Selasa, 22 APRIL 2025 • 17:45 WIB

Mengulik Tanjidor: Dari Musik Kolonial ke Identitas Budaya Betawi

Author

ilustrasi alat musik tanjidor (Pinterest.com/dailysia.com)

INDOZONE.ID - Orkes Tanjidor adalah sebuah kesenian khas Indonesia, lebih tepatnya masyarakat Betawi yang diperkirakan muncul pada abad ke-18, kemudian mulai populer dan tertata pada abad ke-19.

Orkes ini merupakan perpaduan antara alat musik Barat dengan alat musik tradisional yang digunakan pada acara-acara tertentu, seperti pernikahan atau penyambutan tamu.

Kemunculan Tanjidor di abad ke-19 dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti konsolidasi kekuasaan kolonial Belanda yang meningkatkan kehadiran korps musik militer Belanda di Batavia.

Akses terhadap instrumen musik Eropa yang semakin mudah melalui perdagangan, serta inisiatif dan kreativitas masyarakat pribumi dalam mengadaptasi alat musik Eropa dengan tradisi musik lokal.

Baca Juga: Hammersonic Convention Menuju Satu Dekade, Hadirkan Thy Art Is Murder sebagai Bintang Utama

Peran keluarga-keluarga Belanda kaya dan elite pribumi yang memiliki kedekatan dengan budaya Eropa juga berkontribusi pada perkembangan awal Tanjidor dengan memberikan kesempatan bagi pekerja pribumi untuk belajar memainkan alat musik Eropa dan mengembangkan kelompok musik mereka sendiri.

Pada awal kemunculannya di abad ke-19, Tanjidor memiliki karakteristik yang sederhana dengan formasi instrumen yang fleksibel, terdiri dari alat musik tiup Eropa dan perkusi lokal.

Repertoar awal kemungkinan besar terdiri dari melodi-melodi Eropa sederhana yang diadaptasi, dengan fungsi yang lebih informal dalam acara-acara masyarakat pribumi.

Keterampilan bermain musik Tanjidor diturunkan secara lisan dan melalui proses belajar otodidak, tanpa notasi musik Eropa yang formal. Penyebutan nama "Tanjidor" juga diperkirakan mulai mapan pada abad ke-19.

Baca Juga: Iskandar Widjaja Sukses Gelar Konser Musik Klasik, Bawa Penonton ke Instrumen yang Penuh Rasa

Nama ini kemungkinan berasal dari bahasa Portugis "tangedor," yang mengindikasikan pengaruh awal dari interaksi dengan bangsa Eropa selain Belanda di Batavia pada masa lampau.

Adopsi nama ini menunjukkan identifikasi diri dari ansambel musik ini sebagai sebuah entitas yang berbeda. Tanjidor hingga saat ini masih menjadi bagian kebudayaan dari masyarakat Betawi, perpaduan yang unik menjadikan ciri khas dari orkes ini.

Hingga saat ini, khususnya masyarakat Betawi masih menggunakan orkes Tanjidor untuk beberapa cara penting, seperti pernikahan atau penyambutan tamu, sama seperti dulu orkes Tanjidor digunakan.

Orkes ini merupakan simbol dari perpaduan budaya antara Indonesia dengan Belanda yang kemudian menciptakan melodi yang unik yang banyak disukai oleh masyarakat, hingga menjadi bagian dari budaya yang tidak dapat terpisahkan.

Meski mengalami beberapa perubahan perkembangan di masa-masa sebelumnya, namun orkes ini masih menunjukkan eksistensinya sebagai budaya kebanggaan masyarakat Betawi hingga saat ini.


Banner Z Creators Undip.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Jurnal Akuntansi Multiparadigma

Tags