(Kiri) Glyn Powell. (Daily Mail). (Tengah) Chuky (Wikipedia). (Kanan) Suzanne Capper (Daily Mail)
Nama Glyn Powell (58) sempat viral pada masanya, karea ia bersama tiga temannya tega membakar hidup-hidup seorang gadis berusia 16 tahun bernama Suzane Capper, di Greater, Manchester, pada 1992.
Sebelum dibakar hidup-hidup hingga akhirnya tewas mengenaskan, Suzzane sempat disiksa oleh pelaku selama beberapa hari. Saat melakukan penyiksaan, pelaku memutar lagu berjudul 'Hi, I'm Chuky' besutan 150 Volts.
Baca Juga: Kisah Pelakor Candy Montgomery yang Bantai Istri Sah pakai Kapak 41 Kali Bakal Dibuat Seri
Berasal dari keluarga broken home, Suzanne Capper adalah tipe gadis yang 'kurang kasih sayang' dan cenderung pendiam.
Dia tidak pernah mengenal ayah kandungnya, dan ibunya meninggalkan Suzzane ketika telah bercerai. Ia pun akhirnya tinggal bersama ayah tirinya, ditemani kakak perempuannya yang bernama Michelle Capper.
Pada 1992, saat usianya menginjak 16 tahun, Suzanne mulai bolos sekolah dan kehadirannya bisa dihitung dengan jari.
Usut punya usut, alasan utama mengapa Suzzane sering kali bolos adalah karena ia kerap mampir ke rumah Jean Powell, wanita 26 tahun yang tinggal di Langworthy Road bersama ketiga anaknya.
Saat berusia 10 tahun, Suzanne biasa diasuh oleh Jean Powell, mengingat Suzzane tidak memiliki orang tua yang benar-benar mengasihinya.
Rumah Jean Powell adalah pusat perdagangan narkoba, perdagangan mobil curian, dan pesta seks, sehingga sering didatangi oleh orang-orang dengan niat jahat.
Kakak perempuan Suzanne, Michelle Capper, juga pernah tinggal bersama Jean Powell, tetapi pindah setelah dua bulan karena kegiatan kriminal yang terjadi di sekitar rumah Powell membuatnya tidak nyaman.
Ayah tiri Suzanne Capper, John, mengatakan,
"Saya mencoba menghentikan Suzanne pergi ke sana, tetapi dia memiliki kemauan yang sangat kuat," katanya, dilansir dari Medium.
Rumah ini adalah tempat Suzanne berkenalan dengan kelompok yang menyiksanya selama berhari-hari dan akhirnya membunuhnya.
Teman Jean Powell, Bernadette McNeilly, tinggal beberapa rumah dari rumahnya dan memiliki tiga anak. Dia adalah seorang pecandu narkoba yang terkenal dan sering mengunjungi tempat Powell, sehingga kedua temannya memutuskan McNeilly untuk pindah bersama anak-anaknya ke rumah Powell suatu hari nanti.
Suzanne berkenalan dengan McNeilly dan beberapa temannya di tempat Powell. Namun siapa sangka, pertemuannya itu tenyata membawa malapetaka yang membuat nyawa Suzanne melayang.
Glynn Powell (29) suami Jean juga masih sering mengunjungi rumah itu. Dia adalah seorang narapidana kasus perampokan, pencurian, dan masih banyak yang lainnya lagi.
Anthony Dudson (17), adalah pacar McNeilly, tetapi dia juga diketahui sering tidur dengan Jean. Ada pula Jeffrey Leigh yang merupakan pacar Jean, yang berusia 27 tahun. Kemudian, ada Clifford Hayes (18), adik laki-laki Jean dan mantan pacar Suzanne.
Di rumah Jean, mereka semua menindas Suzanne dengan semena-mena. Namun, Suzanne tidak pernah melawan dan membiarkan semua orang di rumah itu menindasnya, dengan alasan beberapa kali mereka masih memberikan perhatian yang sangat ia inginkan.
Selain sering menyiksa Suzanne, Jean Powell juga memaksa Suzanne untuk bekerja. Namun, hampir seluruh penghasilannya diambil oleh Jean dan Suzanne hanya mendapatkan sisanya saja.
Intensitas penyiksaan terhadap Suzanne oleh kelompok itu semakin hari semakin menggila. Bukan hanya disiksa, Suzanne juga kerap dituduh mencuri barang-barang di rumah Jean, yang diikuti dengan pukulan keras.
Pada bulan Desember 1992, keadaan berubah dari buruk menjadi lebih buruk ketika Jean Powell, McNeilly, Glynn, dan Dudson terinfeksi 'kutu kemaluan' dan menuduh bahwa Suzanne adalah biang keroknya.
Tak tahan, Suzanne sempat kembali ke rumah ayah tirinya, John.
Pada tanggal 7 Desember 1992, kelompok kriminal itu menculik Suzanne ke rumah Jean Powell. Di sana, Glynn Powell mencukur rambut, alis, dan rambut kemaluan Suzanne.
Sementara itu, Anthony Dudson meletakkan kantong plastik di atas kepalanya dan memukul kepalanya beberapa kali. Mereka melepasnya hanya ketika dia pingsan karena kekurangan oksigen.
Mereka mengikatnya ke tempat tidur dan memukuli Suzanne dengan menggunakan ikat pinggang hingga sendok kayu. Tidak cukup sampai disitu, kelompok itu memaksa Suzanne untuk tidur di dalam lemari kayu.
Disana, Suzanne terus berteriak, dan anak-anak Powell serta McNeilly mulai ketakutan, karena teriakan dari mulut Suzanne semakin lama semakin keras. Maka dari itu, Suzanne dibawa ke rumah kosong milik Bernadette McNeilly di Langworthy Road.
Selama 5 hari di rumah McNeilly, Suzanne mendapatkan siksaan yang tidak kunjung henti, mulai dari disundut rokok, disuntik amfetamin, hingga diikat ke rangka tempat tidur dan menjadi sasaran serangan fisik serta seksual yang menyakitkan.
Kelompok itu terus-menerus mengejeknya dengan mengatakan, "Chucky akan datang untuk bermain".
Mereka juga memaksanya untuk mendengarkan lagu 150 Volts berjudul 'Hi, I'm Chuky (Wanna Play?) dengan volume penuh menggunakan headphone di telinganya.
Masih belum puas, mereka pun memandikan Suzanne di dalam bak berisi cairan desinfektan dan menggosok tubuhnya dengan sikat kaku sampai kulitnya mulai terkelupas.
Pada hari terakhir penyiksaannya, kedua lengan Suzanne patah, tubuhnya dipenuhi bekas luka bakar, beberapa giginya hilang yang dicabut paksa, dan seluruh kulitnya memerah.
Pada 14 Desember 1992, kelompok itu memasukkan tubuh Suzanne yang sudah tidak berdaya ke dalam bagasi mobil dan membawanya ke daerah terpencil.
Mereka memaksa Suzanne Capper yang telanjang bulat masuk ke dalam parit yang dipenuhi duri dan dahan. Terakhir, mereka menyiram tubuhnya dengan bensin sebelum membakarnya hidup-hidup dan meninggalkan Suzanne sendirian.
Ketika rombongan itu pergi, dengan luka bakar disekujur tubuhnya dan sisa-sisa tenaganya, Suzanne berhasil keluar dari parit dan merangkak ke jalan raya terdekat di mana dia bisa meminta bantuan.
Di jalan, Suzanne bertemu dengan Barry Sutcliffe dan membawanya ke rumah sakit. Empat hari kemudian, pada 18 Desember, Suzanne meninggal.
Baca Juga: Banyak yang Belum Tau, Lukisan Ikonik di Film Titanic Ternyata Karya James Cameron Lho!
Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Suzanne sempat mengatakan bahwa pelaku yang membuatnya sengsara adalah Jean Powell dan teman-temannya.
Polisi langsung bergerak cepat dengan menggeledah rumah Powell, dan menemukan sejumlah barang bukti. Beberapa bagian tubuh Suzanne, seperti gigi dan rambut pun masih berserakan di rumah itu.
Para tersangka awalnya tidak mengakui perbuatannya, sampai pada akhirnya Anthony Dudson mengaku telah membunuh Suzanne, dengan dibantu teman-temannya. Pengakuan Anthony juga diikuti oleh temannya.
Dalam persidangan yang berlangsung selama 22 hari, Powell, McNeilly, Glynn, dan Dudson didakwa dengan pembunuhan, pemenjaraan palsu, dan niat untuk melukai tubuh korban.
Powell, McNeilly, dan Glynn, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Dudson ditahan untuk waktu yang tidak ditentukan dengan kemungkinan pembebasan bersyarat setelah 18 tahun. Clifford Hayes dan Jeffrey Leigh masing-masing dijatuhi hukuman penjara selama 15 dan 12 tahun.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: