"Saya ingin mengajak penonton bermain dengan semiotika. Dalam setiap adegan ada tanda-tanda yang sengaja disisipkan agar penonton bisa menebak maknanya sendiri, yang tentunya berhubungan erat dengan jalan cerita," jelasnya.
Secara garis besar, 'Gundik' mengisahkan tentang empat perampok yang berniat merampok rumah seorang wanita simpanan para pejabat negara, yang dikenal dengan sebutan Gundik. Namun, tanpa mereka sadari, wanita tersebut ternyata adalah Sang Nyai, penguasa Pantai Laut Selatan. Apa yang awalnya direncanakan sebagai perampokan biasa, berubah menjadi perjuangan bertahan hidup melawan kekuatan mistis yang mengancam nyawa mereka.
Film ini tidak hanya menyajikan ketegangan dan horor, tetapi juga menyelipkan elemen komedi melalui karakter para perampok yang kocak. Kombinasi ini membuat Gundik menjadi film horor yang berbeda dan lebih dinamis.
Selain Luna Maya sebagai pemeran utama, 'Gundik' juga menghadirkan deretan aktor berbakat seperti Maxime Bouttier, Agus Kuncoro, Ratu Sofya, Rukman Rosadi, Tyo Pakusadewo, Arief Didu, dan banyak lagi. Dengan jajaran pemain yang memiliki kualitas akting mumpuni, film ini diharapkan mampu menghadirkan pengalaman menonton yang intens dan menghibur.
Lebih dari sekadar film horor, 'Gundik' juga membawa makna simbolis yang mendalam. Sosok Gundik digambarkan sebagai representasi dari keserakahan, kegelapan sejarah, serta relasi kekuasaan yang mematikan. Dengan narasi yang berlapis dan kaya akan simbol, Anggy Umbara berusaha mengangkat kembali stigma, konflik batin, serta misteri yang menyelimuti sosok Gundik dalam perspektif yang berbeda.
Film ini menawarkan lebih dari sekadar hiburan, tapi menjadi medium untuk menggali isu sosial yang lebih dalam, membungkusnya dalam cerita yang penuh ketegangan, kejutan, dan humor.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan