Razi Irawan, penyanyi Gegagedigedagedago. (Istimewa)
INDOZONE.ID - Kesuksesan lagu 'Gegagedigedagedago' sungguh mencengangkan, sebagaimana anehnya judul lagu tersebut. Lagu ini merupakan adaptasi dari 'Cotton Eye Joe' milik Rednex dan pertama kali viral di TikTok oleh penyanyi Denmark, Razi Irawani. Lagu ini juga telah dirilis di Spotify pada 24 Mei 2024.
Sejak dirilis pada tahun 2024, lagu ini telah memikat 560 juta penonton unik, dibandingkan dengan 615 juta pengguna terdaftar Spotify. Sementara viral pertama kali di TikTok, platform YouTube lah yang benar-benar membawa lagu ini ke puncak popularitas.
Sangat fenomenal, dalam waktu hanya tiga bulan, lagu ini telah mengumpulkan 8,2 miliar penayangan, mengalahkan rekor 'Despacito' karya Luis Fonsi yang membutuhkan 70 bulan untuk mencapai jumlah tersebut. Kecepatan ini menunjukkan bahwa "Gegagedigedagedago" mencapai kesuksesannya 23 kali lebih cepat.
Baca Juga: Bongkar Fakta 'Mabagal', Lagu Viral di TikTok yang Dipopulerkan Moira Dela ft. Daniel
“Jumlahnya sangat mencengangkan dan sulit untuk dipahami,” ungkap Pat Reiniz, salah satu pendiri Rednex dan produser 'Cotton Eye Joe', dalam keterangan reaminya.
Lagu ini melampaui definisi umum dari istilah 'viral' atau 'meme'. Menurut Reiniz, ini adalah sebuah gerakan digital masif yang melibatkan ribuan pembuat video dengan berbagai tema. 'Gegagedigedagedago' bukan hanya sekadar lagu, melainkan peristiwa besar pertama dari banyak peristiwa yang akan datang dalam dunia digital.
Dengan 3 miliar penayangan per bulan, jika tren ini terus berlanjut hingga empat bulan ke depan, 'Gegagedigedagedago' berpotensi menjadi konten hiburan paling banyak dikonsumsi dalam sejarah umat manusia.
Saat ini, lagu ini telah dilihat oleh 16% dari seluruh pengguna YouTube dan 7% populasi dunia. Jumlah penayangannya bahkan melampaui jumlah manusia di planet ini, menunjukkan bahwa lagu ini telah diputar dua kali lebih banyak dibandingkan lagu No.1 sepanjang masa di Spotify, 'Blinding Lights' oleh The Weekend.
Keberhasilan 'Gegagedigedagedago' sungguh luar biasa karena dicapai tanpa upaya pemasaran atau paparan media besar-besaran. Ini sangat kontras dengan era 90-an di mana kesuksesan musik hampir mustahil dicapai tanpa keduanya. Tingkat keberhasilan ini sangat baru sehingga belum ada grafik atau metrik yang cukup untuk mengukurnya.
Baca Juga: Viral di Medsos, Penonton Konser Avenged Sevenfold Pulang dengan Tertib Sambil Melantunkan Sholawat
“Setiap pandangan adalah manusia nyata di suatu tempat di planet ini, dengan sepasang telinga yang secara sadar membuat pilihan untuk terhubung dengan sebuah lagu,” kata Pat Reiniz.
Ada kekhawatiran bahwa angka-angka besar yang dicapai oleh video pendek ini mungkin mengancam konsep lagu penuh. Apa pun yang terjadi, ini menandakan perubahan besar di industri musik dan hiburan. Penyesuaian dan adaptasi akan diperlukan untuk menghadapi perubahan ini.
Pertanyaan besar yang kini mengemuka adalah apakah rilis 'Gegagedigedagedago' di Spotify akan mengikuti kesuksesan yang sama atau justru menjadi kegagalan yang mengecewakan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Press Release