INDOZONE.ID - Awalnya sempat berpikir, bagaimana Mike Flanaghan menginterpretasikan cerpen "The Fall of House of Usher" ke dalam bentuk serial dengan delapan episode? Namun setelah menonton setiap episodenya di Netflix, terjawab lah kalau ternyata serial ini bukan sekedar adaptasi satu cerita, tapi bisa juga disebut tribute ke maestro sastra gothic Edgar Allan Poe.
Untuk ketiga kalinya, Netflix tertarik pada Edgar Allan Poe. Setelah memakai tema Poe dalam serial "Wednesday" dan cerita detektif "The Pale Blue Eye" yang menampilkan sang sastrawan sendiri, kini hadir "The Fall of the House of Usher", adaptasi kontemporer cerita horor Poe.
Serial delapan episode ini dimulai dengan adegan miliarder Roderick Usher (Bruce Greenwood) yang limbung mengetahui keenam anaknya tewas dalam kecelakaan dan bunuh diri dalam kurun waktu dua minggu.
Sementara itu, pemerintah berusaha menggugat bisnisnya, Fortunato Pharmaceuticals, karena pil opiod yang sangat adiktif dan dipasarkan yang diakui aman bagi anak-anak ternyata bermasalah.
Baca Juga: Netflix Akan Tayangkan Film The Pale Blue Eye Secara Global
Setelah pemakaman, ia mengatur pertemuan di rumah masa kecilnya pada malam yang gelap dan berangin untuk mengakui semua kejahatannya kepada asisten jaksa Amerika Serikat C. Auguste Dupin (Carl Lumbly) melalui percakapan pribadi yang direkam.
Lalu dimulailah cerita kilas balik tentang masa lalu Roderick dan kembarannya. Mulai dari masa kecil, yang diselilingi dengan pertemuannya dengan sosok misterius Verna, dan insiden kematian anak-anak Usher satu per satu dengan sangat brutal.
Tribute to Edgar Allan Poe
Mulai dari pemilihan nama karakter tokoh, hingga judul tiap episodenya semua berasal dari semestanya Edgar Allan Poe. Mengingat cerita aslinya hanya memiliki dua karakter, maka Mike Flanaghan memberi semua nama karakter lainnya dengan beberapa tokoh rekaan Poe. Ada yang diambil dari karakter cerita Poe lainnya, atau dari puisi, bahkan nama dari para kritikus di era Poe. Berikut contohnya;
Baca Juga: Hasil Suvei Sebut Netflix akan Kehilangan Setengah Pelanggannya Kalau Biaya Langganan Naik
- Frederick, diambil dari karakter di Metzengerstein: A Tale in Imitation of the German
- Tamarlane, diambil dari puisi berjudul Tamarlane
- Camille L'Espanaye, diambil dari cerita Murder in the Rue Morgue
- Napoleon "Leo", diambil dari cerita The Spectacles
- Victorine LaFourcade, karakternya diambil dari cerpen The Premature Burial
- Pesperou (Perry), karakternya diambil dari cerpen The Masque of Red Death"
- C Auguste Dupin, diambil dari karakter detektif dalam tiga cerita Edgar Allan Poe.
- Arthur Gordon Pym, karakater yang diambil dari The Narrative of Arthur Gordon Pym of Nantucket
- Verna, yang diambil dari anagram puisi terkenal Poe berjudul "The Raven" dan masih banyak lagi.
Mike Flanagan yang sebelumnya menyutradarai "The Haunting of Hill House" juga mengemas cerita dari episode dengan judul cerita Poe lainnya, termasuk beberapa adegan penting di cerita klasiknya. Sebut saja episode "The Masque of the Red Death" yang menampilkan pesta topeng," atau karakter dokter jantung yang ketakutan di episode "The Tell-Tale Heart.
Lalu ada "Murder in the Rue Morgue," pembunuhan oleh seekor kera berlokasi di Roderick Usher Enterprises (RUE), atau "The Pit and Pendulum" yang membuat anak sulung Roderick terpotong seperti dalam cerita Poe.
Semuanya dihadirkan dalam nuansa kelam berkesan gothic, namun dalam latar yang modern.
Keluarga yang bobrok
Penampilan para aktor sangat mengesankan dan sangat menyenangkan untuk ditonton, khususnya ketika seluruh ansambel bermain dengan dinamika keluarga yang beracun dan upaya bisnis yang gagal dan tidak ada yang bisa lolos dari kematian yang mengerikan.
Penampilan yang mencuri perhatian datang dari Carla Gugino sebagai Verna, sosok yang dapat berubah-ubah yang memiliki banyak hubungan dengan kematian seluruh keluarga. Dia berkembang dalam peran multifaset ini dan memamerkan kemampuannya yang luar biasa dalam hal fleksibilitas sekaligus menakutkan.
Sepanjang serial ini, penonton diajak memahami keluarga yang sangat buruk ini. Flanagan tidak meminta penontonnya untuk bersimpati dengan karakter-karakter yang selalu berselisih ini. Sebaliknya, dia meminta penonton untuk setidaknya memahami mengapa mereka menjadi seperti yang mereka lakukan.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Sitkom Netflix 'Mirip' Serial Friends, Seru!
Meskipun kebejatan mereka mungkin tidak bisa ditebus, sutradara memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menampilkan sisi manusia di dalam setiap individu. Memberikan penonton perspektif yang tidak disaring tentang apa yang telah membentuk mereka. Tentunya dengan gaya karya platform Netflix yang rajin menyelipkan seksualitas kaum LGBT.
Dalam membuat karakter, Flanagan melakukan penyelidikan mendalam, menggali ke dalam kehidupan pribadi mereka, perjuangan mereka, keadaan mental, dan dampak besar dari sekadar menjadi pewaris dinasti Usher yang tak terhindarkan dari sebuah kutukan untuk setiap keturunan.
Setiap pewaris Usher mandi dalam kekuasaan, kekayaan, hak istimewa, dan ketidaktahuan sampai status mereka yang tak tercabik mulai runtuh, ketika anggota garis keturunan yang terkenal mulai mati dalam berbagai cara mengerikan.
Lambat, penuh dialog
Serial ini dengan jujur mengambil risiko karena setiap episode sebagian besar fokus dan mengikuti setiap keturunan Usher sebelum mereka tewas, serta mengungkap kebenaran tentang apa yang menyebabkan kematian mereka
Cerita lainnya mencakup beberapa dekade, melompati waktu untuk merangkai cerita yang rumit dan saling terkait dengan rapi, meskipun terkadang terasa lambat. Banyaknya dialog kadang membuat yang menonton ingin mempercepat adegan, kendati banyak sekali selipan pusisi Poe yang dinarasikan dengan cantik, seperti saat menuturkan puisi "The Raven" yang divisualisasikan.
Meskipun demikian, "The Fall of the House of Usher" berhasil menjadi sesuatu yang baru dan menghibur dalam bidang yang luas dari adaptasi film dan TV karya Poe. Tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah, ia membawa "bapak horor Amerika" kepada khalayak yang baru.
Akhirnya, serial ini menunjukkan upaya Netflix untuk menghadirkan kisah-kisah klasik dengan pendekatan kontemporer dan memberikan sentuhan kreatif pada kisah-kisah horor Edgar Allan Poe.
Dengan karakter-karakter yang kuat dan penampilan yang memukau, serial ini berhasil menghibur penonton dengan interpretasi yang segar dari warisan sastra horor klasik. Pesannya yang tersirat adalah jangan ikut pesugihan untuk cepat kaya, atau keturunan jadi imbasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: