Baker sebelumnya udah dikenal lewat karyanya seperti Tangerine, The Florida Project, dan Red Rocket. Namun, Anora benar-benar membawanya ke level yang beda.
Dengan gaya penyutradaraan yang unik dan cerita yang ambisius, Anora terasa segar dan berani.
Menariknya, di usia Mikey Madison yang masih 25 tahun, ia berhasil menghidupkan Ani sebagai karakter yang kompleks, cantik, kuat, tapi rapuh.
Baker dan Madison membawa penonton dalam perjalanan penuh kejutan, tragis sekaligus komedi. Dari yang awalnya fantasi manis berubah ke kenyataan pahit.
Sang sutradara seolah ingin membuang ekspektasi penonton soal dongeng yang indah dengan cara yang paling sadis.
Kisah cinta Ani dan Vanya sejak awal emang kelihatan sebagai sesuatu yang nggak nyata. Mereka jatuh cinta karena sering menghabiskan waktu bersama, tapi lupa kalau kehidupan keduanya jauh berbeda.
Nah, uniknya, penonton dibuat hanyut dalam kisah mereka yang dari awal udah jelas nggak bakal bersatu.
Namun, tetap ada yang terasa kurang pas. Film ini banyak banget menyajikan adegan dewasa, kata-kata makian, serta penggunaan narkoba.
Bagi beberapa orang, bagian-bagian ini mungkin bakal bikin nggak nyaman.
Secara keseluruhan, film ini mungkin bukan yang bangus banget, tapi tetap bisa jadi tontonan yang menghibur.
Itulah review Anora, film yang raih banyak penghargaan di Oscar 2025. Buat yang udah nonton, gimana pendapatmu?
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Amatan