Sementara di usia mereka yang sudah mengalami terlalu banyak realita kehidupan biasanya akan menghabiskan waktu dengan saling ngobrol dan memecahkan masalah bersama.
Ternyata Hana benar, hubungan Bagus dan Hana yang kita tonton memang di dominasi dengan percakapan-percakapan tentang kehidupan yang mereka jalani masing-masing. Dari dialog-dialog yang terucap terasa sekali bahwa skenario ini ditulis dengan sangat baik dan penuh dedikasi.
Elemen romantis datang dari gestur-gestur yang dimainkan Ringgo dan Nirina lewat chemistrynya yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Sementara selipan-selipan komedi yang banyak menyentil industri perfilman Indonesia juga dibawakan dengan effortless melalui akting para pemain yang tepat sasaran.
Adegan di Jatuih Cinta Seperti di Film-film. (IMDB)
Nyatanya meski bergenre komedi romantis, Jesedef memiliki cerita berlapis di dalamnya. Hubungan Bagus dan Hana memperlihatkan bagaimana kita terbiasa menilai orang lain atau sesuatu berdasarkan apa yang ada di pikiran kita sendiri. Bagus yang sedang mendekati Hana ternyata tidak sadar bahwa telah memaksakan perasaannya kepada Hana yang masih memproses duka selepas kepergian suaminya.
Baca Juga: Anne Hathaway Akan Bintangi Film Romcom Pandemi Lockdown
Dengan egois Bagus berusaha membuat Hana jatuh cinta lagi dan mengatakan bahwa apa yang ia yakini sebagai cinta adalah kesalahan. Keegoisan Bagus mengantarkan ia pada penghakiman dan meremehkan perasaan yang sedang Hana rasakan.
Sementara lewat perspektif Hana kita bisa belajar mengenai proses penerimaan kesedihan (stage of grief). Hana awalnya meyakini bahwa ia tidak akan pernah jatuh cinta lagi sebab ia sudah menghabiskan cinta yang ia punya kepada suaminya.
Ia telah merasa cukup dengan dirinya sendiri. Hana menjalani hidup dalam bayang-bayang kesedihan atas kepergian suaminya hingga ia selalu merasa bersalah setiap kali hendak bahagia. Pertemuannya dengan Bagus memberikan sebuah pandangan baru tentang apa yang selama ini ia yakini dan mulai berani menghadapi “trauma” yang masih ada dalam hatinya.
Adegan di Jatuih Cinta Seperti di Film-film. (IMDB)
Entah bagaimana prosesnya hingga semua pemain dalam film ini bisa memerankan karakter yang sangat cocok dengan diri mereka masing-masing. Ringgo dan Nirina yang memerankan tokoh utama tampil dengan sangat luwes sampai-sampai tampak seperti tidak sedang berakting. Keduanya memerankan tokoh masing-masing dengan cemerlang, tapi Nirina layak mendapat pujian lebih.
Baca Juga: Film Balada Si Roy Jadi Surat Cinta Fajar Nugros kepada Millennial dan Gen Z
Hana dengan spektrum emosinya yang beragam diperankan dengan sempurna oleh Na (panggilan Nirina) lewat setiap gerak-geriknya, sorot mata, dan senyumnya. Ia menggambarkan dengan baik bagaimana sosok Hana yang rapuh namun tetap berusaha terlihat tegar dan bersinar, sangat loveable.
Tak hanya pemain utama, para pemain pendukung juga berhasil menjadikan film ini sempurna. Dengan cerdas Yandy memberikan “panggung” kepada setiap tokoh agar kehadirannya tidak lewat begitu saja.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Amatan