Kategori Berita
Media Network
Rabu, 24 APRIL 2024 • 08:51 WIB

Gandeng Anak Muda Yogyakarta dan Psikolog, LAKI Sukses Nobar 4 Karyanya Bertajuk Kesehatan Mental

Nonton bareng film 'Share Screen Volume II: Bingkai Rasa' di Grhatama Pustaka Yogyakarta, Selasa (23/4)

INDOZONE.ID - Tingginya jumlah remaja atau anak muda yang mengalami gangguan kesehatan jiwa di Indonesia, membuat Lembaga Advokasi Keluarga Indonesia (LAKI) bersama Yayasan Rumpun Nurani dan Sineas Muda dari Cakra Visual baru saja berhasil menyelenggarakan nonton bareng (nobar) lewat film urgensi kesehatan dan kesejahteraan jiwa remaja bertajuk acara “Share Screen Volume II: Bingkai Rasa”, dilaksanakan di Grhatama Pustaka Yogyakarta, Selasa (23/4).

Setidaknya ada 4 film pendek yang diputar diantaranya berjudul Phytagoras, Diorama, Serenada, dan Memoar.

Disampaikan Rennta Chrisdiana selaku Ketua LAKI sekaligus Project Leader School-Based Mental Heath (SBMH) mengatakan bahwa latar belakang film ini yaknj merujuk dari data Indonesian National Adolescent Mental Health Survey yang menunjukan 15,5 juta memiliki satu gangguan mental dalam 12 bulan terakhir.

Baca Juga: Lee Joo Bin Berbagi Wawasan tentang Karakter Cheon Da Hye di 'Queen of Tears': Aku Tidak Menganggapnya sebagai Penjahat

Sehingga ia menekankan, pentingnya dukungan orang dewasa di keluarga maupun sekolah serta keterlibatan lebih praktisi kesejahteraan mental menjadi upaya kunci preventif.

"Berawal dari keprihatinan kesehatan mental terutama anak anak muda.Masalahnya begitu dekat disekitar kita. masa kita diam saja,” ucap Rennta Chrisdiana dalam konferensi persnya, Selasa (23/4).

Menurutnya, lewat film ini harapannya, agar bisa menggaet kontribusi dari pemerintah agar kasus kesehatan mental berkurang mengingat makin maraknya kasus bunuh diri para remaja akibat gangguan kesehatan mental.

Baca Juga: Song Kang-ho Pemeran Film Parasite Main Jadi Park Doo Chil dalam Serial Terbaru Uncle Samsik

Satu-satunya perempuan dengan jobdesk sutradara sekaligus penulis berjudul "Memoar" dalam tim sekawan itu, yakni Marchelia menjelaskan bahwa inti cerita film yang digarapnya itu mengisahkan seorang pelajar laki-laki yang beberapa waktu terakhir terkena bullying di Sekolah maupun Keluarga.

"Jadi harapan saya atau tim kita lewat film Memoar ini, bagaimana membangun sebuah komunikasi yang nyaman antara anak laki laki dan orang tua (terutama ayah) untuk menghindari kejadian yang mengancam nyawa,” ucap Marchelia.

"Sekali lagi, film ini bukan untuk hiburan saja namun juga untuk membangun hubungan yang nyaman,” sambungnya.

Baca Juga: Sinopsis Joker: Folie à Deux Serta Tanggal Rilisnya di Indonesia

Lanjut Marcehlia mengungkapkan ada kendala selama produksi film, yakni kendalanya bagaimana membuat film serealistis mungkin. Untuk menyiasati itu, sebelum memulai produksi, dirinya bersama tim melakukan riset terlebih dahulu.

"Pada Film Memoar ini, targetnya bukan hanya masyarakat umum namun juga disekolah. Karena bertujuan utamanya menjaga mental anak selama menjalani proses belajar,” harapnya.

Adapun proses dalam memproduksi 4 film yang disebut project Sekawan ini merupakan tantangan baru dengan skala dan kompleksitas yang tinggi dilakukan selama 8 bulan, 30 crew yang terlibat. Serta total durasi setiap film sekitar 20-29 menit.

Baca Juga: Joko Anwar Umumkan Serial Supranatural Sci-fi 'Nightmares and Daydreams' Tayang 14 Juni di Netflix

Pada kesempatan itu juga, mewakili Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif(Kemenparekraf) RI yang hadir secara langsung, yakni Imam Muryanto selaku Koordinator Film, Musik, dan Animasi Kemenparekraf RI mengapresiasi dan takjub terhadap penayangan keempat film itu.

Pihaknya ingin keempat film tersebut kedepannya lebih disebarluaskan.

"Kita lihat filmnya dibuat sutradara muda, tim dan aktonya pemula, bahkan pembiayaan yang sangat minim, saya lihat tadi ide cerita sudah cukup runtun ya, angka 1-10 ya angka 8 ditingkat pemula. Ini sudah merupakan embrio yang berkualitas,” anggapnya.

Lanjut Imam, Kemenparekraf RI terus berkomitmen memberikan dukungan terutama anak-anak muda yang berpotensi bisa menyukseskan film di Tanah air.

Baca Juga: Dari Sahabat Jadi Musuh! Trailer Transformer One Menampilkan Kisah Awal Optimus Prime dan Megatron

"Pemerintah sebetulnya sudah banyak mendorong film-film khususnya anak muda di Jogja atau kota-kota lain untuk menjadi trigger, nah ini hanya salah satunya saja,” tandasnya.

"Ini genre yang cukup unik (yaitu tentang kesehatan mental) karena memang saya tadi lihatnya itu adalah hasil kolaborasi antara pakar psikologi, hukum, pakar komunikasi dan pendidikan. Ini menyajikan sesuatu sajian yang terjadi dimasyarakat secara riil bagaimana mereka bersikap dalam menjalani hidup ini,” tutupnya.

Writer: Ananda F.L


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Dan Wawancara

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Gandeng Anak Muda Yogyakarta dan Psikolog, LAKI Sukses Nobar 4 Karyanya Bertajuk Kesehatan Mental

Link berhasil disalin!