Baca Juga: Review Breaking and Re-entering, Film Taiwan di Netflix soal Perampok yang Balikin Uang Curian
Kerennya, Wong Ching Po berhasil mengambil simpati penonton lewat banyak cara. Gui Lin punya rasa sayang yang besar buat neneknya.
Apalagi, ia harus berjuang melawan penyakit mematikan yang diduga bikin hidupnya tidak lama. Terakhir, dua buronan peringkat di atasnya juga ternyata lebih jahat dari dirinya.
Motif Gu Lin buat ngejar buronan agar ia bisa naik di posisi satu juga salah satu yang paling menarik. Ia ingin dikenang tapi sebagai buronan paling jahat. Ide cerita ini benar-benar terasa unik.
Film ini kebagi jadi dua bagian utama. Di bagian pertama, suasananya penuh nuansa gangster yang keren banget. Sementara di bagian kedua, ceritanya berubah cukup drastis. Saat Gui Lin ketemu sama komunitas agama, karakternya terus berkembang. Namun, ia tetap nunjukkin sisi dingin dan sulit didekati.
Penampilan aktor utamanya, Ethan Juan, pantas diacungi jempol. Ia sukses jadi sosok pembunuh bayaran yang masih nunjukin sisi manusiawi saat kehilangan neneknya. Apalagi, saat ia kelihatan peduli pada Hsiao Mei dan para pengikut sekte.
Sayangnya, karakter perempuan di film ini agak kurang menonjol. Karakter yang diperankan Jingle Wang dan Peggy Tseng seperti jadi pemanis cerita saja.
Detektif yang memburu Gui Lin juga rasanya kurang digali lebih dalam. Bagian spiritual di tengah cerita juga agak memperlambat tempo, tapi akhirnya tetap bikin cerita lebih berbobot.
Terakhir, kalau kamu suka film aksi dengan cerita emosional, The Pig, the Snake and the Pigeon bisa jadi pilihan yang tepat. Film ini bukan cuma menyajikan aksi keren, tapi juga tidak gampang ditebak.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Asian Movie Pulse