Pabrik Gula, Film Horor Terbaru Indonesia dari Dunia Maya hingga Poster yang Menuai Kontroversi
INDOZONE.ID - Film horor Indonesia terbaru, Pabrik Gula, tengah menjadi perbincangan hangat jauh sebelum tanggal perilisannya.
Film horor Indonesia terbaru yang adaptasi dari utas (thread) viral karya Simpleman di X ini menjanjikan kengerian yang bersumber dari kisah urban yang populer di media sosial.
Namun, sorotan kini tak hanya tertuju pada potensi seramnya cerita, melainkan juga pada kontroversi yang dipicu oleh desain poster film tersebut.
Diproduksi oleh MD Entertainment dan disutradarai oleh Awi Suryadi, Pabrik Gula membawa penonton ke tengah-tengah kehidupan para buruh musiman di sebuah pabrik gula tua.
Kisah bermula ketika Endah, salah satu pekerja, tanpa sengaja mengikuti sosok misterius di malam hari.
Sejak saat itu, ketenangan rutinitas kerja berubah menjadi mimpi buruk yang diwarnai oleh kecelakaan kerja, kematian tragis, hingga teror dari entitas gaib, yang konon mendiami wilayah sekitar pabrik.
Baca Juga: Sinopsis dan Daftar Pemain Film Pabrik Gula, Nyawa Pekerja Jadi Incaran Demit!
Nama-nama seperti Erika Carlina, Arbani Yasiz, dan Ersya Aurelia, turut meramaikan jajaran pemain film ini, menjanjikan kualitas akting yang mumpuni untuk menghidupkan suasana mencekam Pabrik Gula.
Proses syuting telah berlangsung selama 30 hari, dimulai pada akhir Oktober 2024. Film ini diperkirakan akan menyapa penonton bioskop pada tahun 2025.
Kendati demikian, antusiasme publik sempat terusik oleh kemunculan poster resmi film horor indonesia terbaru ini. Alih-alih menciptakan kesan horor yang mencekam, poster tersebut justru menuai kritik pedas dari warganet.
Gambar seorang wanita berpakaian minim duduk di atas seorang pria dengan latar belakang bayangan hitam, dinilai vulgar dan tidak merepresentasikan genre horor yang diusung film.
Tak sedikit yang menyamakan visual poster tersebut dengan materi promosi film dewasa, menimbulkan kekecewaan di kalangan penggemar film horor.
Baca Juga: Cerita Erika Carlina Ketempelan Saat Syuting Film Horor 'Pabrik Gula'
Lebih lanjut, kontroversi poster ini turut melibatkan Lembaga Sensor Film (LSF). Setelah melakukan evaluasi, LSF meminta agar poster Pabrik Gula direvisi.
Wakil Ketua LSF, Noorca Marendra Massardi, menegaskan bahwa poster yang beredar di media sosial belum mengantongi Surat Tanda Lulus Sensor (STLS), sehingga seharusnya tidak dipublikasikan sebagai materi promosi utama.
Terlepas dari polemik yang menyelimuti materi promosinya, Pabrik Gula tetap menjadi salah satu film horor Indonesia terbaru yang dinantikan kehadirannya.
Bagaimana kengerian dari utas viral Simpleman akan diterjemahkan ke dalam visual layar lebar?
Dan bagaimana tim produksi akan menanggapi kritikan terkait poster yang terlanjur mencuri perhatian?
Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya dari film yang diprediksi akan menjadi salah satu tontonan horor paling dibicarakan di tahun mendatang.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Instagram/@pabrikgulafilm