INDOZONE.ID - Dijf Sanders, musisi asal Belgia, membawa warisan budaya Nusantara ke panggung global melalui album “Java.”
Menggabungkan musik elektronik dan tradisional, ia merekam berbagai bunyi khas Jawa selama perjalanannya di Subang, Banyumas, hingga Yogyakarta.
Baca Juga: Resmi! Linkin Park Gelar Konser di Jakarta pada 2025
Dari suara calung hingga gamelan kaca daur ulang, album ini merangkum kekayaan bunyi tradisional dengan sentuhan modern.
Album “Java” yang berisi sembilan lagu seperti Akim dan Banyumas menjadi bentuk penghormatan pada budaya lokal yang seringkali terlupakan.
Melalui kolaborasi dengan musisi dan pengrajin instrumen Indonesia, Dijf menunjukkan bahwa musik tradisional bisa relevan di era modern tanpa kehilangan nilai sejarahnya.
Baca Juga: Tepat Hari Ini, Lagu Night Changes One Direction Genap 10 Tahun Sejak Rilis
Seniman lain, seperti Jan Schulte dan Nusantara Beat, juga berupaya menghidupkan budaya Nusantara dengan nuansa segar.
Upaya ini menjadi pengingat bagi generasi muda Indonesia untuk mencintai dan menjaga warisan budaya melalui musik, suara, dan teknologi.
Musik seperti karya Dijf Sanders menyatukan tradisi dan inovasi, menciptakan pengalaman estetis yang melampaui batas geografis dan generasi.
Saatnya kita, generasi muda, turut berperan menjaga dan merayakan kekayaan budaya Nusantara.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Aural Archipelago