Grup musik HADSON. (Dok. Pribadi)
INDOZONE.ID - Grup musik rock alternatif asal Bogor, HADSON, telah meluncurkan album perdana mereka yang bertajuk "Animal Matters". Album ini merupakan kelanjutan dari tiga lagu mereka sebelumnya, yaitu "It's Mine" (24 Februari 2023), "Hi Thanks Pardon Me" (28 April), dan "Beat It Up" (16 Juni).
Proses pembuatan album "Animal Matters" dimulai empat tahun yang lalu, tak lama setelah pembentukan band ini. Rizky Djaling (vokal, gitar), Reza Septianto (gitar), Rega Zulkarnain (drum), dan Fitra Qodri (bass) mulai mengumpulkan materi lagu dan melaksanakan tahap produksi hingga akhirnya mastering di tahun 2022.
HADSON mengakui adanya sejumlah kendala selama proses produksi album ini, seperti perbedaan pendapat dan kesalahan komunikasi yang umum terjadi dalam industri kreatif.
"Namun setelah menyatukan visi dan misi, Alhamdulillah, kami berhasil mengatasi fase tersebut. Salah satu kesulitan utama kami dalam membentuk band baru adalah mencari individu yang mendukung band kami dan dapat bekerja sama dengan baik," ungkap Fitra Qodri.
Baca Juga: Siap-Siap, Jimin BTS Akan Merilis Versi Vinyl Dari Album Solo Debut-nya 'FACE'!
Grup musik HADSON. (Dok. Pribadi)
Lirik lagu menjadi salah satu keunggulan utama HADSON dalam album ini, yang dihadirkan dalam bingkai musik rock alternatif era 90-an. Musik mereka begitu energetik dan memikat.
"Referensi musik kami sangat beragam, diilhami oleh band seperti Radiohead, Foo Fighters, The Rasmus, Soundgarden, Nirvana, Vamp, Incubus, dan Silverchair. Yang menjadi benang merah adalah lagu-lagu yang mengiringi kami di era 90-an ketika musik alternatif mendominasi di MTV," jelas Reza Septianto.
Lirik dalam album ini mengandung pesan-pesan tentang pandangan HADSON terhadap kehidupan orang lain. Mereka menyampaikan pesan tentang kesantunan dalam hidup sehari-hari, semangat untuk menghadapi ujian hidup, dan tekad untuk tidak menyerah.
HADSON telah memilih "Case Break" dan "Preachender" sebagai lagu unggulan dalam album ini, karena keduanya dianggap sangat menginspirasi dalam menghadapi kehidupan. "Case Break" menceritakan perjuangan seseorang dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, tanpa memedulikan risiko yang harus dihadapinya.
Baca Juga: Fostan Rilis Single Baru Lepas Semua dengan Nuansa Rock Alternatif Ala '90-an
Sementara "Preachender" mengangkat cerita tentang individu yang cepat menghakimi orang lain tanpa introspeksi diri, yang berujung pada kata-kata merendahkan dan merusak orang lain.
Selama proses pembuatan album ini, HADSON mengakui telah belajar banyak tentang pemilihan lagu, mengendalikan ego, dan memahami satu sama lain. Oleh karena itu, HADSON meyakini bahwa para pecinta musik di Indonesia harus mendengarkan album ini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: