Bukan hanya meminta Sukatani untuk mencabut lagu “Bayar Bayar Bayar” tapi pihak kepolisian juga memaksa untuk memberikan klarifikasi di publik dan membuka identitas mereka di depan publik.
Padahal Sukatani terkenal sebagai band punk asal Purbalingga, Jawa tengah yang ketika manggung menggunakan topeng sebagai identitasnya.
Band Sukatani Tidak hanya mengalami penarikan lagu, klarifikasi di depan publik, dan intimidasi.
Seorang personilnya bernama Novi Citra Indriyanti yang bekerja sebagai guru honorer di salah satu SDIT di Purbalingga dipecat pihak sekolah setelah mendapatkan intimidasi dari kepolisian.
Berharap agar Sukatani jera dan tidak lagi menciptakan lagu-lagu yang mengkritik, tindakan kepolisian malah menimbulkan aksi perlawanan dimana-mana dan lagu “Bayar Bayar Bayar” dari Sukatani dicari oleh lebih banyak orang.
Bahkan dukungan untuk Sukatani dengan tagar #kamibersamasukatani disuarakan ratusan ribu orang di berbagai platform sosial media.
Streisand Effect membuat banyak orang tidak percaya lagi dengan kepolisian yang terang terangan mencoba menghentikan penyebaran lagu Bayar Bayar Bayar yang memperbesar api perlawanan.
Psikolog Asal Australia, Charly Dober menjelaskan soal ketidakpercayaan terhadap lembaga yang mencoba menghentikan informasi malah membuat informasi tersebut menyebar dengan masif dan menimbulkan perlawanan
“Dorongan naluri manusia pada dasarnya akan mencari pengetahuan yang terlarang atau dibatasi untuk kemudian disebarkan dan diminati lebih banyak orang,” jelas Dober
Ketika individu merasa semakin dibatasi untuk mendapatkan informasi, maka mereka akan memberontak untuk mencarinya
“Naluri manusia yang membangkang akan membuatnya terdorong untuk mendapatkan kembali kebebasannya,” ungkap Dober.
Semakin individu merasakan tekanan dari pihak tertentu, maka mereka cenderung akan menyebarkan informasi secara luas sebagai sebuah tindakan perlawanan yang diperkuat oleh perasaan ketidakadilan kolektif
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Verrywellmind