Sinopsis dan Review '1987: When the Day Comes', Film Thriller Politik Korea Terlaris Tembus 7,2 Juta Penonton

1987: When the Day Comes, film thriller Korea terlaris sepanjang sejarah (My Drama List)

INDOZONE.ID - Kalau kamu suka film berbau politik, coba tonton 1987: When the Day Comes. Bergenre thriller politik, film ini berkisah tentang perjuangan Korea Selatan buat jadi negara demokrasi.

Film ini terinspirasi dari salah satu peristiwa penting bersejarah di sana. Kerennya, film ini tembus 7,2 juta penonton jadi menjadi salah satu kisah thriller politik terlaris.

Penasaran bagaimana ceritanya? Simak sinopsis dan review 1987: When the Day Comes berikut ini ya!

Sinopsis 1987: When the Day Comes

Sebelum jadi negara demokrasi seperti sekarang, Korea Selatan dikuasasi oleh diktator militer.

Sejak tahun 1950-an, ada banyak diktator militer yang didukung AS menguasai negara ini. Rezim militer tersebut sering banget melanggar hak asasi manusia dengan dalih melindungi keamanan nasional.

Sampai akhirnya terjadi rangkaian pemberontakan dan protes pada pemerintah untuk mengadakan pemilu bebas. Puncaknya pada Gerakan Demokrasi Juni 1987.

1987: When The Day Comes bercerita tentang perjuangan di bulan Juni tersebut. Ceritanya dimulai dari kematian seorang mahasiswa yang demo lalu dibunuh secara keji oleh polisi.

Baca Juga: 10 Film Thriller Korea Terlaris Sepanjang Sejarah: Ada Train to Busan hingga Exhuma!

Sementara Choi Hwan (Ha Jung Woo) adalah jaksa yang menyelidiki kasus pembunuhan tersebut. Ia diminta buat segera mengeluarkan perintah kremasi demi mencegah autopsi.

Karena merasa polisi tidak menghormati hukum, Jaksa Choi meminta autopsi secepatnya. Ada tekanan dari pemerintah pada jaksa dan media tentang hasil autopsi tadi.

Setelah terjadi pertarungan sengit di antara beberapa pihak, akhirnya, dua polisi dijebloskan ke penjara. Lalu ceritanya berganti pada seorang sipir penjara yang simpati pada mahasiswa yang dibunuh.

Review 1987: When The Day Comes

1987: When the Day Comes (2017). (CJ Entertainment)

Di film ini, sebenarnya kematian mahasiswa secara tidak adil bukan jadi fokus utamanya. Namun, lebih pada aksi dari banyak orang yang terlibat buat mengungkap kematian itu.