Film Dream merupakan garapan sutradara Lee Byeong-heon yang terinspirasi dari kisah nyata saat timnas Korea berpartisipasi dalam Piala Dunia Tunawisma 2010.
Film ini menggaet Park Seo Joon sebagai pelatih sepak bola timnas tunawisma Korea dalam mempersiapkan Piala Dunia Tunawisma.
Selain sebagai pelatih, Park Seo Joon merupakan atlet sepak bola timnas Korea yang harus hiatus sementara karena kontroversi yang melibatkan dirinya.
Selain Park Seo Joon juga ada IU yang berperan sebagai sutradara film dokumenter, Ia ingin mengangkat kisah para tunawisma yang bergabung sebagai timnas tunawisma Korea.
Baca Juga: Review ‘The Childe’, Badass-Nya Seon-Ho Debut di Film Action, Spoiler Alert!
Tema yang diangkat dalam film ini terasa sangat fresh dan berbeda dari kebanyakan film atau drama korea lainnya.
Film ini mengangkat mimpi sekelompok tunawisma yang ingin menjuarai Piala Dunia Tunawisma dengan segala keterbatasan yang mereka miliki.
Selain itu, sutradara juga menyajikan setiap kisah di balik sekelompok orang tersebut berakhir menjadi tunawisma.
Walaupun memiliki tujuan yang berbeda, Yoon Hong-dae (diperankan oleh Park Seo Joon) dan Lee Song-min (diperankan oleh IU) bekerja keras untuk membantu mewujudkan keinginan sekelompok tunawisma tersebut.
Film ini mengangkat sesuatu yang baru tentang mimpi-mimpi para tunawisma dan tekad kuat untuk meraih mimpi tersebut.
Mereka tidak memikirkan diri mereka sendiri, namun juga orang lain dan keluarga yang ingin mereka bahagiakan.
Berkat Piala Dunia Tunawisma, para tunawisma yang tergabung menjadi timnas Korea berhasil mengangkat taraf hidupnya dan bisa membeli tempat tinggal.
Kegigihan mereka dan keberhasilan mereka di Piala Dunia Tunawisma mematahkan stigma masyarakat bahwa mereka adalah orang-orang yang ‘bau’ dan tidak akan ada yang mau menjadi sponsor mereka.
Baca Juga: Sadis! Rapper Kidd Creole Divonis 16 Tahun Penjara karena Bunuh Tuna Wisma
Itu semua terpatahkan ketika mereka berhasil bekerja keras di pertandingan terkahir Piala Dunia Tunawisma yang membuat mereka akhirnya dibanjiri oleh sponsor.
Visual yang ditampilkan di film ini terbilang bagus, karena sutradara berhasil menggambarkan perbedaan kelas sosial antara tunawisma dan orang-orang yang memiliki rumah.
Berbeda dengan cerita-cerita di drama atau film Korea lainnya, dalam film ini sutradara tidak memaksakan adanya love line story antar tokoh utamanya. Sehingga benar-benar fokus pada mimpi setiap karakternya.
Selain itu kehidupan pribadi para pemeran utamanya juga tidak banyak mendapat porsi yang membuat film ini tidak berlebihan dengan porsi yang pas.
Keberhasilan Yoon Hong Dae untuk keluar dari zona nyamannya berhasil membuat dirinya kembali diperhitungkan. Seolah-olah sutradara memberikan pesan bahwa keluar dari zona nyaman bukan berarti buruk.
Komedi yang disisipkan juga tidak berlebihan dan terkesan mengalir apa adanya. Di awal-awal cerita terasa sedikit membosankan karena plotnya yang terkesan lambat.
Namun apabila sudah memasuki pertengahan maka penonton akan disuguhkan dengan adegan-adegan mengharukan yang akan membuat film ini terasa lebih menarik.
Artikel Menarik Lainnya:
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: