Jumat, 18 AGUSTUS 2023 • 23:55 WIB

Review ‘ZOM 100 Bucket List of the Dead’, Adaptasi Live Action Zombie yang Absurd Gak Nanggung

Author

Review ‘ZOM 100 Bucket List of the Dead'.

INDOZONE.ID - Satu lagi film adaptasi manga dan anime yang dibuat dalam bentuk live action, tayang di Netflix. Film berjudul Zom 100: Bucket List of The Dead telah resmi menjadi salah satu film paling banyak ditonton di Netflix Indonesia saat ini.

Yuk simak sinopsis dan reviewnya berikut.

Berdasarkan karya Haro Aso, yang dikenal sebagai pembuat manga seperti Hyde & Closer dan Alice in Borderland, film ini mengikuti alur yang sama dengan sumber materi aslinya dan memiliki durasi sekitar 2 jam 9 menit.

Zom 100: Bucket List of The Dead diberi rating usia 18+ karena mengandung adegan kekerasan dan konten dewasa. Film ini telah tersedia untuk ditonton sejak awal Agustus lalu.

Review ‘ZOM 100 Bucket List of the Dead'.

Baca Juga: Review Blue Beetle, Film Superhero Terbaru DC yang Ringan Mudah Dipahami Bertema Keluarga

Sinopsis 'Zom 100: Bucket List of The Dead'

Film Zom 100: Bucket List of The Dead ini bercerita tentang Akira Tendo (Eiji Akaso), yang penuh semangat memasuki hari pertama kerjanya di Impian Corporation. Namun harapannya berubah kecewa saat ia menyadari bahwa realitas di lingkungan kerja sangat bertolak belakang dengan impian-impian yang pernah ia bayangkan. Ia menghadapi lingkungan kerja yang toxic, atasan tak tahu diri, membuatnya kelelahan bahkan tidur di toilet.

Suatu pagi, ketika ia terburu-buru meninggalkan apartemen untuk pergi kerja, ia dihadapkan pada pemandangan mengejutkan, yakni lingkungannya telah dihuni oleh para zombie yang haus darah. Keadaan menjadi semakin kacau ketika para zombie ini ternyata tertarik padanya dan mulai mengejarnya.

Namun menariknya, Tendo tidak panik dengan ancaman para zombie ini, melainkan karena terlambat pergi bekerja. Ironisnya, dalam situasi genting ini, Tendo masih lebih khawatir tentang konsekuensi telat di tempat kerja daripada nyawa yang sedang terancam.

Namun, semakin lama Tendo menyadari bahwa apa yang terjadi adalah krisis zombie yang melanda seluruh kota. Ia pun harus berjuang untuk bertahan hidup di tengah-tengah kengerian ini.

Keadaan yang dahsyat ini, pada akhirnya, memberikan kebebasan kepada Tendo. Ia tidak lagi harus terjebak dalam rutinitas kerja yang toxic dan melelahkan. Tendo memutuskan untuk menjalani hidup dengan penuh kebebasan, menemukan kebahagiaan di tengah-tengah kekacauan. Ia membuat daftar 100 hal yang ingin ia lakukan sebelum akhirnya berubah menjadi zombie.

Dalam perjalanan mencapai tujuannya, Tendo bertemu dengan teman lamanya dari masa kuliah, Kenichiro Ryuzaki (Kencho), dan wanita pemberani bernama Shizuka Mikazuki (Mai Shiraishi). Ketiganya berusaha bertahan hidup di tengah ancaman para zombie, dan pergi ke sebuah tempat di pelabuhan, tempat mereka terbebas dari zombie sambil memenuhi 100 daftar Tendo.

Review ‘ZOM 100 Bucket List of the Dead'.

Baca Juga: Review Series Spanyol 'Un Cuento Perfecto', Romansa David dan Margot Bernasib Sama Ditinggalkan Mantan

Review 'Zom 100: Bucket List of The Dead'

Dengan kombinasi antara elemen horor zombie dan pesan-pesan puitis, Zom 100: Bucket List of The Dead menghadirkan pengalaman yang unik dan mendalam bagi para penontonnya. Meski terkadang banyak situasi absurd dan konyol yang nggak nanggung.

Buat semua yang sudah nonton anime atau baca manga-nya, mungkin sudah tak terlalu asing dengan jalan cerita, konflik yang dihadapi, serta kejutan apa yang menanti di akhir cerita. Namun yang belum pernah tahu ceritanya atau paham cerita aslinya, tentunya merasakan banyak adegan yang absurd.

Dimulai dari Tendo yang senang dengan dirinya tak lagi bekerja sementara banyak zombie dan orang mati di sekitarnya, membuat garuk-garuk kepala. Namun mengingat hal ini adalah cerita action, horor, campur komedi dan bersumber asli dari manganya, jadi yah wajar-wajar saja.

Apalagi adegan ending ketika munculnya hiu zombie yang bermutasi dan memiliki kaki manusia berjalan di darat. Level paling absurd nggak main-main levelnya.

Salah satu yang menarik dari live action ini adalah pesan yang ingin disampaikan, serta realita yang terjadi di masyarakat Jepang. Yaitu tentang gilanya dunia kerja di Jepang, serta keinginan mereka untuk bebas tanpa stres yang banyak dialami.

Sebagian realita itu tak hanya ditunjukkan saat mulai adegan, di mana terlihat Tendo merasakan perasaan yang sama dengan beberapa karyawan atau orang kantoran di Jepang. Tekanan dari senior atau manajernya ternyata bisa membuat Tendo jadi zombie secara kiasan.

Zom 100: Bucket List of The Dead menghadirkan cerita yang menggugah tentang sifat kemanusiaan yang muncul di tengah-tengah kekacauan. Film ini mengajarkan bahwa dalam situasi yang penuh tekanan dan bahaya, manusia masih mampu mencari arti kebahagiaan dan menjalin hubungan yang berarti dengan orang-orang di sekitarnya.

Review ‘ZOM 100 Bucket List of the Dead'.

Writer: Putri Octavia Saragih


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Z Creators