Selang dua hari setelah menumpahkan emosi di lagu 'Kenapa Harus', Rachun melempar amunisi lainnya, yakni sebuah single berjudul 'Renovasi'.
Single ini turut ambil bagian dalam melengkapi babak baru Rachun menuju EP (album mini) kelima, 'Sotoy', yang dirilis Oktober mendatang.
Budaya kritik kini menjadi sebuah hal yang murah dan dapat dijangkau oleh berbagai lapisan masyarakat. Semua bisa mengadakan kritik sesuai porsi dan kebutuhan, baik kemasan botolan maupun sasetan, di warung di gang-gang atau di swalayan besar. Lalu, ada apa setelah kritik? Saran Rachun: Renovasi.
“'Renovasi' berisi slogan-slogan yang dirasa tepat untuk menggambarkan kondisi Indonesia yang semakin reyot. Sambil mengatasnamakan modernisasi, Indonesia semakin melupakan jati diri dan budayanya," kata Firas. Dalam siaran pers resmi Rachun.
"Sebagai sebuah negara pun, Indonesia gagal memajukan mental dan pola pikir masyarakatnya yang tetap mudah diadu-domba juga semakin sering mengkritik tanpa solusi,” lanjut dia.
Ditambahkan oleh Yudhis, lagu ini menjadi kritik atas dan bawah. Pun jadi pengingat untuknya setiap kali mau menuntut hak.
"Udah ngejalanin kewajiban dengan baik belum ya? Atau, gue udah ngasih apa sih sebelum minta?”. Lalu, ibarat membersihkan sebuah kamar yang sangat berantakan dan banyak sampah kesebar di sana-sini, renovasi dengan mengeluarkan semua isi kamar, buang yang ngga perlu, bersihin akarnya, dan berani mulai dari nol menjadi solusinya," jelas Yudhis.
'Renovasi' direkam secara live, di-mix langsung oleh Bayu Perkasa di Potsjam, dan di-master oleh Firas Raditya di studio Rekaman Pots. Lagu ini dirilis pada 27 September 2019 di layanan digital streaming seperti Spotify, Apple Music, Joox, dan Deezer.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: