Kategori Berita
Media Network
Rabu, 16 AGUSTUS 2023 • 18:25 WIB

Pameran Seni 'Indonesia: The Land of Art' Siap Digelar di Bali, 12 Seniman Pamerkan Karyanya

Pameran Studio Seni Langsung di Lobi Pendopo resor yang mengundang para penggemar seni dari 11 Agustus hingga 3 November 2023. (Dok. Apurva Kempinski Bali)
INDOZONE.ID
- Kamu suka seni dan kebetulan mau liburan ke Bali di Agustus ini? Ada pameran seni keren yang bisa kamu lihat loh.

Apurva Kempinski Bali berkolaborasi dengan Kita Art Friends, komunitas seni asal Bali, mempersembahkan 'Indonesia: The Land of Art'. Pameran Studio Seni Langsung di Lobi Pendopo resor yang mengundang para penggemar seni dari 11 Agustus hingga 3 November 2023.

Pameran ini meng-highlight momen magis saat seni melampaui hambatan dan berbicara kepada setiap jiwa, terlepas dari latar belakang, hasrat, atau preferensi seseorang.

'Indonesia: The Land of Art' menampilkan warisan seni Indonesia yang dinamis dan beragam melalui pilihan karya seni dari seniman Indonesia yang terkenal dan baru. Berbeda dari pameran seni lainnya, pameran ini menghadirkan galeri seni kepada penontonnya.

Keajaiban artistik menunggu di setiap sudut Lobi Pendopo The Apurva Kempinski Bali, di mana studio seni hidup telah dirancang dengan cermat oleh Kita Art Friends untuk mewakili karakter masing-masing seniman.

Studio-studio ini memberi pengunjung pandangan sekilas ke dalam proses kreatif para seniman sementara pada saat yang sama, lingkungan baru dapat mendorong inspirasi untuk mahakarya para seniman yang akan datang.

Sebanyak 12 seniman bergiliran menampilkan karya terbaik mereka di 4 studio seni langsung selama 3 bulan mendatang.

Baca Juga: Lestarikan Lingkungan, Seniman Ari Bayuaji Perkenalkan Karya 'Menenun Laut' Kolaborasi Apurva Kempinski Bali

General Manager The Apurva Kempinski Bali, Vincent Guironnet mengatakan, melalui 'Indonesia: The Land of Art', kita dipersatukan melalui seni saat merayakan keindahan dan semangat Indonesia melalui kreativitas.

"Budaya apresiasi tulus kami kepada talenta luar biasa yang telah memberi kami keistimewaan wawasan tentang esensi seni rupa Indonesia dan untuk menjembatani tradisi dengan modernitas," ucap Vincent.

Pameran Studio Seni Langsung di Lobi Pendopo resor yang mengundang para penggemar seni dari 11 Agustus hingga 3 November 2023. (Dok. Apurva Kempinski Bali)

Selain studio seni, pengunjung akan mendapat hak istimewa untuk mengagumi mahakarya abadi dari seniman legendaris Indonesia; Hendra Gunawan, Nuraeni Hendra Gunawan, dan Made Wianta.

Setiap karya seni yang dipamerkan telah dikuratori dengan hati-hati oleh Rizki A. Zaelani, Savitri Sastrawan, dan Yudha Bantono dengan indah mencerminkan hubungan mendalam para seniman dengan asalnya, menawarkan perspektif unik tentang masyarakat kontemporer sambil mempertahankan esensi tradisi.

Empat seniman pertama yang menampilkan karyanya di panggung studio seni hidup adalah Ugo Untoro, Nyoman Erawan, Made Wiradana, dan Vincent Prijadi. Studio live art dari seniman terkemuka Indonesia, Ugo Untoro, merepresentasikan gaya khasnya yang energik, mentah, dan edgy yang dipengaruhi oleh budaya jalanan dan seni grafiti dalam menggambarkan emosi universal dan kepedulian masyarakat melalui ekspresi yang meresahkan di kanvasnya.

Baca Juga: Gokil! Ukir Sendal Jepit Jadi Karya Seni, Pria Sukoharjo Banjir Pesanan dari Turis Prancis

Nyoman Erawan juga mengekspresikan kreativitasnya di atas panggung. Ia sangat berpengaruh bagi dunia seni rupa selama lebih dari empat dekade.

Nyoman menonjolkan nilai-nilai artistik yang rusak dari sisa-sisa pola bakaran dalam prosesi Ngaben atau Ngaben Bali melalui lukisan, patung, instalasi seninya.

Sementara itu, di studio Made Wiradana, Gayanya yang jenaka namun kontemporer tergambar melalui guratan-guratan pada lukisannya yang memancarkan keyakinannya bahwa masa lalu tidak akan pernah bisa hilang dari kesadaran manusia.

Melengkapi barisan yang luar biasa adalah seniman baru berbakat dari Surabaya – Jawa Timur, Vincent Prijadi Purwono yang memanfaatkan lukisan sebagai media untuk mengekspresikan emosinya dan mengomunikasikan perspektifnya yang unik melalui karya seni yang rumit dan bersemangat yang menawarkan sekilas fokus dan kognitifnya yang luar biasa proses.

Bulan berikutnya, Dicky Takndare, Dedy Sufriadi, Npaaw, dan Ida Bagus Indra mengambil alih panggung 'Indonesia: The Land of Art'. Berasal dari Papua, karya seni Dicky Takndare yang berani menggambarkan dinamika sosial budaya dan elemen budaya lokal untuk mengadvokasi peningkatan kemanusiaan Papua melalui keterlibatan masyarakat yang kuat.

Sementara itu, studio Dedy Sufriadi menghadirkan karya-karya kontekstual konseptual dengan gaya artistik khas yang memadukan unsur tekstual dan simbolik ke dalam ekspresi abstrak yang rumit yang mengingatkan kita pada warisan sastra Indonesia.

Baca Juga: Seru! Saat Gen Z Bali Ngomongin Konten hingga Kriteria Pemimpin Masa Depan

Tahap selanjutnya menunjukkan gaya surealis NPAAW yang gemar menggunakan hewan dan tumbuhan sebagai idiom untuk mencerminkan opini, pengalaman, dan parodi atas berbagai isu, terutama melalui simbolisasinya yang dikenal manusia.

Perjalanan dilanjutkan oleh Ida Bagus Indra, atau yang dikenal dengan IBI, menampilkan karya-karyanya yang menangkap budaya Bali dengan latar belakang minimalis, latar depan yang hidup, dan tekstur yang rumit, menawarkan wawasan mendalam tentang interaksi iman dan keindahan.

Akhirnya Kun Adnyana, Sutjipto Adi, Lugas Syllabus, dan Made Arya Palguna naik panggung untuk epilog 'Indonesia: The Land of Art'. Studio seni langsung dari Made 'Kun' Adnyana yang terkenal, memamerkan ciri khasnya dan sapuan seni kontemporer pemenang penghargaan pada gambar tinta yang digabungkan dengan warna akrilik yang dipengaruhi oleh studinya tentang seni Bali dan sejarah seni, yang bertujuan untuk menghadirkan relevansi memori kolektif kuno kepada generasi baru, sekaligus menjabat sebagai Rektor dan Associate Professor di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Bali.

Nikmati pula karya naratif Made Arya Palguna yang kerap menampilkan gaya melukis makhluk hidup yang berbeda seperti manusia, hewan, dan tumbuhan yang menjadi simbol kritik sosial, lelucon, dan parodi terhadap kehidupan kita sehari-hari, yang digambarkan dalam berbagai media seperti lukisan, patung, dan instalasi seni.

Art Director Kita Art Friends Abdes Prestaka, sangat senang dan berterima kasih telah diberi kesempatan untuk bekerja sama dengan The Apurva Kempinski Bali untuk 'Indonesia: The Land of Art'. Apalagi bisa menunjukkan karya ke khalayak yang lebih luas dengan konsep studio seni yang unik adalah suatu kehormatan sejati bagi komunitas seni.

"Kami berharap dapat memicu lebih banyak minat untuk mengapresiasi kancah seni rupa Indonesia melalui sesi interaktif dengan seniman kami dan karya seni luar biasa yang dipamerkan. Terima kasih telah berbagi panggung dengan kami untuk memperkuat identitas dan rasa seni rupa visual Indonesia," ujarnya.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Press Release

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Pameran Seni 'Indonesia: The Land of Art' Siap Digelar di Bali, 12 Seniman Pamerkan Karyanya

Link berhasil disalin!