INDOZONE.ID - Menjelang penayangan musim terakhir anime Demon Slayer yang akan dirilis dalam bentuk trilogi film tahun ini, antusiasme penggemar terhadap waralaba ini tak pernah surut.
Sejak pertama kali tayang pada tahun 2019, Demon Slayer telah menjadi fenomena global yang memengaruhi budaya populer Jepang, mulai dari kolaborasi eksklusif, toko pop-up, hingga wahana taman hiburan edisi terbatas.
Kini, sebuah proyek seni berskala besar yang melibatkan karakter utama Tanjiro Kamado diumumkan, dengan medium yang sangat unik—sawah padi.
Baca Juga: Film Pertama dari Trilogi Demon Slayer: Infinity Castle Tayang di Indonesia, Catat Tanggalnya!
Kota Gyoda Hadirkan Lukisan Tanjiro dari Sawah Padi
Kota Gyoda di Prefektur Saitama, Jepang, baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan menciptakan potret karakter Tanjiro Kamado dari Demon Slayer menggunakan sawah sebagai kanvasnya. Ini bukan kali pertama Gyoda membuat seni dari tanaman padi, namun proyek kali ini tetap menjadi salah satu yang paling ambisius.
Gyoda, yang terletak di utara Tokyo dan dihuni sekitar 80.000 orang, dikenal sebagai daerah agraris dengan banyak sawah yang mendukung produksi beras. Oleh karena itu, pemanfaatan sawah sebagai medium seni bukanlah hal asing bagi kota ini. Bahkan, mereka telah mendapat pengakuan dari Guinness World Records untuk proyek serupa di masa lalu.
Tahun ini, mereka memilih Tanjiro sebagai subjek utama dalam rangka menyambut perilisan film Demon Slayer: Infinity Castle yang dijadwalkan tayang pada 18 Juli 2025 di Jepang. Situs resmi Gyoda menyebut proyek ini sebagai wujud penghormatan terhadap anime yang telah dicintai lintas generasi.
Relawan Diperlukan untuk Tanam Padi "Tanjiro"
Hal yang membuat proyek ini semakin menarik adalah ajakan terbuka bagi masyarakat untuk ikut serta dalam proses penanaman padi. Sesi penanaman pertama dijadwalkan pada Sabtu, 14 Juni 2025, mulai pukul 08.30 pagi. Warga yang berusia minimal SMP dapat bergabung tanpa dipungut biaya. Gyoda menargetkan 300 sukarelawan untuk kegiatan awal ini.
Keesokan harinya, akan diadakan acara “pengalaman menanam padi” dengan biaya partisipasi 1.000 yen yang terbuka untuk semua usia. Acara ini bertujuan mengenalkan proses penanaman padi sembari menambah sentuhan akhir pada proyek lukisan sawah tersebut.
Baca Juga: Demon Slayer: Teknik Pernapasan yang Paling Efektif untuk Melawan Muzan
Kenapa Tanjiro dari Padi Adalah Simbolisme yang Sempurna
Ada alasan mengapa Tanjiro dibuat dari padi justru menjadi ironi yang menyenangkan. Selain karena Demon Slayer berlatar era Taisho—masa di mana budaya dan kuliner Jepang tradisional seperti nasi sangat dominan—Tanjiro sendiri adalah karakter yang sangat menyukai makan. Ia sering terlihat melahap nasi dalam jumlah besar, melebihi kapasitas karakter lain.
Kini, karakter yang terkenal karena cintanya terhadap nasi justru menjadi “nasi” itu sendiri dalam bentuk seni sawah padi. Hal ini menjadi bagian dari daya tarik sekaligus hiburan tersendiri bagi para penggemar.
Hadiah dari Proyek Sawah Tanjiro
Sebagai bentuk apresiasi, para relawan akan diberikan sebagian hasil panen setelah sawah dipanen sekitar bulan Desember. Mereka juga berkesempatan menerima sertifikat partisipasi. Namun, hadiah terbesarnya adalah pengalaman unik serta kesempatan untuk menikmati hasil kerja keras mereka sendiri saat anime Demon Slayer mencapai klimaks penayangannya.
Proyek seni sawah Tanjiro ini bukan hanya merayakan Demon Slayer, tetapi juga menjadi perayaan budaya dan komunitas yang menyatukan penggemar anime dan tradisi agrikultur Jepang dalam satu karya kolosal.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Gyoda City Website