INDOZONE.ID - Film dokumenter 'No Other Land' berhasil meraih penghargaan The Best Documentary Feature Film dalam ajang Piala Oscar 2025, pada Minggu (2/3/2025).
Saat menerima penghargaan tersebut, sutradara Basel Adra (perwakilan Palestina) dan Yuval Abraham (Perwakilan Israel) menyuarakan kepada dunia mengenai stop lakukan aksi Genosida di Palestina, khususnya di wilayah Gaza.
Selain menjadi sutradara dalam film dokumenter tersebut, Adra juga termasuk seorang jurnalis Palestina yang meminta dunia untuk peduli terkait genosida terhadap rakyat Palestina.
"Kami menyerukan kepada dunia untuk mengambil tindakan serius guna menghentikan ketidakadilan dan pembersihan etnis terhadap warga Palestina," kata Adra, seorang jurnalis dan aktivis Palestina, dikutip dari Variety, Selasa (4/3/2025).
Baca Juga: Profil dan Perjalanan Karir Mikey Madison, Aktris Peraih Best Actress di Piala Oscar 2025
Adra juga mengatakan bahwa ia baru saja menjadi seorang ayah. Ia berharap putrinya tak merasakan konflik yang terjadi di negaranya belakangan ini.
"Sekitar dua bulan lalu, saya menjadi seorang ayah, dan saya berharap kepada putri saya bahwa ia tidak harus menjalani kehidupan yang sama seperti yang saya jalani sekarang," ucapnya.
Lalu, ia juga mengungkapkan adanya film dokumenter 'No Other Land' ini menjadi gambaran pahit yang telah di alami oleh rakyat Palestina selama puluhan tahun.
"No Other Land mencerminkan kenyataan pahit yang telah kami alami, selama puluhan tahun dan masih kami lawan," sambungnya.
Alasan terbuatnya film ini adalah agar warga Palestina dan Israel bisa damai kembali.
"Kami membuat film ini, warga Palestina dan Israel karena bersama-sama, suara kami lebih kuat," imbuh Adra.
"Kami melihat satu sama lain, kehancuran Gaza dan rakyatnya, yang harus diakhiri, para sandera Israel, yang ditangkap secara brutal dalam kejahatan 7 Oktober, yang harus dibebaskan," lanjutnya.
Baca Juga: Sinopsis Film Mickey 17, Karya Terbaru Sutradara Bong Joon-ho
Kemudian, Yuval Abraham (jurnalis Israel) turut menyuarakan pendapatnya. Ia mengatakan bahwa kehidupannya dengan Adra sama sekali tidak setara.
"Kita hidup dalam rezim di mana saya bebas berdasarkan hukum sipil dan Basel berada di bawah hukum militer yang menghancurkan hidupnya dan ia tidak dapat mengendalikannya," kata Abraham, dikutip dari Variety, Selasa (4/3/2025).
Abraham juga menyebutkan bahwa konflik ini memiliki jalan yang berbeda, seperti hak-hak nasional yang didapatkan dari kedua rakyat (Palestina dan Israel).
"Ada jalan yang berbeda, solusi politik tanpa supremasi etnis, dengan hak-hak nasional bagi kedua rakyat kita," tambahnya.
Film dokumenter karya kolaborasi kreator Palestina dan Israel ini berawal terinspirasi dari kisah nyata sebuah keluarga Palestina diusir paksa oleh pemerintah Israel, dari rumah mereka yang berada di Tepi Barat.
Film ini tayang perdana di Berlin Film Festival tahun lalu, dan menjadikannya salah satu judul dokumenter yang paling populer di tahun ini.
Selain itu, film tersebut juga telah diputar di Festival Film Toronto, Vancouver, dan New York.
Penulis: Hilwah Nur Puspitawati
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Variety