Kategori Berita
Media Network
Sabtu, 07 SEPTEMBER 2019 • 12:36 WIB

Berjudi dengan Vokalis Baru

Ilustrasi vokalis (Pixabay)

Mengganti vokalis dalam sebuah band adalah perjudian besar. Apalagi jika si vokalis punya peran sebagai konseptor dan penulis lagu. Atau, memiliki karakter kuat yang mampu menggoreskan cetak biru bagi band tersebut.  Salah pilih orang, bisa fatal jadinya.

Samsons, band pop rock asal Jakarta yang sempat mengangkasa pada pertengahan era 2000-an, seperti kehilangan taji ketika ditinggal vokalisnya, Bams pada 2012. Penggantinya, Aria Dinata, tidak mampu mengangkat pamor Samsons meski album keempat band ini, 'Perihal Baru' (2013) dibuat dengan warna baru dan jauh berbeda dari album-album sebelumnya. Intinya, para penggemar belum bisa menerima vokalis dan musik baru Samsons.

Irfan Aulia dkk lantas mencoba menjaga eksistensi mereka dengan melepas single 'I Love You' dan 'Cinta Mati' yang dipersiapkan untuk album berikutnya. Tapi, bukannya makin menggaung, Samsons malah hilang lantaran kesibukan para personelnya. Empat dari lima anggota band ini bekerja sebagai music publishing yang tugasnya mengurusi ratusan bahkan ribuan hak cipta lagu orang.

Tak ingin absen terlalu lama, Samsons kembali dengan single baru bertajuk 'Ternyata Cinta' pada 6 September 2019 tanpa keterlibatan salah satu member orisinal lainnya, drumer Konde yang dikabarkan hengkang beberapa bulan lalu. Seberapa jauh Samsons bakal melangkah? Kita sendiri yang akan menjadi saksinya.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by SamSonS (@samsonstheband) on

Selain Samsons, kita juga tahu nasib Payung Teduh setelah ditinggal vokalis sekaligus konseptornya, Mohammad Istiqamah Djamad – biasa disapa Is – pada November 2017. Band ini tidak pernah sama lagi meski terus berusaha eksis dengan sejumlah kolaborator dan para personel yang ada; Alejandro Saksakame 'Cito' (drum dan perkusi), Comi Aziz Kariko (kontra bass), Ivan Penwyn (vokalis saat ini, guitalele, terompet), dan Marsha Ditia (vokalis).

Sekarang kita tengok ADA Band. Setelah mengganti Donnie Sibarani dengan vokalis bernama Bagus Yahya Adi untuk kebutuhan penampilan di  'Konser Kebangsaan Indonesia' di Surabaya pada akhir 2017, band yang hit dengan lagu 'Manusia Bodoh' ini lantas tampil dengan vokalis tamu, Dudy Oris (eks Yovie and the Nuno dan Krisna and the New Spectrum) dan Naga 'Lyla'. Proses audisi pencarian vokalis yang dilakukan ADA Band sejak Februari 2019 belum menghasilkan apa-apa hingga kini. Ya, Dika dkk paham benar sulitnya mencari vokalis baru karena sebelumnya mereka sudah pernah ditinggal oleh Baim.

Cerita kegagalan Seurieus, Boomerang, Voodoo atau Kerispatih kian menggambarkan betapa tidak mudah proses pergantian vokalis dalam tubuh sebuah band. Lihat juga apa yang terjadi pada Utopia. Mereka terus berusaha bangkit dengan vokalis baru, Anna, dan masih mencari formula tepat untuk memberikan multivitamin di dalam lagu-lagunya agar tidak serta merta dilupakan media dan para penggemarnya.

Sama halnya dengan Zigaz. Setelah ditinggal Zian pada 2015, band pelantun tembang 'Sahabat Jadi Cinta' ini mengaet vokalis perempuan bernama Mega Ratu Purnama. Selain perbedaan karakter dan range vokal, perbedaan image juga menjadi hal yang perlu ditaklukkan oleh Zigaz. Hasilnya? Beragam komentar muncul, baik yang pro maupun kontra. Sebagian besar masih merindukan Zian dengan suara seraknya. 

Daripada enggak bangkit-bangkit dan ditinggal penggemar, sejumlah band ada yang memilih untuk memanggil pulang vokalis orisinal mereka. Powerslaves misalnya. Pada 2003 pernah ditinggalkan Heydi Ibrahim dan merekrut Njet “The Flowers”. Tapi lantaran album 'Gak Bisa Mati' tidak dilirik sebagian penggemar, daya tarik Powerslaves pun makin berkurang. Untung saja Heydi kembali bergabung. 

Begitu juga dengan Jamrud. Setelah merekrut Donald untuk menggantikan Krisyanto pada 2007, band ini seperti keluar dari ‘jalan yang lurus’. Penambahan nama Iwan sebagai vokalis kedua yang diplot sebagai eksekutor lagu-lagu bernada tinggi di atas panggung, membuat Jamrud makin jauh dari harapan. Untunglah, Krisyanto bersedia gabung lagi pada 2012 dan cukup berhasil mengembalikan cakar Jamrud di semesta musik rock Indonesia.

Lalu, band apa saja yang tetap bertahan dan namanya tidak tenggelam setelah menganti vokalis mereka? Berikut lima di antaranya:

1. Edane

Edane (Instagram @edane_official)

Band ini berdiri di atas pondasi gitar Eet Sjahranie. Mau siapa pun vokalisnya fans mereka tidak ambil pusing. Memang, ketika album '1700 Volts' dirilis banyak yang bilang Edane menghilangkan nilai substansial musik mereka. Part-part lead gitar yang sebelumnya kerap menghujani setiap lagu, terkisis  dan hanya digantikan dengan rentetan fill in dan riff. Tapi setelah itu fans mereka terbukti setia.

Dari Ecky Lamoh, Heri Batara, vokalis sementara Fatah Mardiko, lalu Trison Manurung (Roxx), Robbie Matulandi, vokalis masa transisi Adit RK, dan sekarang Ervin Nanzabakrie, Edane tetap menjadi band rock nomor wahid dan selalu ditunggu para pemujanya di manapun dan kapan pun menerjang panggung.

2. Cokelat

Cokelat (Instagram @cokelat_band)

Setelah ditinggal Kikan Namara pada 2010, band pop rock alternatif Cokelat lantas merekrut Sarah Hadju, jebolan Indonesian Idol sebagai vokalis baru. Merasa tidak cocok dengan band asal Bandung ini, Sarah keluar dan posisinya digantikan oleh Jackline. Wanita kelahiran 16 Desember 1985 yang sempat aktif sebagai MC, solois dan bahkan model ini kemudian terlibat di berbagai aspek penggarapan album Cokelat, 'Like!' yang dirilis pada 2016. Pun dengan album kedua yang dibuka dengan perilisan single “Garuda” (2017).

Selain bernyanyi, Jackline juga piawai bermain gitar. Inilah yang memberikan warna baru terhadap Cokelat sehingga mereka mulai kembali mencapai puncak kejayaan seperti dua dekade lalu. Ya, band yang baru melepas single soundtrack "Anak Garuda' ini kini sedang menggelar tur.

3. Element

Element Reunion (Instagram @ferdy_tahier)

Pada pertengahan tahun 2000, Element dengan berani mengganti vokalis mereka sebelumnya, (almarhum) Ronny dengan Ferdy. Dengan masuknya vokalis anyar, warna musik dan image Element otomatis berubah. Namun hal ini justru membawa band ini ke puncak kejayaan.  Album kedua, 'Kupersembahkan Nirwana' berhasil mendapat penghargaan “Golden Award” dari Universal Music Indonesia atas pencapaian penjualan di atas 100.000 keping. Hal ini sekaligus ditandai dengan dirilisnya album kedua tersebut di Malaysia pada bulan yang sama. 

Setelah sempat ditinggal gitaris Adhit pada 2008 dan mengalami penurunan eksistensi, sembilan tahun kemudian Element melakukan reuni dengan menggelar sejumlah show. Hingga detik ini, Element masih pantas dianggap sebagai band pop rock papan atas yang mampu bertahan dengan vokalis pengganti.

4. Killing Me Inside

Killing Me Inside X Joe Tirta (Instagram @killingmeinside)

Ketika ditinggalkan Onad, Killing Me Inside memutuskan untuk menggantinya dengan vokalis perempuan, Vira Razak. Awalnya, fans tidak menerima begitu saja kehadiran Vira. Meski berparas cantik, para Street Team (sebutan penggemar Killing Me Inside) lebih menyukai sosok Onad yang identik dengan band ini. Vira kemudian mengambil cuti panjang karena melangsungkan pernikahan. Pada masa ini, band merekrut Ayu Ratna mantan vokalis Garasi sebagai pengganti sementara. Tapi ternyata fans lebih menyukai Ayu ketimbang Vira. 

Di setiap penampilan panggungnya, vokalis yang kemudian menjadi istri gitaris Joshapat ini bahkan mampu menunjukan aksi gemilang sambil sesekali bermain gitar. Formasi ini lantas menghasilkan single 'Fractured' dan 'Luka'.  Ayu kini sedang menjalani masa cuti. Untuk sementara, posisinya digantikan mantan vokalis Saint Loco, Joe Tirta dalam sebuah proyek kolaborasi.

5. Dewa 19

Dewa 19 dengan Dul Jaelani (Instagram @De19wa)

Kejeniusan Ahmad Dhani harus diacungi jempol. Keberaniannya dalam merekrut Once untuk menggantikan Ari Lasso tentu sudah melalui proses penggodokan dan pemikiran yang panjang. Merekrut vokalis dengan karakter suara yang berbeda dibandingkan vokalis sebelumnya tentu bukanlah hal yang mudah. Tapi Dhani berhasil melewati semua cobaan.

Sebagai pelahap segala jenis musik, ia mencoba memadukan serapan-serapan dari Queen, Toto hingga musik modern dengan karakter vokal unik Once yang memiliki warna ala Sting. Hasilnya, barisan album Dewa dengan tingkat musikalitas 'bintang lima' berdiri sejajar dengan album-album Dewa di era Ari Lasso. Satu hal yang disayangkan, Dhani sering ikut-ikutan nyanyi. Itu saja.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Berjudi dengan Vokalis Baru

Link berhasil disalin!