"Saya kagum bagaimana orang-orang di sana tidak peduli membagikan wajah mereka di seluruh internet, haha. Mengesankan."
"Masalahnya adalah gambar-gambar seperti itu dijual. Kita seharusnya tidak membeli data dari fansite seperti itu."
"Malu bagi Korea..."
"Saya khawatir dengan petugas yang ditolak. Bagaimana jika mereka terluka? Saya harap mereka menggugat. Ini membuat saya sangat kesal. Saya tidak percaya bahwa pria-pria Korea melakukan hal yang sama seperti di sini.”
"Mereka pasti akan mendapatkan banyak uang, jika pria-pria itu menerima pesanan untuk dua hingga tiga anggota per grup. Haha. Saya tidak percaya bahwa mereka memilih untuk beraksi di luar negeri seperti itu. Aigoo."
Baca Juga: Siap-Siap! Golden Disc Awards ke-38 akan Digelar di Jakarta Pada Januari 2024
Fansite Korea bikin rusuh GDA Jakarta.
"Saya pernah melihat pria-pria itu sebelumnya! Ketika petugas tempat acara menemukan mereka dan mencoba mengusir mereka, mereka menolak dan mulai menjadi kasar. Saya bilang kepada mereka untuk keluar karena mereka mengganggu orang lain yang ingin menikmati pertunjukan. Mereka tidak mendengarkan. Mereka berlama-lama selama sepuluh menit, menjadi benar-benar menjengkelkan."
"Orang-orang gila. Saya bertanya-tanya apakah mereka akan berperilaku sama jika petugas keamanan jauh lebih besar dari mereka."
Kejadian ini menunjukkan bahwa meskipun acara K-Pop menyatukan penggemar dari berbagai negara, tindakan individu tertentu dapat merusak pengalaman bersama.
Hal ini juga menyoroti pentingnya penghargaan terhadap aturan dan perilaku yang pantas dalam setiap acara publik, terutama dalam merespons kehadiran para fansite yang kadang-kadang bertindak di luar batas yang pantas dan mengganggu keamanan serta kenyamanan orang lain.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Koreaboo