3 Rekomendasi Film Penembakan dan Penyanderaan Presiden AS yang Wajib Ditonton

Pesawat ini pertama kali mengudara pada tahun 1987, dan dalam film ini, Air Force One menjadi saksi bisu aksi heroik Presiden James Marshall dalam menyelamatkan diri, keluarganya, dan seluruh penumpang dari serangan teroris.

Kisah menegangkan ini bermula ketika Presiden Marshall beserta keluarga dan para stafnya tengah melakukan penerbangan menggunakan Air Force One.

Baru saja menyelesaikan pidatonya di acara perayaan penangkapan Jenderal Ivan Radek, seorang pemimpin pemberontak di Rusia, Marshall tidak menyadari bahwa anak buah Radek telah berhasil menyusup ke dalam pesawat.

Di atas ketinggian, teroris melancarkan aksinya dan membajak Air Force One. Tak gentar, Presiden James, yang dulunya merupakan mantan prajurit terbaik dan peraih penghargaan tertinggi negara "Medal of Honor" di perang Vietnam, berusaha melumpuhkan para teroris seorang diri. Meskipun sudah pensiun, keahlian bertarung dan berperangnya masih memukau.

Di saat yang sama, Wakil Presiden Amerika Serikat, Kathryn Bennett, dihadapkan pada dilema. Dia harus segera mengambil keputusan untuk membebaskan Ivan Radek demi keselamatan para sandera di Air Force One.

Persiapan pun dilakukan, namun Marshall tak tinggal diam. Ia bertekad mengalahkan para teroris dan menyelamatkan semua orang di atas pesawat.

3. Vantage Point (2008)

Dibintangi oleh aktor-aktor ternama seperti Dennis Quaid, Sigourney Weaver, Forest Whitaker, Zoe Saldana, Edgar Ramirez, dan Matthew Fox.

Presiden Amerika Serikat, Henry Ashton, sedang melakukan kunjungan resmi ke Salamanca, Spanyol. Saat pidatonya di Plaza Mayor, tiba-tiba terjadi penembakan yang menimpanya.

Agen khusus Thomas Barnes, yang bertugas mengamankan presiden, langsung bergerak untuk mencari dalang di balik peristiwa ini.

Di tengah kekacauan, seorang turis Amerika bernama Howard Lewis merekam kejadian tersebut dengan kameranya.

Wartawan Rex Brooks juga turut meliput kejadian ini secara langsung. Ledakan bom kemudian terjadi, menambah situasi semakin kacau.

Barnes berusaha mengungkap identitas penembak dan pelaku bom. Ia mencurigai seorang pria bernama Enrique, namun ternyata ia adalah polisi Spanyol yang bertugas mengawal wali kota.

Melalui rekaman CCTV dan siaran langsung GNN, Barnes berusaha menyusun kembali kejadian yang sebenarnya. Ia menemukan bahwa Veronica, kekasih Enrique, terlibat dalam rencana pengeboman.