Mike Shinoda sukses menghipnotis para penggemarnya di Hall D JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (4/9) malam. Dalam konser bertajuk 'Post Traumatic Tour 2019', vokalis/rapper band numetal Linkin Park itu menyuguhkan repertoar yang sarat emosional.
"Terima kasih,' teriak Shinoda, menyapa para penonton yang memenuhi venue. Single terakhir dari Fort Minor yang dirilis empat tahun lalu, 'Welcome', lantas dipilih sebagai penyibak tirai konser sekitar pukul 20.40 WIB
Mengenakan kaos putih bertuliskan 'Pleasures' dan celana hitam, Shinoda kemudian membawakan 'Watching As I Fall' dari album solonya, 'Post Traumatic' (2018). Disusul nomor berorientasi hip hop milik Linkin Park, 'When They Come For Me' dari album 'A Thousand Suns' (2010).
Seusai lagu ketiga, penonton meneriakan nama Linkin Park berulang kali, membuat vokalis yang juga mahir memainkan gitar, synthesizer dan kibor ini harus memberi pengertian kepada mereka maksud dari konsernya di Jakarta.
"Kedatangan saya ke sini untuk memperkenalkan album solo saya. Ini semacam buku harian untuk menumpahkan perasaan saya dan pemikiran saya di setiap lagu," jelas dia.
"Tapi, kita akan menuju ke sana (lagu-lagu Linkin Park)," lanjut Shinoda yang disambut tepukan tangan penonton.
Setelah membawakan beberapa nomor lain dari album solonya, Shinoda lantas memainkan 'Iridescent' (Linkin Park) yang disambut kur spontan para penggemarnya. Sementara 'Where'd You Go (Fort Minor), sukses mengembalikan bobot gairah fans yang sempat mengendur akibat terbawa suasana sentimentil.
Chester Bennington tiba-tiba terasa hadir di antara kerumunan ketika Shinoda memainkan intro lagu 'Numb' dengan kibornya. Tanpa komando, part vokal Chester pun diambil alih penonton dari awal sampai akhir. Tampak dari layar raksasa di kiri dan kanan panggung, sebagian dari mereka bernyanyi dengan iringan tetes air mata.
Nomor-nomor Linkin Park lainnya, semisal 'In The End', 'Heavy', dan 'A Place For My Head' juga menggema di langit-langit Hall D JIExpo. Yang disebutkan terakhir dibawakan bersama Don Broco, band yang didaulat sebagai pembuka konser gawean Widelanes dan Beatnation Asia ini.
Sebelum melantunkan 'In The End' - lagu yang mengangkat popularitas Linkin Park di semesta musik metal modern - Shinoda mengenang sosok Bennington sembari berpesan agar para penggemarnya tetap menyalakan api semangat rekannya dalam kehidupan sehari-hari.
"Di lagu ini, dengan semangat seperti itu (semangat Chester), maukah kalian membantu saya?" ujar Shinoda sebelum bernyanyi.
Mereka pun teriak histeris seraya menyanggupi permintaan Shinoda. Sementara beberapa fans di bagian depan terlihat memegang kertas bertuliskan 'Make Chester Proud'. Suasana semakin larut dalam kenangan akan Bennington.
Selepas encore alias pura-pura pamit, Shinoda kembali menghidangkan nomor Linkin Park, 'Robot Boy. Dilanjutkan dengan 'World's on Fire', It's Goin' Down (X-Ecutioners cover), 'Remember the Name' (Fort Minor), dan ditutup dengan medley 'Good Goodbye' dan 'Bleed It Out' (Linkin Park) serta 'Running From My Shadow'. Sambil merapatkan kedua tangannya dan menundukan kepala, Shinoda (kali ini benar-benar) pamit ke belakang panggung.
Mengacu pada website mikeshinoda.com, setelah memuaskan para penggemarnya di Jakarta, Shinoda akan mengguncang Manila, Filipina pada 6 September dan menerjang Nagoya, Jepang dua hari kemudian.
Mike Shinoda Sudah Move On
Sedikit menengok ke belakang. Awal 2018 Shinoda merilis album mini (EP) bertajuk 'Post Traumatic' sebagai penghormatan kepada sahabatnya, Chester Bennington yang mengakhiri hidup dengan cara gantung diri pada musim panas 2017. Album ini berisi tiga lagu yang semuanya berkisah tentang Bennington.
Shinoda lantas mengumumkan jadwal petunjukan solo pertamanya sejak ditinggal Bennington melalui akun Twitter-nya. Dia tampil di festival Identitiy LA di Los Angeles pada 12 Mei 2018, sebuah acara gratisan untuk merayakan Asian Pacific American Heritage Month.
"I will be playing #IdentityLA2018 on May 12th. *Free* show at Grand Park in downtown LA to celebrate Asian Pacific American Heritage Month." tulisnya.
Ini merupakan kemajuan bagi Shinoda yang sebelumnya merasa tidak percaya diri lagi menulis lagu. Kepada majalah Kerrang! ia mengungkap betapa sulitnya membuat lagu setelah ditinggal kolaboratornya, Bennington.
"Satu pekan setelah Chester (Bennington) meninggal, rencana memasuki studio benar-benar berubah menjadi sebuah ketakutan," kata Shinoda. Melansir NME, Kamis (5/9).
"Bukan hanya (ketakutan akan) mengeluarkan ide sebuah lagu. Tapi, dalam situasi ini, ada ketakutan lain bagi kami, 'Bagaimana jika saya tidak mampu membuat lagu bagus lagi (tanpa Chester)," tandasnya.
Kini Shinoda sudah move on. Album mininya telah disempurnakan menjadi sebuah album penuh pada Juni 2018. Gelaran tur dunia pun membawanya hingga ke Indonesia. Ya, Mike Shinoda telah membuat Chester Bennington bangga.
Artikel Menarik Lainnya:
-
Dua Lipa Lebih Dewasa di Album Barunya
-
Kecelakaan Mengerikan Musisi di Atas Panggung
-
Menanti Kinerja Artis yang Lolos ke Senayan
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: