah Tunawisma Berjas yang Jadi Miliarder, Pernah Tidur dengan Anaknya di Toilet Stasiun
Ivan Milat atau bernama lengkap Ivan Robert Marko Milat lahir pada 27 Desember 1994 di Rumah Sakit Wanita Crown Street di Guildford, New South Wales.
Ayahnya yang bernama Stjepan Marko "Steven" Milat merupakan emigran Korasia. Sedangkan ibunya bernama Margaret Elizabeth Piddleston adalah orang Australia.
Ivan Milat adalah anak kelima dari 14 bersaudara. Meski hidup miskin, orang tua Milat sangat berhati-hati dalam membesarkan, mendidik, anak-anaknya. Bahkan, semua anaknya disekolahkan ke sekolah-sekolah Katolik.
Namun, kemiskinan membuat keluarga Ivan Milat hidup diselimuti kekerasan. Ayahnya yang seorang pecandu alkohol dan pemarah, mewariskan sifat itu ke anak-anaknya.
Semua anak laki-lakinya sudah terbiasa memegang pisau dan senjata api. Bahkan mereka di siang hari sering menghabiskan waktu dengan latihan menembak di halaman rumah.
Saat remaja, Ivan Milat terkenal sebagai anak yang nakal. Ia pernah melakukan perampokan, pemerkosaan, dan penyerangan fisik. Pada tahun 1971, ia dinyatakan bersalah atas pemerkosaan seorang wanita dan dijatuhi hukuman penjara selama lima belas tahun. Setelah keluar dari penjara, ia kembali menjadi seorang pembunuh berantai yang sadis.
Pembunuhan pertama yang dilakukan oleh Ivan Milat terjadi pada tahun 1989, ketika ia membunuh dua orang wanita Inggris yang sedang berlibur di Australia.
Dua wanita yang dibunuh dengan sadis itu bernama Caroline Clarke dan Joanne Walters. Polisi menduga Clarke dijadikan sasaran latihan tembak karena tubuhnya dipenuhi luka tembakan. Sementara Walters ditikam berulang kali.
Selama tiga tahun berikutnya, ia melakukan beberapa pembunuhan lagi dengan cara yang sangat sadis, termasuk penyiksaan dan mutilasi pada korban-korbannya.
Sepanjang 1989-1993, Ivan Milat setidaknya telah membunuh 7 turis. Sebelum membunuh, Milat lebih dulu mengikat dan menyumpal mulut korbannya. Bahkan tak jarang ia melakukan pelecehan seksual.
Aksi pembunuhan Ivan Milat tak semuanya berhasil. The Advertiser melaporkan, polisi menemukan kesamaan antara kasus Paul Onions yang lolos dari kejaran seorang pembunuh dengan kasus pembunuhan lainnya.
Pada akhirnya, Ivan Milat ditangkap pada tahun 1994 setelah polisi menemukan bukti yang menghubungkannya dengan pembunuhan-pembunuhan tersebut.
Akibat perbuatannya, Ivan Milat dijatuhi hukuman penjara seumur hidup lima kali berturut-turut. Ia divonis bersalah atas pembunuhan dua wanita asal Inggris, tiga asal Jerman, dan dua asal Australia.
Seperti penjahat pada umumnya, Milat tak pernah mengakui perbuatannya. Ia membantah telah membunuh 7 turis dengan sadis.
Ivan Milat menghembuskan nafas terakhirnya pada Oktober 2019, setelah menghabiskan 23 tahun di penjara.
Juru bicara Lembaga Pemasyarakatan New South Wales (NSW) mengatakan, Milat meninggal karena menderita kanker.
Baca Juga: Kisah Amarjeet Sada, Bocah Serial Killer Termuda yang Tersenyum saat Mengakui Membunuh
Selama hidup di penjara, Milat sering masuk berita karena tingkahnya. Ia dilaporkan pernah memotong jarinya dan berusaha mengirimkannya melalui pos ke kantor mahkamah agung.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: