INDOZONE.ID - Belakangan ini, trend foto bergaya anime buatan Ghibli memang lagi hangat-hangatnya. Dengan AI kita dapat mengubah foto menjadi ala anime ghibli.
Namun, alih-alih membuat studio Ghibli menjadi lebih dikenal masyarakat awam, penggunaan AI justru dikritik keras oleh pendiri Ghibli, Hayao Miyazaki.
Animator senior tersebut menilai jika penggunaan teknologi AI dalam anime merupakan sebuah penghinaan.
Hal ini memicu kritik dan perebatan tentang hak cipta menyusul munculnya trend pemakaian AI untuk membuat foto bergaya Ghibli.
Gak dapat dipungkiri, Ghibli memang memiliki style art unik yang berbeda dari kebanyakan anime.
Hal ini menjadikan trand mark tersendiri bagi studio yang berdiri tahun 1985 tersebut.
Style art itu adalah hasil kerja keras dari para animator Ghibli selama bertahun-tahun mengarungi dunia anime.
Jadi ada baiknya jika kita menghargai karya asli dari Ghibli Studios dengan menonton anime-anime buatan mereka.
Salah satu anime ikonik buatan Ghibli adalah Hotaru no Haka yang bisa kamu tonton di waktu luang.
Sinopsis Hotaru No Haka
Mungkin penonton di Indonesia lebih familiar dengan judul Grave of the Fireflies. Ya, anime yang dirilis tahun 1988 ini adalah film buatan Studio Ghibli berdasarkan novel karya Akiyuki Nosaka tahun 1967.
Buat kamu yang penasaran sama anime ini lebih baik siapin tisu dulu deh sebelum nonton, karena ceritanya bakalan sedih dan menyayat hati.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Film Studio Ghibli Terpopuler yang Wajib Ditonton Penggemar Anime
Anime ini menceritakan tentang perjuangan kakak beradik bernama Seita dan Setsuko pada saat meletusnya Perang Dunia II.
Di usianya yang masih belia, kedua anak itu harus menjadi yatim piatu karena kedua orang tuanya menjadi korban keganasan perang.
Sebagai anak tertua, Seita ia memikul tanggung jawab dengan menghidupi adiknya di tengah ancaman bom yang bisa datang kapan saja.
Dengan adiknya yang masih kecil, menjadikan Seita harus berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan.
Tidak ada uang, tidak punya tempat tinggal dan tidak punya makanan adalah sederet tantangan yang dilalui Seita dan Setsuko setiap harinya.
Situasi tragis ketika Setsuko menderita gizi buruk yang membuat perjuangan Seita semakin berat.
Terinspirasi dari Kisah Nyata
Akiyuki Nosaka selaku novelis Hotaru no Haka mendapat inspirasi berdasarkan pengalamannya sendiri.
Pada tahun 1945 saat Nosaka masih berusia remaja, Amerika melakukan serangan udara dengan menjatuhkan bom di Kobe.
Kemudian, setelah kekalahan Jepang ia harus kehilangan adik perempuannya yang masih bayi karena gizi buruk.
Anime ini juga mengangkat kehidupan orang-orang yang mencoba bertahan hidup di tengah perang dengan tinggal di tempat perlindungan udara yang terbengkalai.
Usaha tersebut memang membuat mereka aman dari ancaman bom, tetapi menjadikan mereka mati kelaparan dan kehabisan bahan makanan.
Menyabet Berbagai Penghargaan
Anime berdurasi 1 jam 28 menit ini telah memenangkan banyak penghargaan dalam event Japan Catholic Film Award (1988), the Special Award in the 31st Blue Ribbon Awards (1989), the Animation Jury and Rights of the Child Awards in the Chicago International Children's Film Festival (1994) dan the 1st Moscow International Children's and Youth's Film Festival Grand Prix (1998).
Hotaru no Haka juga mendapat rating 8,53 dari MAL sehingga recomended banget buat kamu yang suka anime bergenre sedih.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Independent UK