3 Ucapan Ayah Mirna, Edi Darmawan Salihin yang Jadi Sorotan Publik dalam Film Dokumenter Netflix ‘Ice Cold’
INDOZONE.ID - Ayah mendiang Mirna Salihin, Edi Darmawan Salihin menjadi sosok yang paling mendapat sorotan dalam film dokumenter terbaru Netflix berjudul ‘Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso’.
Edi dengan gaya yang blak-blak-an, bicara serampangan dan penuh percaya diri disebut publik di media sosial sebagai sosok yang arogan dan narsis.
Seperti diketahui, dokumenter ‘Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso’ menampilkan bagaimana Jessica Wongso harus menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas kematian mendadak Mirna Salihin.
Baca Juga: Gara-gara Nyetel Suara Teriakan Terlalu Keras, Editor 'Saw X' Dipanggil Polisi Oleh Tetangganya
Dia dituduh telah meracuni sang sahabat dengan memasukkan sianida ke dalam es kopi Vietnam yang dipesannya terlebih dahulu di sebuah cafe mewah di Jakarta.
Dari dokumenter tersebut terlihat jelas bahwa tidak ada direct evidence alias bukti langsung yang memperlihatkan Jessica Wongso menaruh racun sianida ke kopi Mirna.
Tidak hanya itu, motif mengapa Jessica Wongso membunuh Mirna juga tidak terungkap.
Jessica Wongso dijatuhkan hukuman 20 penjara oleh hakim hanya berdasarkan circumstantial evidence alias bukti tidak langsung berupa CCTV dan pendapat saksi ahli yang mengarah pada Jessica Wongso sebagai pelaku pembunuhan Mirna, sayangnya semua hanya bersifat asumsi.
Kasus ini semakin dinilai janggal karena tidak dilakukannya otopsi menyeluruh pada jasad Mirna. Belum lagi, sosok Edi Darmawan Salihin yang dinilai sangat ngotot sejak awal kasus untuk menyatakan bahwa anaknya mati dibunuh, tanpa mempertimbangkan faktor lain.
Dirilisnya dokumenter ‘Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso’ membuat Edi Darmawan Salihin menjadi sorotan. Terlebih lagi, ucapan-ucapannya yang membuat publik semakin bereaksi.
Nah, berikut 3 ucapan ayah Mirna, Edi Darmawan Salihin yang menjadi sorotan dalam dokumenter tersebut.
1. “Oh iya. Kalau itu, semua tahu (seluruh Indonesia kenal saya). Bali, Medan. Ketika saya datang, ‘Pak Edi, Pak Darmawan,’ berjabat tangan. Foto, foto. ‘Eh Pak Darmawan’ oleh ribuan, saya dikeroyok”
2. “Papa harus mati-matian melawan Otto waktu itu. Dia pakai uang, ya papa juga pakai, tapi enggak banyak, dia orang habis banyak. Ya maafkan papa, kesalahan-kesalahan papa, memang papa nakal juga, suka ganti-ganti perempuan, salah papa,”
3. “Membunuh tanpa ada bukti, 20 tahun penjara. Saya yakinkan jaksa dan hakim. Akhirnya begitulah, happy ending. I win,”
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Netflix